Chapter 3. 3

3.6K 277 55
                                    

Happy reading
And
Sorry for typo

*****

Nyonya Cho dan Seohyun berhenti melangkah dan memilih untuk terdiam melihat Kyuhyun yang terduduk di lantai dengan sebelah tangannya membaca surat pemberian Lauren.

Awalnya, Seohyun hanya melihat bahwa tubuh itu menegang  sebelum akhirnya kepala Kyuhyun menunduk dengan bahu yang perlahan bergetar pelan. Seohyun tahu, bahkan suaminya selama ini berpura-pura tegar bahkan Seohyun juga menyadari selama dirumah Kyuhyun selalu menghindari sesuatu yang berbau Lauren. Seperti memasuki kamar gadis kecil mereka atau sekedar menatap foto Lauren.
Dan saat ini, mungkin adalah perasaan yang Kyuhyun tahan akan keluar.

Kedua mata Seohyun memanas melihat suaminya yang terlihat begitu terpukul, setelah seharian tak menunjukan ekspresi apapun. Malam ini, lelaki itu menangis dengan segenap hatinya. Seakan menumpahkan apa yang di rasakannya.

Seohyun perlahan melangkah dan ikut terduduk disampinh Kyuhyun, menarik lembut bahu itu dan memeluknya erat. Saat ini, gilirannya yang menjadi sandaran bagi suaminya itu.

"Seharusnya aku tak memintanya untuk menyerah, seharusnya aku tetap..." Kyuhyun tak sanggup lagi berbicara dan memeluk Seohyun semakin erat.

Kekosongan dalam hati mereka sama, mereka berdua kehilanhan bintang kecil yang selalu menemani hari-hari mereka beberapa tahun ini. Tetapi hari ini adalah hari terakhir mereka dapat menatap sosok tubuh kecil itu, senyum yang dulu terukir tak akan pernah terlihat lagi. Suara rengekan manja yang menghiasi rumah iti tak akan pernah terdengar lagi dan hal itu semakin membuat mereka merasa kesepian dan merasa gagal memjadi orang tua.

"Lauren...putri kita...seharusnya aku tak membuatnya menyerah.." bisik Kyuhyun kesakitan, seakan dadanya tengah tertusuk ribuan jarum.

Seohyun tak dapat berucap sepatah katapun, inikah yang Kyuhyun rasakan saat menenangkan dirinya? Mengucapkan perkataan yang menenangkan tetapi penuh dengan ketidaktahuan apakah ucapannya benar atau tidak. Karena jauh disudut hatinya yang terdalam, Seohyun juga masih menginginkan putri kecilnya dan menganggap bahwa semua yang terjadi adalah mimpi.

Changmin, Sooyoung dan Nyonya Cho memilih meninggalkan sepasang suami istri itu agar menenangkan diri. Mereka berdua sepertinya membutuhkan waktu bersama dan ketenangan dimana hanya diri  mereka sendiri yang dapat mengatasinya.

Ruangan yang tadinya dipenuhi oleh isak tangis Kyuhyun, perlahan menghilang. Kedua orang itu masih terus memeluk satu dama lain, bahkan Kyuhyun masih meremas surat buatan Lauren yang dibantu oleh Dokter Jonghyun.

"Seharusnya, aku meluangkan banyak waktuku untukmu dan Lauren.."

"Tidak, kita berdua yang salah. Seharusnya kita lebih memperhatikan Lauren..."

"Dia gadis kecil yang manis, senyumnya sangat cantik..."

Seohyun dan Kyuhyun bercerita satu sama lain dengan tatapan kosong, air mata mereka masih saja luruh tanpa dapat dicegah. Seohyun memelih bersandar pada meja, membiarkan dirinya memeluk Kyuhyun yang memelih untuk bersandar rendah didadanya. Mengenang kembali, akan putri kecil mereka yang cantik dan ceria.

"Bahkan, keinginannya untuk memiliki seorang adik belum kita penuhi tetapi dia..."

"Terkadang aku berpikir Tuhan sangat kejam, tetapi mungkin Tuhan terlalu baik dan sayng kepada Lauren hingga mengambil gadis kexil kita kembali.." Seohyun mengagguk lemah

Kedua orang itu tetap terjaga dengan posisi itu, hingga waktu yang lama dengan penerangan yang minim dan sunyi. Fokus mata mereka sudah berganti pada satu foto besar yang berada di tengah ruangan, foto Lauren seorang diri yang tertawa lebar dan terlihat begitu bahagia.

STAY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang