Jungkook tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan Sinb padanya, bisa-bisanya perempuan itu membohonginya dua kali kemarin dan itu membuatnya benar-benar kecewa.
Yang benar saja perempuan itu belum pulang, padahal saat Jungkook mengajaknya pulang saat itu jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Hah: Jungkook menghempaskan nafasnya, melepaskan kedua tangannya dari wajah Sinb, kemudian mengusap kasar wajahnya sendiri.
Sinb yang melihat itu tentu saja takut, ia siap, ia siap jika Jungkook akan benar-benar marah padanya saat ini."lalu, kemarin jam berapa kau sampai dirumah?"
tanya Jungkook, tapi enggan menghadap Sinb, laki-laki itu hanya menatap langit-langit ruangan itu"j-jam 11 malam. "
Jungkook memejamkan kedua matanya, ia benar-benar ingin marah tapi laki-laki itu masih menahannya.
"Kenapa kau tidak menelfonku untuk menjemputmu? Atau paling tidak aku bisa menunggumu sampai kau selesai bekerja" tanya Jungkook dingin
"ak-aku hanya tidak mau merepotkanmu kook. lagi pula saat pagi kita berangkat bekerja bersama wajahmu terlihat seperti kurang tidur. Jadi aku memutuskan untuk tidak mau merepotkan sama sekali"
balas Sinb"Kali ini apa itu alasan yang benar? Kau tidak sedang mencari-cari alasankan? Kau tidak berkencan lagi kan kemarin?"
tanya Jungkook bertubi-tubi"Iya kook. Itu benar, aku tidak sedang berbohong. "
Kemudian Sinb mendekatkan tubuhnya lagi pada Jungkook, memeluk laki-laki itu, Sinb sedang berusaha agar Jungkook tidak marah padanya "Jungkook-ah, maafkan aku. Aku sungguh tidak mau merepotkanmu kemarin, dan aku tidak berkencan sama sekali kemarin, lagipula aku kan sudah berjanji untuk tidak diam-diam saat ingin berkencan. Kook-ah"
Sinb menatap Jungkook lama, tiba-tiba terlintas dipikirannya apa yang harus dilakukannya sekarang.Yah perempuan itu kini mencium Jungkook, cukup lama dan penuh hasrat. Sinb tau kalau Jungkook sangat mempan dengan ini. Merasa dirinya tidak bisa bernafas, Sinb menarik wajahnya menjauh dari Jungkook dan mengambil nafas.
Jungkook kemudian menghadap kearah Sinb, sekali lagi Jungkook meraih wajah Sinb,
"Dengarkan aku." Jungkook menatap Sinb dalam
"Jangan pernah merasa jika kau hanya selalu merepotkanku, karna aku tidak pernah merasa seperti itu. Dan jangan khawatirkan aku, kau tau sendirikan kalau aku kuat, jadi tidak apa-apa jika aku terluka. Justru yang harus dikhawatirkan adalah dirimu Sinb-ah, jika kau yang terluka, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri. Karna kau adalah tanggung jawabku sepenuhnya. Mengerti"
Ujar Jungkook
Sungguh Sinb tidak bisa mengucapkan apapun saat ini, kata-kata Jungkook benar-benar membuatnya terhanyut, dia tidak tau bagaimana harus berterimakasih pada Jungkook.
Jungkook benar-benar berpengaruh besar pada hidup Sinb, sejak Sinb kecil, Jungkook dan keluarganya lah yang selalu menjaga dan berada disisinya, sejak kedua orang tuanya meninggal, orang tua Jungkook membawa Sinb kerumahnya dan membesarkan dirinya.
Entah sejak kapan air mata sudah mengalir dikedua pipi perempuan itu. Jungkook yang melihat itu sedikit panik, apa ia sudah keterlaluan pada Sinb pikirnya, hingga perempuan itu menangis.
"Sinb-ah, kau menangis ? Kenapa kau menangis eoh? Maaf, apa aku sudah keterlaluan padamu, maafkan aku bi-yah" Ujar Jungkook sambil mengusap wajah perempuan itu menghilangkan air mata Sinb
Sinb menggelengkan kepalanya "Tidak Kook, aku seharusnya yang minta maaf, aku sudah sering menyusahkanmu tapi kau masih saja merasa kalau aku tidak pernah menyusahkanmu kau selalu ada untukku. Aku tidak tau bagaimana caranya berterima kasih padamu"
"Tidak, tidak perlu berterima kasih. Kau hanya perlu berada disisiku juga. Itu sudah cukup bagiku"
Keduanya kemudian sama-sama tersenyum
"Sudah lupakan yang sudah terjadi, sekarang kau harus diberi hukuman, karna kau sudah membohongiku" Ujar Jungkook
"Ya! Aku kan sudah minta maaf masih dengan suara isakannya"
"dan kau pikir aku sudah memaafkanmu. Tentu saja belum nona Hwang, sebelum aku memberikan hukumanku"
"Selalu saja seperti itu. Tapi aku sudah lelah Kook, kau bahkan tidak menghentikannya tadi saat aku kehabisan nafas. Tidak, aku ti-" belum selesai Sinb berbicara,
Jungkook sudah menciumnya tepat dibibir perempuan itu, meskipun diawal terkesan lembut, tapi pada akhirya Jungkook sedikit kasar, karna Sinb tidak mau membalas sama sekali ciuman darinya.
Jadilah kini keduanya menikmati malam dengan ciuman panas yang dimulai dari Jungkook.
Jungkook benar-benar tidak memberikan ampun pada Sinb, ia hanya sesekali melepas ciumannya dari Sinb dan itu tidak berlangsung lama, karna Jungkook kembali menciumnya lagi.
Hampir setengah jam Jungkook dan Sinb melakukannya.Sedangkan Jungkook tidak tanggung-tanggung jika sedang memberikan hukuman pada Sinb.
Meskipun begitu, Jungkook tidak pernah melakukan lebih dari itu, ya hanya saja Jungkook hampir hilang kendali saat tangan laki-laki itu sudah bergerak liar ditubuh Sinb tadi, tapi untung saja Sinb menyadarkannya, jika tidak, tentu saja kita tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
"maafkan aku," Ujar Jungkook, saat ia hampir hilang kendali. Sinb masih terengah-engah.
"ya! Kau gila, hah apa kau ingin aku mati hah" Sinb berusaha menghilangkan kecanggungan yang sempat tercipta.
"Maafkan aku. Lagipula salahkan bibirmu itu, kenapa bibirmu sangat manis sekali?" Jungkook terkejut dengan apa yang dikatakannya, apa yang baru saja ku katakan?-batinnya
"cih, kau benar-benar sudah gila Jungkook" balas Sinb
"Sudahlah, lain kali jangan ulangi lagi, jangan pernah berbohong padaku, atau aku akan memberikan hukuman lebih dari itu." Ujar Jungkook sedikit menggoda
Sinb bingung "memangnya hukuman apa itu?" tanya Sinb dengan polosnya.
Sungguh Jungkook ingin menghabisi Sinb sekarang juga, dia benar-benar gemas dengan Sinb, bisa-bisanya perempuan itu menanyakannya lagi, apa Sinb juga sedang menggodanya pikirnya, tapi Jungkook segera menepis pikiran itu.
"Sudahlah lupakan. Lebih baik kau tidur sekarang"
Jungkook meraih tubuh Sinb kemudian memeluknya dengan erat, tapi sebelumnya Sinb membisikkan sesuatu ditelinga Jungkook
"Arra. Aku tau maksud kata-katamu Jungkook. Tapi aku percaya padamu, kau tidak mungkin melakukannya kan?"
setelah membisikkan kata-kata itu Sinb dengan segera menjauhkan wajahnya dari telinga Jungkook, dan berhambur kepelukkan Jungkook, meneggelamkan wajahnya disana dan diam-diam tersenyum.
Sedangkan Jungkook yang ,mendengarnya berdecih pelan kemudian tertawa pelan ia tidak habis pikir dengan perempuan dipelukkannya ini.
"Tapi sepertinya untuk lain kali, aku benar-benar akan melakukannya"
Jungkook kembali berujarMendengar itu, Sinb hanya semakin mengeratkan tubuhnya pada Jungkook, kemudian Jungkook kembali mengelus surai halus milik Sinb.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone goals
Short StoryBagaimana hidup seorang Jeon Jungkook dan Hwang Eunbi yang sudah sejak lama bersama, tapi tidak pernah terikat hubungan apapun?? Langsung saja baca kisah keduanya *Hati-hati Baper