Chapter 2

1.9K 215 19
                                    

Happy reading
And
Sorry for typo



*****

"Sa..kit eomma" Seohyun menghapus air mata Lauren saat gadis kecil itu menangis setelah melakukan kemoterapi yang membuatnya mual dan muntah-muntah, dengan tangan bergetar Seohyun mengambil tissu dan menyeka air mata dan juga bekas muntahan Lauren.

"Sayang, bukankah Lauren ingin sembuh? Lauren harus kuat ya" ujar Seohyun pelan, tetapi kedua matanya memerah dan melelahkan cairan hangat itu. Wanita cantik itu segera memeluk erat Lauren dan menangis sedih melihat sang buah hati.

Hari ini adalah hari pertama Lauren melakukan kemoterapi dan ternyata itu hal yang menyakitkan untuk dilihat kedua orangtuanya, Lauren kesakitan terlebih dengan efek samping yang ditimbulkan.

Putri kecilnya itu mengalami mual dan muntah, rambutnya yang mulai rontok dan juga pendarahan. Dokter Jonghyun berkata itu bormal tetapi tidak bagi seorang orang tua yang melihat putrinya seperti itu, itu seakan menyakiti mereka melihat bagaimana melihat putri kecil mereka berjuang.

"Eomma? Apa Lauren bisa pulang? Lauren ingin pulang. Disini tidak enak, Lauren disuntik. Itu sakit eomma" gadis kecil itu menangi sesenggukkan membuat Seohyun tak tahan untuk mengalirkan air matanya, kedua matanya berkedut perih karena menangis terlalu lama.

"Sayang..."

"Aigoo, putri kecil appa kenapa menangis. Lihat appa bawa apa? Keroro kesukaan Lauren. Dia akan menemani Lauren disini, jadi Lauren harus disini dulu ya sampai sembuh" Kyuhyun tiba-tiba datang dengan membawa sebuah boneka keroppi kesukaan Lauren.

Dengan alami, Lauren meraih dan memeluknya erat. Tatapan matanya yang masih berlinang air mata menatap sang appa polos.

"Lauren akan sembuh dan kita akan segera pulang oke?" ujar Kyuhyun lembut, sebelah tangannya lelaki itu gunakan untuk menghapus sisa-sisa air mata putri kecilnya.

"Ne, Lauren akan sembuh dan kita akan pulang. Appa harus berjanji dengan Lauren" gadis kecil itu mengangkat kelingkingnya yang dibalas oleh Kyuhyun lembut.

Segera saja Kyuhyun memeluk kedua perempuan yang paling berharga untuknya, kepalanya terangkat menatap atap menahan lelehen air mata yang jatuh dari kedua matanya yang memanas, tetapi gagal satu tetes itu telah tumpah membasahi pipinya yang segera dirinya hapus.

Seohyun sendiri hanya dapat mencengkram kemeja sang suami, menahan isakan tangis yang dua hari ini membayanginya, rasa sesak itu tetap ada dan membuatnya hanya dapat menggigit bibirnya agar suaranya tak terdengar sang putri. Meskipun begitu tubuhnya bergetar pelan.

"Kita akan pulang kerumah, appa janji" bisik Kyuhyun yakin, diciumnya kepala Seohyun dan Lauren yang membuat pelukan ketiganya semakin erat.

Ini adalah pelukan yang menurut Seohyun dan Kyuhyun paling menyiksa mereka. Dapatkah mereka berpelukkan seperti ini hingga Lauren dewasa nanti?

*****

Seohyun terduduk sendirian pada barisan terdepan sebuah gereja yang berada dibelakang rumah sakit tempat Lauren, wanita itu tidak melakukan apapun selain menatap hampa kedepan.

Hanya butuh satu minggu bagi dirinya untuk melihat sang putri tersiksa, tetapi dirinya merasa tidak ingin melihat lagi. Itu semua terlalu menyakitinya, sangat menyakitinya.

Seohyun mengatublan kedua tangannya dan menutup mata dengan isakan kecil lolos dari bibir mungilnya itu, bahkan untuk sekedar berucap dirinya tak mampu hanya isakan yang dapat dirinya keluarkan.

"Kumohon...J-Jangan ambil dia...ambil diriku saja..ambil diriku" Seohyun terisak keras dengan bahunya yang bergetar. Harus dengan apa dirinya membuat sang putri untuk sembuh, apapun itu dirinya akan menukarnya bahkan bila itu adalah nyawanya sendiri.

STAY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang