BAB 4

7.8K 1K 37
                                    

F o u r

- More Than A Meeting -

Men's easy short dari UNIQLO, pure cotton polo dari Mark & Spencer London, dan Chuck Taylor Low dari Converse. He's totally a genius fashion now, batin Yerim masih memerhatikan seorang pria berkacamata yang berdiri di tengah studio Gloire sambil berbincang bersama Elkie.

Yerim berulang kali menggelengkan kepalanya pelan, mengabaikan majalah fashion BAZAAR Australia yang terbuka di atas mejanya. Ia sibuk memastikan pemandangan yang dilihatnya saat ini, berusaha memanggil memori-memori lama dan menyusunnya kembali.

"Kamu bisa langsung ke mejanya. Terlihat dari sini, pintunya terbuka," ujar Elkie sambil menunjukkan jarinya ke arah Yerim yang masih terdiam menatap dua manusia tersebut dari dalam ruangan pribadinya.

Yerim langsung mengusap matanya berkali-kali ketika sosok pria tersebut berjalan ke ruangan pribadinya sambil tersenyum miring. Rambut-rambut di lengan Yerim terasa berdiri dan jantungnya berdegub dengan kencang. Ia tidak menyangka setelah bertahun-tahun lamanya, sosok pria tersebut kembali menampakkan wajah konyolnya ke hadapan Yerim.

"Lee Chanhyuk!" Yerim tidak dapat menahan dirinya dan langsung berdiri dari tempat duduknya. Ia pun berlari memeluk pria bermarga Lee tersebut erat dan merengek seperti bayi. "Asshole. Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau sudah berada di Seoul?"

Suara kekehan langsung mendominasi ruangan pribadi Yerim. Chanhyuk mendorong pelan tubuh Yerim, menangkup kedua pipi wanita tersebut, dan mencubitnya gemas. "My annoying sissy, tidak pernah berubah. Masih manja seperti dulu," ucap Chanhyuk dan mengacak pelan rambut Yerim.

Yerim semakin merengek dan kembali memeluk Chanhyuk. Melepaskan segala kerinduannya setelah enam tahun berpisah dan tak saling mengirim kabar. Enam tahun yang lalu, Chanhyuk dan saudara perempuannya dikirim oleh ibunya ke Paris setelah ayahnyapengacara pribadi keluarga The Kimharus mendekam di penjara karena terlibat kasus pencemaran nama baik atas kasus korupsi yang menimpa salah satu tokoh politik penting Negeri Gingseng.

"Apa kabar Suhyun?" tanya Yerim sambil mengikuti langkah Chanhyuk untuk duduk di atas sofa ruangan tersebut. "Aku tidak percaya kalau kamu yang akan menjadi Visual Merchandiser di sini. Bagaimana kamu bisa sampai ke Gloire?" sambung Yerim lagi.

Chanhyuk tertawa sambil memperbaiki letak kacamatanya. Pria bergaya perlente tersebut duduk sambil menyilangkan kaki kanan di atas kaki kirinya. "Suhyun sedang meniti karier sebagai MUA di Paris," jelas Chanhyuk. "Aku terkejut setelah melihat salah satu desainer Paris mengulas Gloire sebagai 10 must-known fashion trendsetter di Asia. Dan saat mengetahui kalau kamu bekerja di sini, tidak ada alasan untukku mengurungkan niat bekerja bersama teman lama."

Yerim lagi-lagi tertawa mendengar penjelasan Chanhyuk. Ia tidak menyangka jika Visual Merchandiser asal Paris yang diceritakan Roseanne beberapa hari yang lalu itu adalah Lee Chanhyuk, sahabat lamanya. Setelah Son Seungwan yang kembali dari Kanada, kini Lee Chanhyuk kembali dari Paris. Yerim tidak menyangka jika ia bertemu kembali dengan orang-orang lamanya setelah mereka dewasa. Kenyataan bahwa dirinya bertemu dengan orang-orang lama membuat Yerim berharap jika hidupnya bisa menjadi lebih baik.

"Oh, Lee Chanhyuk sudah datang, ya?" sapa Roseanne di balik pintu ruangan pribadi Yerim. "Bagaimana setelah bertemu dan berkenalan dengan Merchandiser kita? Kamu harus melihat ulasan outlet karya Chanhyuk. Benar-benar high class yet friendly, sangat Gloire sekali." Roseanne tersenyum semangat dan ikut bergabung bersama mereka di sana.

"Mana mungkin aku meragukan kemampuannya, Rosie. Sepertinya aku yang harus memperkenalkan Chanhyuk padamu," jelas Yerim tersenyum menatap Roseanne.

Roseanne nampak mengerutkan keningnya menatap Chanhyuk dan Yerim bergantian. "Wait! Wait! What? Kalian berdua sudah saling mengenal?"

More Than GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang