Part X

767 114 13
                                    

Al dan Yuki telah tiba di depan rumah Yuki.

"Sampai ketemu besok, Ki."

Dan dengan tiba-tiba Yuki memegang tangan kiri Al, "tangan kamu terluka, kamu tunggu sebentar ya."

Yuki pun berlari masuk ke dalam rumah dan mencari perlengkapan P3K, dan Yuki kembali berlari keluar dan duduk di jok depan mobil Al.

Tanpa berbicara sepatah kata, Yuki langsung mengobati tangan Al dengan hati-hati.

Al yang kaget melihat apa yang Yuki lakukan kepadanya pun hanya diam dan memandangi wajah Yuki yang sedang mengobati luka memar ditangannya.

"Nah, sudah selesai. Oh iya Al, terimakasih ya."

"Terimakasih untuk ..... ?"

"Terimakasih sudah nganterin aku pulang dengan selamat."

"Terimakasih juga udah ngobatin luka tangan aku."

"Kamu hati-hati ya Al!"

"Iya, Ki. Baiklah aku pulang ya, sampai ketemu besok!"

Al pun melajukan mobilnya, tapi...mobil Al malah mundur ke belakang menghampiri Yuki.

"Kenapa Al ? Ada yang ketinggalan ?"

"Ngga, aku punya hutang sama kamu, hari ini belum sempat ajak kamu makan."

"Iiih apaan sih Al, malu-maluin aja. Sudah ah sana kamu pulang !" jawab Yuki dengan malu-malu.

"Besok ya aku traktir, aku tidak terima penolakan !"

Kemudian Al pun menggas mobilnya dan meninggalkan rumah Yuki.

Yuki masuk ke dalam rumahnya, dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dan Yuki pun melamun, kejadian tadi bersama Al tidak bisa hilang dari pikirannya.

"Al, jujur..kamu itu cakep, ganteng, kaya, pintar, idola para gadis, baik, dan.....kamu itu adalah pria yang disukai Ariel." ucap Yuki sambil menatap langit kamarnya.

Yuki pun beranjak dari kasurnya dan segera mandi. Di dalam kamar mandi, Yuki sikat gigi, dan mengoceh sambil melihat ke cermin "Apa yang kamu pikirkan Yuki ? Jangan sampai suka sama Al!" (sambil mengoceh Yuki pun memukul-mukul pipinya).

                              ***

Al yang sudah memarkirkan mobilnya di garasi, bergegas masuk ke dalam rumah dan berlari naik tangga menuju kamarnya.

"Bi, itu Al bukan ya ?"

"Iya, nyonya itu tuan muda Al."

Bunda Al pun naik ke atas menuju kamar Al.

"Selamat sore Pangeran bunda."

"Sore bun"

"Ada apa ini, koq kamu ngga sapa bunda dulu tadi langsung main lari ke atas aja ?!"

"Hehe, maaf bun. Al kebelet pipis jadi buru-buru."

"Dasar anak bunda, bisa aja. Loh....tangan kamu kenapa Al ?"

"Tadi ada kecelakaan kecil bun di jalan, tapi ngga apa-apa koq."

"Kecelakaan kecil ? Di jalan ? Lah terus kamu tadi ke rumah sakit dulu ,gitu ?"

"Ya nggalah bun, masa luka kecil begini harus ke rumah sakit?"

"Lah terus, kalau bukan ke rumah sakit, siapa yang ngobatin luka di tangan kamu ?"

"Hehe, teman bun."

"Teman atau teman ?"

"Teman, bun."

Not Him but You, Not Her but YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang