Part 06

51 23 7
                                    

Lisa pov

Gue berlari secepat yang gue bisa. Sumpah, rasanya lebih nyeremin daripada gue ketemu kuntilanak dan yang sejenisnya.

Otak gue nggak bisa berhenti ngebayangin tubuh seksi dia itu. Kulitnya juga putih banget udah kayak air cucian beras. Gue berasa kesaingi banget. Yang gue sesalin kenapa ntu cuwu kudu liatin dada dia? Hish! Geli gue. Masih untung dia masih pake celana. Kalau nggak, mungkin gue nggak akan keluar kamar satu taun. Malu gue coy!

Ini semua salah ibu! Kalau bukan karena ibu yang menyuruh gue manggil ntu cowok buat makan malam, tentu gue nggak akan mengalami semua ini. Mata gue. Mata gue udah nggak suci lagi!

Dengan gerakan hentak-hentak kaki ala pramuka, gue kembali ke meja makan dengan muka masam semasam acid etanoik 10 MOL. Selera makan gue tiba-tiba hilang. Asli sekarang yang ada di dalam otak gue cuma gambaran ABS ntu cuwu yang berketul-ketul.

Hush!

Hush!

Hush!

Jangan ganggu gue wahai pikiran!

Pergilahkan kau wahai bayangan!

Itu dosa Lisa.. Itu dosa! Astagfirullah hal adzim... Gue banyak-banyak beristigfar.

"Muka kamu kenapa?" Gue pandang ibu gue.

Gue geleng kepala. Suara gue terasa sukar untuk keluar.

"Gimana, udah manggilnya?" Gue pandang bapak gue.

Gue angguk kepala. Tadi geleng, sekarang angguk. Leng geleng angguk. Leng geleng angguk. Gue jadi inget lagu yang sering dinyanyikan Baekhyun saat dia menaiki Frankie. Gue berasa mirip Frankie sekarang ini.

"Lisa mau ke kamar dulu." Bagaikan sebuah alunan lagu dengan sopran yang lirih, sendu dan pilu gue bersuara. Gue mencoba tenang walaupun dalam hati gue sudah bergeger porak poranda akibat diterpa gempa berkekuatan 8,5 skala richter. Jantung gue masih berdegub dengan sangat kencang.

"Loh kamu nggak mau makan bareng?"

"Lisa nggak selera." Gue menggeleng lemah. Hilang selera untuk makan. Jangankan untuk makan, melihat butiran nasi aja gue nggak ada nafsu.

Gue lalu pergi dari situ menuju ke kamar gue.

* * * *


Author pov

"Ya Allah itu anak kenapa sih pak? Tadi aja bilangnya laper bukan main sampai ngemilin makanan di atas meja. Sekarang malah ngomong nggak ada selera." Ibu Marimar geleng kepala melihat telatah anak gadisnya yang sangat aneh itu.

Pak Marimas hanya tersenyum.

"Biarin aja bu. Mungkin lagi mikirim tugas sekolah." ucap bapak Marimas.

"Nak Chanyeol mana ya? Kok belum datang ya bu?" sambung beliau lagi.

"Kayaknya nggak dipanggilin Lisa deh pak. Aduh itu anak.." Ibu Marimar menaruh gelas berisi air di atas meja sebelum berjalan menuju kamar Chanyeol.

Namun baru beberapa langkah, Chanyeol sudah datang dari arah kamarnya dengan keadaan sudah berpakaian rapi, rambut yang hitam berkilau dan muka yang ganteng. Menyeruak aroma Gasby dari rambutnya yang tertata rapi.

Ibu Marimar senyam-senyum. Ah gantengnya anak muda di hadapan beliau ini... Cocok kalau diambil jadi menantu..

"Mari makan nak Chanyeol, ini ibu ada masak beberapa lauk. Kamu pilih aja, tapi ibu nggak jamin ya kalau rasanya sesuai sama selera kamu."

"Saya nggak milih-milih kok bu. Walau cuma nasi putih, telor sama kecap juga saya makan." jawab Chanyeol.

Ibu Marimar ukir senyum sampai ubun-ubun. Tambah kagum beliau dengan anak bujang majikan suaminya itu. Punya orangtua super kaya, tapi budi pekerti dan tata krama terhadap orang lain masih dijaganya.

"Aduh ibu mana tega cuma ngasih makan kamu telor sama kecap. Ini, kamu bebas mau makan yang mana aja. Ada ayam, cumi, itu ada udang juga. Jangan sungkan-sungkan ya..."

"Nggak sungkan kok bu." Chanyeol balas tersenyum lalu melabuhkan pantatnya di atas kursi di samping pak Marimas. Beberapa saat kemudian matanya meneliti ke sekitar. Ke mana perginya si gadis manis itu. Apa dia marah? Tapi rasanya terlalu berlebihan untuk marah kepada hal yang seperti itu. Dan bukannya Chanyeol sengaja ingin menampakkan dada seksinya. Itu kan kecelakaan. Lagian masih bagus waktu itu dia cuma bertelanjang dada. Coba kalau saat itu dia tanpa celana, lebih gawat lagi kan?

* * * *

Chanyeol melepaskan sarung dari pinggang dan menggantinya dengan celana pendek selutut. Baju kokoh yang terpasang di badan sehabis menunaikan shalat Isya dilepas hingga memperlihatkan otot seksi nan menggodanya.

Dia lalu naik ke atas ranjang dengan hati-hati. Cikut. Cikut. Cikut. Bunyi ranjang tua itu.

Perlahan Chanyeol merebahkan tubuhnya yang terasa penat sehabis perjalanan dari rumah dan ke bengkel siang tadi. Tidak ada yang serius terjadi dengan mobilnya, cuman pengkok sedikit gara-gara bertabrakkan dengan pohon pisang pagi tadi. Beruntung mobil Ferari merah kesayangan masih bisa diperbaiki.

Saat matanya mulai terpejam dan rasa kantuk mulai datang, tiba-tiba ada bunyi ciiitttttt yang mengganggu kelenaan tidurnya.

Plak!

Chanyeol menampar pipinya lalu memeriksa telapak tangannya.

Seekor nyamuk yang telah peyek tergumpal tidak berbentuk dan berdarah-darah berhasil dia temukan.

Ya ampun... Banyak nyamuk!

Kini kakinya pula yang terasa gatal. Chanyeol bangun dari tidurannya lalu menggaru kakinya.

Tok! Tok! Tok!

Chanyeol langsung menoleh ke arah pintu sebelum menggapai kaos yang bergantung lalu memakainya. Nanti kalau dia buka pintu dengan bertelanjang dada lagi, bisa-bisa ada jeritan season ke 2.

Sebenarnya salah satu kebiasaan Chanyeol dari dulu adalah tidur tanpa menggunakan baju. Jadi jika dia tidur tanpa melepas bajunya, bisa dipastikan kalau tidurnya tidak akan nyenyak dan lena. Serasa tidak dapat bergerak bebas gitu.

Setelah baju dipakai dia segera membuka pintu dan terlihatlah wajah ibu Marimar dibalik pintu itu tersenyum kepadanya.

"Ada apa ya bu?" tanya Chanyeol ramah. Senyuman manis yang dipastikan bisa membuat perempuan manapun meleleh dia tampilkan.

"Gini nak, ini ibu bawain kelambu buat kamu. Kalau mau tidur nanti jangan lupa dipasang ya biar nggak digigit nyamuk." ibu Marimar memberikan bungkusan berisi kelambu putih kepada Chanyeol.

Chanyeol menyambutnya dengan senang hati. Alhamdulillah, dia nggak jadi begadang nepokin nyamuk malam ini.

"Wah terima kasih bu, maaf kalau merepotkan."

"Eh nggak kok! Nggak ngerepotin sama sekali. Malah ibu seneng kalau nak Chanyeol tinggal di sini. Berasa liat artis korea." ucap ibu Marimar lalu tertawa kecil.

Chanyeol yang mendengar itu ikut tertawa. Ada-ada aja ibu ini..

Mana Saya Tau? •PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang