Chapter 3. 2

1.6K 215 37
                                    

Happy reading
And
Sorry for typo

*****

"Tidak...Tidak...TIDAK, LAUREN JANGAN TINGGALKAN EOMMA!!! LAUREN " Kyuhyun memeluk erat Seohyun dari belakang untuk menenangkan sang istri.

Dirinya masih terlalu shock saat menerima kabar buruk ini, meskipun sudah mempersiapkan diri tetap saja hati Kyuhyun sama rapuhnya akan Seohyun.

Lelaki itu tetap memeluk erat Seohyun meskipun wanita itu memberontak dan menangis histeris, dirinya merasa bersalah karena tidak dapat melakukan hal apapun. Dirinya menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi pada keluarga kecilnya.

"Tidak..kau tidak bisa tinggalkn eomma...Lauren, bangun sayang. Kau sudah berjanji akan sembuh, eomma berjanji akan selalu menemani Lauren, eomma tidak akan menangis tetapi eomma mohon bangun sayang...bangun..."

"Maaf...maaf..." bisikan dan isakan kecil itu membuat Seohyun melemas dan bersandar pada dada sang suami, keduanya merasakan kehilangan yang sama, menyebabkan rasa sesak itu semakin dalam.

"Lauren kita...Lauren kecil kita..." isaknya lirih, Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya. Meyakinkan diri sendiri dan Seohyun, bahwa ini yang terbaik.

Ini takdir yang Tuhan tentukan, mereka tidak dapat berbuat apapun bukan selain menerima dan tetap menjalani kehidupan untuk kedepannya.

"Ssstt, jangan menangis. Kau sudah berjanji tidak akan menangis di depan putri kecil kita bukan?" ujar Kyuhyun dengan suara bergetar, meskipun air mata melinang, Seohyun hanya mengangguk mengiyakan.

Perlahan wanita itu melepaskan pelukan Kyuhyun dan mendekat pada tubuh dingin Lauren, mengelus lembut dahinya dan mencium berkali-kali wajah tenang itu. Hatinya tak bisa jika melepaskan putri kecilnya itu, tetapi dirinya juga tak bisa membiarkan Lauren terus seperti ini. Dengan langkah pelan dan tubuh bergetar Seohyun kembali mendekat .

"Selamanya kau adalah putri terbaik yang eomma miliki...kau...selamanya hidup di hati eomma" bisik Seohyun diantara isakan miliknya yang semakin keras.

Dibelakangnya, Kyuhyun juga mendekat. Tangan kekarnya mengelus lembut rambut Lauren dan menatap lembut putri kecilnya.

"Tenang disana ya sayang, kau tetap putri terbaik eomma dan appa." ujarnya lembut tak lupa dengan mencium dahi Lauren lama, mencoba merasapi untuk terakhir kalinya. Keduanya pun memeluk tubuh Lauren dengan erat, tak peduli seberapa dingin tubuh itu dan lemahnya. Karena hati mereka berdua lebih rapuh.

*****

Kaki-kaki itu segera melangkah meninggalkan tempat pemakaman, menyisakan empat pasang suami istri yang masih setia berada pada pusaran makam tempat putri kecil Keluarga Cho dimakamkan.

Seohyun sendiri masih terduduk disamping makam sang putri ditemani oleh sang sahabat Sooyoung, hingga sang eomma dan mertuanya ijin untuk mengurus keperluan di rumah mereka karena tamu masih silih berganti berdatangan. Seohyun hanya mengangguk singkat, tatapan hampanya masih setia memandang nama diatas batu nisan itu. Membuat dadanya masih terus sesak tiada henti.

Kyuhyun sendiri hanya berdiri dengan tanpa emosi, kedua matanya terpasang kacamata hitam untuk menyembunyikan apapun yang bersarang dalam benaknya. Changmin yang berada disampingnya hanya dapat terdiam, dirinya tahu bahwa saat ini yang dibutuhkan Kyuhyun hanya keikhlasan dalam hati dan waktu untuk menerima semuanya, jadi Changmin tidak perlu untuk sok bijak dengan ucapannya agar Kyuhyun terhibur, itu tidak diperlukan.

"Dia...Dia selalu menangis jika tahu aku ataupun oppa menangis, tetapi dia sudah menjadi gadis kecil yang kuat akhir-akhir ini." bisik Seohyun bercerita, Sooyoung mengelus pelan bahu sang sahabat mencoba menyalurkan kekuatan agar wanita itu dapat menerima semua takdir Tuhan.

STAY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang