Author POV
Benda berbentuk persegi panjang itu bergetar diiringi deringan lagu Maps milik Maroon 5. Tangan Vio mengangkatnya agak ragu, apalagi setelah kejadian tadi pagi. Ia tidak sadar bahwa menerima tawaran apapun dari Virgo sama saja dengan menceburkan diri ke dalam lumpur penyesalan.
"Ha - halo.." lirih Vio.
Terdengar dengusan napas di ujung sana, "Hh.. besok bisa sekolah?"
Vio menggerutu dalam hati karena Virgo langsung mengucapkan tujuannya tanpa basa basi terlebih dahulu. Ia benar benar sudah melakukan kesalahan besar hari ini. Menyetujui permintaan Virgo untuk berbicara serius malah membuat mereka semakin dekat. Kali ini Vio merutuki kebodohannya sendiri.
"Aduh, kayaknya nggak bisa deh. Kakiku masih sakit banget nih, takut nggak konsen kayak tadi dan malah di suruh pulang," bohong.
Sebenarnya kaki Vio sudah sembuh. Bahkan tadi pun Vio punya alasan lain mengapa ia tidak sampai fokus pada pelajaran sampai ditegur sedemikian rupa. Yang pasti bukan karena kaki.
"Ooh, yaudah besok pulang sekolah aku jemput kamu aja deh. Kita bicara di cafe. Bye," tutup Virgo tanpa menunggu persetujuan dari Vio.
"Ish, dasar player ngeselin!"
****
Siang ini, Jennifer memenuhi janji untuk datang berkunjung ke rumah Vio sepulang sekolah. Mereka membahas pelajaran dan tugas uang diberikan hari itu. Dan entah siapa yang memulai, pembicaraan beralih pada sosok pria yang sedang mereka suka.
"Iya deh, gue tau lo lebih milih nerd karena takut sakit hati lagi kan?" tebak Jennifer.
"Ya ... gitu deh. Lo kan tau kalo mantan gue sebelumnya kayak gimana."
Jennifer mengangguk menanggapi sahabatnya. Ia sudah paham kisah Vio yang sudah ia kenal sejak sekolah dasar.
"Lo sendiri, kenapa malah suka sama Virgo?" jujur, Vio heran sekaligus penasaran.
Setahunya, Jennifer bukan penyuka cowok cowok bad boy seperti di novel remaja kebanyakan.
Jennifer justru gugup menjawab pertanyaan tersebut. "E - eh, apa ya? Soalnya dia ganteng banget Vi, tajir, pinter pula. Udah ah, udah sore. Gue pulang ya, bye," gadis itu meninggalkan Vio dengan terburu-buru.
Membuat sebuah tanda tanya besar hadir di benak Violina. Vio memijat pelan keningnya, pusing dengan sikap sahabatnya yang tidak seperti biasa.
"Ck biarin deh suka-suka dia. Yang penting gue masih bisa alesan sakit biar gak masuk besok." Vio merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu, sambil perlahan memejamkan mata.
****
🔥🔥🔥
Yoow
Maaf banget ya..Nggak bisa up belakangan ini.
Apalagi story ini masih aku revisi terus. Jadi mohon maklum.Do'a kan juga ya, lagi ujian nih. Semoga hasilnya memuaskan.
Biar semangat, jangan lupa vote dan comment!Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionVirgolendra Xamuel Buana Setengah bad boy, setengah good boy. Dicap sebagai players kelas kakap yang nggak pernah punya pacar. Heran? Tapi ia bukan player biasa. Cowok tampan ini punya alasan penting kenapa ia menjadi seperti ini. Setidaknya itu s...