S i x t e e n
- More Than A Deal -
Seungho masih terdiam sambil duduk tegap di kursi ruang kerja. Kedua tangannya sibuk memainkan rubik walaupun ia sudah tiga kali berhasil menyelesaikannya. Ia mendongak sejenak, memandang seorang wanita dengan balutan ankle-length one piece dress berbahan chiffon yang duduk di sofa berwarna burgundy.
"Seungho, aku hanya ingin tahu keadaan Jungkook sejelas-jelasnya. Aku benar-benar membutuhkannya," jelas Yerim yang kini menatap dua iris Seungho dengan tatapan memohon.
Seungho melepaskan helaan tipis dari sela bibirnya. Sudah berselang duapuluh menit wanita Kim ini memohon untuk ditunjukkan rekam medis. Namun, tentu ia tidak mungkin melanggar kode etik dengan menunjukkan rekam medis pasien seenaknya. Apalagi ini tentang Jungkook, pasien istimewa yang oleh pihak Dokter Jeon langsung meminta Seungho mengurus segala hal tanpa bantuan perawat, kecuali jika Jungkook harus melakukan terapi yang memang membutuhkan bantuan tenaga medis.
"JMC memiliki tenaga profesional untuk menangani Jungkook. Kamu tidak perlu merepotkan dirimu sendiri, Yerim. Apa kamu sadar kalau kamu menunda terapimu?" tanya Seungho berusaha memberi pengertian.
"Tapi, Seungho..." Kali ini Yerim menunduk dalam. Ucapan The Kim tentang perjanjian satu minggu yang mereka buat seolah mendorongnya untuk melakukan yang terbaik bagi Jungkook, termasuk membantu pemulihan pria tersebut jika mungkin. Dan Yerim tahu jika Seungho bisa membantunya. "Kali ini aku benar-benar mohon padamu."
Pria itu tentu merasakan gejolak berbeda mendengar intonasi suara Yerim di indera pendengarannya. Tidak ada pilihan lain, Seungho pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Yerim. Pria itu bertumpu pada lututnya tepat di hadapan Yerim.
"Aku tetap tidak akan menunjukkan rekam medis padamu, Yerim." Seungho berujar pelan agar Yerim mau mengerti. "Tapi aku akan tetap memberitahu sebatas yang boleh diketahui olehmu. Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau Jungkook mengalami tekanan depresi irasional. Kecenderungan untuk menyembunyikan kekalutannya." Seungho menjelaskan pada Yerim dengan bahasa yang dapat wanita itu pahami dengan mudah.
Yerim mencerna ucapan Seungho dan mengangguk. Ia berusaha menatap mata pria di hadapannya. "Maaf kalau aku mengecewakanmu," lirihnya pelan. "Aku hanya ingin memenuhi janjiku pada Jungkook," sambungnya dan dengan cepat mengalihkan mata menatap dinding putih gading di ruangan tersebut.
"Mengapa kamu berpikiran telah mengecewakanku, Nona Kim? Aku hanya memintamu beristirahat dengan cukup dan melakukan terapimu, itu sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang psikiater." Seungho tersenyum tipis dan merutuki dirinya di dalam hati karena selalu memprioritaskan keprofesionalitasan daripada perasaannya saat ini.
Yerim menatap sepatu berhak tinggi yang dipakainya. Entah mengapa, menatap kedua iris Seungho untuk saat ini sangat ia hindari. Sapuan obsidian pria tersebut seolah memaksanya untuk menuruti semua permintaan Seungho. Terlalu jernih dengan sensasi kelam, membuat gejolak amigdalanya bekerja cepat. Yerim tahu jika sesuatu yang salah sedang bergolak sekarang.
"Even if he doesn't show his feeling, make sure you ask him. Kamu tahu acara amal yang diadakan Dokter Jeon dua hari lagi? Mereka akan mengumumkan pergantian direktur JMC di sana. Jeon Wonwoo, Dokter Park dan keluarganya, The Kim, dan bahkan mungkin ada media massa di sana. Kita akan melihat bagaimana keluarganya menuntut sesuatu yang berat untuk dia terima. Saat ini Jungkook benar-benar membutuhkanmu, Yerim," jelas Seungho pelan.
Menggigit bibir bawah, Yerim mendongak menatap Seungho yang masih bertumpu pada lutut tepat di hadapannya. Berusaha mencari sesuatu yang bahkan Yerim tak yakin apa yang ia cari. Yerim tentu sudah meyakinkan dirinya untuk benar-benar menemani Jungkook melewati semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Gravity
FanfictionKim Yerimㅡputri tunggal The Kimㅡharus mengenal ambisi gelap dari pria bernama Jeon Jungkook. Awalnya mereka kira itu bentuk afeksi yang nyata, sehingga tercipta janji konyol untuk tetap tinggal bersama. Namun, Jungkook memiliki definisi romansa yang...