Part 02

83 33 38
                                    

Author pov

"Sa, lo yakin nggak mau ganti baju lo dulu? Kalo dibersihin pake air gini kan yang ada baju lo jadi basah kuyup." Jennie menasihati Lisa yang sedang membersihkan baju dan roknya di toilet sekolah.

"Ya mau gimana lagi Jen? Kalo gue balik ke rumah nih ya, yang ada ibu gue bakal pikir gue abis nyebur ke empang pak rt buat nyari ikan lagi. Gue lebih rela kedinginan daripada denger ibu gue ngomel."

Emaknya Lisa emang galak. Apalagi kalo ngomel, beh... Pokoknya langsung keluar semua tai telinga beserta corek Lisa abis ngedengernya.

Jennie manggut-manggut sambil bersandar di dinding menunggu Lisa selesai.

"Sa.. Kira-kira orang yang tadi nyerempet lo itu ada yang nolongin nggak ya?" Jennie iseng bertanya.

Lisa mematikan keran air lalu berjalan menuju cermin untuk membetulkan poni doranya.

"Ya moga aja ada Jen."

"Tapi gimana kalo nggak ada yang nolongin? Terus orang itu mati dan gentayangin kita gimana Sa?" Jennie mulai parno sambil menggigiti kukunya.

Lisa memutar bola mata.

"Kalo lo takut tu orang mati kenapa tadi lo lari?" tempelak Lisa.

"Lah gue lari karna liat lo lari Sa. Lo kan yang duluan lari, ya gue otomatis ikutan lari." semprot Jennie.

Lisa tidak menanggapinya lagi dan memilih untuk fokus mengeringkan bajunya dengan tisu.

Setelah selesai mereka keluar dari toilet dan tanpa diduga, Lisa bertabrakan bahu dengan seorang cewek bernama Matilda.

"Eh bahu gue copot!" latah Lisa sambil memegangi bahunya.

Matilda menoleh ke belakang dan tersenyum miring kepada Lisa sebelum akhirnya masuk ke toilet.

"Sa, lo nggak papa? Dasar si kutil kuda! Dia pasti sengaja tuh nabrakin bahu dia ke elo Sa." Jennie mengomel sambil bersumpah serapah.

"Udah Jen, gue nggak papa kok, kita masuk ke kelas yuk, udah mau bel nih."

Jennie memicingkan matanya dari yang sipit jadi makin sipit ke arah toilet lalu menggandeng sahabatnya itu menuju ke kelas mereka.

Jennie dan Lisa berpisah di depan kelas karena Lisa berada di kelas 12A sedangkan Jennie di kelas 12B.

Sebelum masuk ke kelas, Lisa merapikan rambutnya dan pakaiannya yang masih setengah kering itu.

Setelah masuk, teman-teman sekelasnya memandangi Lisa sambil membuat berbagai ekspresi.

Ada yang kaget, ada yang bingung, ada yang nahan ketawa, ada juga yang blur.

Lisa hanya cuek lalu berjalan menuju bangkunya tanpa mempedulikan tatapan teman-temannya itu.

Sehun yang menjadi teman sebangku sekaligus kekasih Lisa memandangi Lisa dengan kening yang berkerut.

"Baju kamu kenapa?" tanya Sehun saat Lisa duduk di sebelahnya.

"Tadi jatoh." jawab Lisa lalu memberi senyuman kepada cowok yang baru satu minggu jadi kekasihnya itu.

"Oh." balas Sehun lalu dia membuka bukunya dan tidak berbicara apa-apa lagi selama pelajaran berlangsung.

Saat jam istirahat tiba, Lisa ingin mengajak Sehun untuk pergi ke kantin bersama. Ngedate gitu.. Tapi baru mau buka mulut, Sehun udah lebih dulu ngomong.

"Aku mau ngomong sama kamu, ikut aku yuk." ucap Sehun memandang Lisa yang duduk menatapnya di samping.

"Ngomong apa?" dalam hati Lisa sudah tersenyum-senyum menantikan apa yang akan diucapkan oleh pujaan hatinya itu.

Sehun memang salah satu cogan idola sekolah. Dia jago main basket dan rebana. Kalo hari minggu Sehun juga aktif ikut acara marawisan yang digelar seminggu sekali di desa mereka.

Itulah yang membuat Lisa merasa sangat beruntung karena telah menjadi kekasih Sehun. Lisa sangat menyukai Sehun dan dia berharap hubungan dia dan Sehun akan sampai ke jenjang pernikahan.

"Sesuatu, tapi bukan di sini." Sehun bangkit dari kursi diikuti Lisa di belakang.

Mereka keluar dari kelas dan menuju ke sebuah taman di samping lapangan basket.

Lisa tidak habis-habisnya tersenyum bahkan saat mereka telah berdiri tepat di bawah sebuah pohon jambu.

"Er.. Kamu mau ngomongin apa?" tanya Lisa malu-malu. Dirinya sudah tidak sabar untuk mendengar kalimat yang akan diucapkan oleh pujaan hatinya.

Apa mungkin Sehun mengajaknya berkencan? Atau mungkin sekedar mengajak Lisa untuk pulang bersama sambil menonton kerbau yang mandi di sawah pinggir jalan?

Ooohhh Lisa nggak sabar menantikan itu.

Sehun berdehem sebelum membuka mulutnya.

Sehun menatap Lisa dan Lisa pun melakukan hal yang sama.

Jantung Lisa berdebar sangat laju.

"Aku..."

"Iya?" Lisa sudah tidak sabar lagi.

"Aku mau kita putus."

Dapak.

Senyuman lebar di bibir Lisa memudar. Wajah Sehun yang serius di tatap Lisa dengan dalam dan dengan mata yang mulai memerah.

"Kamu mau putus dari aku?" tanya Lisa lirih.

Sehun mengangguk.

"Kenapa..?" kini Lisa merasakan hatinya terasa jatuh dan usus-ususnya beruraian ke tanah.

"Karena kamu terlalu baik buat aku." Sehun tersenyum.

APAAAH?? ALASAN MACAM APA ITU??

"Sehun aku.." belum habis kata yang diucapkan Lisa, tapi Sehun sudah pergi dari tempat itu meninggalkannya.

Lisa ambruk di atas tanah dan menangis sambil memandangi punggung cowok yang sekarang sudah menjadi mantannya itu.

Anjer gaje :v

Mana Saya Tau? •PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang