Chapter 3

1.8K 211 47
                                    

Happy reading
And
Sorry for typo

*****

Lauren menekuni dirinya untuk memberi warna pada bunga yang telah dirinya gambar, pagi ini gadis kecil itu kembali sendirian dan hanya ditemai seorang suster karena sang appa dan eomma tengah berada di gereja. Terlebih sebentar lagi Dokter Jonghyun akan segera tiba untuk memulai kemoterapi.

Saat gadis kecil itu tengah fokus mewarnai, tiba-tiba gerakkannya terhenti saat merasakan sesuatu yang kental dan panas melelah dari kedua hidungnya. Dengan tangan bergetar, gadis kecil itu menyeka darah yang keluar. Dirinya tidak ingin menangis, dirinya takut jika menangis, eomma dan appanya akan melihat dan ikut membuat kedua orang yang paling dirinya sayangi menangis.

"Lauren butuh ini?" tiba-tiba sebuah sapu tangan putih terulur, Lauren mendongak dan menatap Dokter Jonghyun yang nenatapnya lembut.

"Lauren tidak menangis Paman Dokter, Lauren sudah berjanji kepada Tuhan untuk tidak menangis dan membuat eomma ikut menangis" bisik Lauren lirih yang membuat Jonghyun terpaku, hatinya bergetar mendengar penuturan Lauren. Gadis sekecil ini dapat berpikir sejauh itu, benar-benar membuat Jonghyun tersentuh.

"Eomma dan Appa Lauren tidak akan melihat ini, maka dari itu ayo kita seka dulu" ujar Jonghyun lembut, tangannya segera menyeka darah Lauren dengan sapu tangan miliknya dan mengeles lembut rambut gadis kecil itu.

"Paman Dokter, apa Lauren akan sembuh? Bila tidak sembuh, apa Lauren akan ditinggalkan oleh appa dan eomma?" Jonghyun menghentikan gerakan sapu tangannya yang masih menempel pada hidung kecil Lauren.

Gadis itu menatap Jonghyun menanti jawaban dengan wajah pucat miliknya yang seketika dapat membuat hati Jonghyun sesak, dirinya sering ditinggalkan oleh pasien yang sudah tidak dapat menahan sakit tetapi baru kali ini lelaki itu merasa bahwa Lauren harus sembuh apapun yang terjadi.

"Dengar sayang, tidak akan ada yang pergi atau meninggalkanmu. Eomma, Appa, Juniel eonni dan Paman Dokter akan selaku disamping Lauren, maka dari itu Lauren harus semangat dan sembuh oke?" jelas Jonghyun pelan yang diangguki Lauren pelan.

"Nah sekarang ayo kita keruang terapi, eomma dan appa Lauren akan segera menyusul"

Dengan lembut dan penuh kehati-hatian, Jonghyun menggendong Lauren agar terduduk di kursi roda miliknya. Mendorong kursi itu menjauh dari ruang rawat Lauren yang hanya dijaga oleh satu suster kepercayaan Jonghyun.

*****

Seohyun menatap hampa kaca yang memperlihatkan sang putri kecilnya tengah mual dan keringay dingin yang sangat banyak, Lairen baru saja menjalani terapinya yang membuat gafis kecil itu kesakitan dan mual. Tetapi Jonghyun dan beberapa suster dengan sigap menangani Lauren.

Seohyun menghapus air mata miliknya menatap itu semua, disamping dirinya Kyuhyun menatap Lauren dengan ekspresi sendu. Merapatkan tubuh mereka, Seohyun memeluk pinggang Kyuhyhn yang dibalas dekapan hangat Kyuhyun pada pundaknya.

"Dia sangat kesakitan" bisik Seohyun lirih, air matanya menetes pada kemeja yang Kyuhyun kenakan.

"Sstt, dia kuat. Lauren bisa melewati ini sayang" balas Kyuhyun meyakinkan, tangannya terulur untuk menyeka air mata Seohyun.

"Jangan biarkan Lauren melihatmu menangis atau dia akan semakin sedih melihat eommanya menangis" lanjut Kyuhyun, Seohyun hanya dapat mengangguk dengan air mata yang masih turun semakin deras.

"Dia gadis kecil yang sangat kuat, seharusnya anda bangga karena belum tentu gadis kecil seusia dia dapat menahan sakit. Maaf aku lancang Nyonya Cho, tetap anda benar-benar beruntung memiliki Lauren "

STAY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang