Part 04

60 29 9
                                    


Dengan keteguhan iman dan taqwa, Lisa mengentap bibir dan berjalan menuju rumahnya. Apapun yang ada di dalam harus dia hadapi dengan rasa ikhlas dan lapang dada. Semua adalah suratan takdir.

Jika seandainya saja orang itu menuduh dia lalu memenjarakannya, Lisa akan menghadapi semua itu. Dia yakin, bahwa kebenaran akan selalu bersama dengan orang yang jujur. Lisa tidak takut, Lisa berani, Lisa kuat, dan dia seterong.

Begitu dia sampai di ambang pintu rumahnya, Lisa terkejut begitu melihat ibu dan bapaknya yang sedang bercanda tawa. Terlihat sangat bahagia sekali di mata Lisa. Ibunya tertawa dengan riang sementara bapaknya tertawa kecil dengan mulut yang tersumpal pisang goreng.

Namun rasa bahagia karena melihat kedua orang tua bercanda tawa itu seketika musnah manakala biji matanya melihat seorang anak manusia yang baru tadi pagi menyerempetnya.

Itu dia!

"Ya ampun Sa.. Kamu abis lomba di mana ha? Kenapa baju kamu kotor gitu?" ibunya berdiri dan nampak syok melihat Lisa yang comot dari kepala sampai kaki.

Pada saat yang sama, Chanyeol menoleh ke samping memandangi seorang gadis imut berseragam sekolah serba putih yang berdiri di ambang pintu. Mata Chanyeol membulat tidak berkedip. Degup jantungnya seakan berdetak tidak senada. Jep ajep ajep bagaikan alunan musik koplo. Terasa riuh dan sangat kuat hingga membuat Chanyeol mengalihkan pandangan sambil memegangi dada sebelah kirinya. Sekarang bukanlah rasa sakit di wajah akibat tertabrak pohon pisang yang dirasainya tetapi rasa seperti berdenyut yang dirasainya.

Berdenyut dan menggelik.

Tiba-tiba Chanyeol merasa gugup luar biasa.

Ya ampun, apa yang membuat dirinya merasa gugup seperti ini? Chanyeol kembali mengarahkan pandangannya ke gadis itu dan sekali lagi, dia mendapati wajah anak ibu Marimar yang seperti dikelilingi oleh cahaya-cahaya yang menyilaukan mata. Bajunya mungkin kotor, tapi aura wajahnya benar-benar bersih dan imut. Sungguh membuat Chanyeol terpana. Dia seperti tersihir dan tidak bisa lepas dari memandang wajah gadis itu. Seperti ada apa-apa dengan hatinya.

Kuch kuch hota hai.

Lisa bungkam. Air liur yang diteguknya tiba-tiba terasa pahit laksana buah Pare. Aduh bagaimana ini? Kenapa cowok di hadapannya memandang Lisa seperti itu? Pandangan tanpa berkedip sedikitpun. Apa sebaiknya Lisa lari saja? Pasti alasan kedatangan cowok itu ke sini adalah untuk menuntut Lisa karena pergi begitu saja. Aduh bagaimana ini? Apa jangan-jangan cowok itu sudah mengadukan semua kepada ibu bapaknya? Lisa cepat-cepat meneliti raut dan sikap kedua ibu bapaknya.

Tapi... Sikap ibu dan bapaknya biasa aja. Sikap cowok di hadapannya juga biasa aja walaupun Lisa dapat melihat ada luka lebam di dahinya. Seharusnya kan cowok di hadapannya ini langsung berdiri dan memarahinya. Ini tidak, dari tadi cuman diam aja kek orang nahan boker. Aneh.

Apa mungkin... dia tidak ingat dengan Lisa?

Sepertinya begitu, soalnya kan Lisa sama Jeni langsung lari segera setelah cowok itu menoleh ke arah mereka. Jadi sepertinya cowok itu tidak sempat mengenali wajah Lisa. Tiba-tiba Lisa menarik nafas lega.

"Lisa! Kamu dengerin ibu tidak?!" sentak ibu Marimar kesal saat melihat anaknya yang hanya diam.

"Eh gigi lo tonggos!" latah Lisa terkejut. Wajah ibunya langsung dipandang.

"Iya bu?" tanya Lisa ngeblur.

"Tuh... Kan? Kamu itu lagi mikirin apa sih, sampai mulut ibu berbuih manggil kamu?" Ibu Marimar geleng kepala. Lupa beliau kalau anak gadisnya itu punya penyakit melatah. Nggak bisa disentak sedikit pasti langsung melatah.

Lisa menyengir sambil mendekati ibunya.

"Maaf ya bu.. Tadi itu Lisa jatuh ke sawah bu, gara-gara Baekhyun ngagetin Lisa pakai tali rapia. Lisa kira itu ular terus Lisa lari dan akhirnya malah nyebur ke sawah." Lisa memberi alasan. Biarlah dia menggunakan nama Baekhyun buat menjadi tokoh penjahatnya.

Chanyeol yang mendengar itu mengukir senyum. Entah kenapa setelah mendengar Lisa yang tercebur ke sawah membuat Chanyeol membayangkannya. Kasian dia, imut-imut malah tercebur ke sawah. Kalau Chanyeol ada di sana, pastilah dia akan membantu gadis imut itu keluar. Kalau perlu, tercebur berdua pun Chanyeol rela. Koi mil gayaaaaaa..

"Kamu ini ada-ada aja Sa. Bikin ibu malu depan tamu aja! Sana cepat mandi!" Ibu Marimar tersenyum kepada Chanyeol sebelum membawa anaknya untuk pergi dari ruang tamu menuju ke dapur. Aduh si Lisa ini.. Belum apa-apa udah bikin malu aja. Apa nanti yang akan dipikirkan anak muda itu tentang Lisa? Ini kalau dibiarkan bisa lepas tangkapan besar ibu Marimar.

Lisa yang digiring ibunya ke dapur bak itik japun hanya menurut diam. Dia masih tidak mengerti dengan situasi dan keadaan yang sedang terjadi sekarang.

Kalau benar cowok itu tidak mengenali Lisa, untuk apa dia datang ke rumah ini?

"Ibu.. Lisa mandinya nanti aja deh. Sekarang Lisa mau nanya dulu, itu yang duduk di ruang tamu kita siapa?" tanya Lisa begitu mereka sudah ada di dapur.

"Oh... Itu anak pak Sooman, bos bapak kamu." jelas si ibu.

"Hah?!" Lisa langsung terkejut. Mulutnya membentuk hurup O dengan ukuran sangat luas.

Apa ini? Orang yang menyerempetnya pagi tadi adalah anak om Sooman??

"Hah hih hah hih, sudah cepet mandi. Nanti abis itu tolongin ibu buat masak makan malam." Ibu Marimar lalu membuka lemari es dan mengeluarkan ikan yang dibeli beliau siang tadi serta beberapa sayur.

"Ngapain anak om Sooman di rumah kita bu?" tanya Lisa bingung campur khawatir. Ada apa ini? Kenapa perasaan Lisa terasa tidak enak? Semacam akan ada hal yang tidak terduga akan segera terjadi.

Apa jangan-jangan... dia akan dijodohkan dengan anak om Sooman?

Wuuaaaaaa.. Tidak boleh!

Lisa menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia mendekati ibunya yang sedang membersihkan ikan lalu memandangi ibunya dengan raut kesal.

"Pokoknya nih ya, Lisa nggak mau ada jodoh-jodohan!" ucap Lisa menegaskan. Apapun yang terjadi, dia tidak ingin kisah hidupnya jadi seperti di novel-novel romansa, apalagi ff korea. Uh, itu tidak bisa diterima!

Ibu Marimar menoleh ke samping dan..

Pak!!!

Lisa meringis sambil memegangi dahinya yang habis ditepuk ibu Marimar. Terlihat ada beberapa lembar sisik ikan yang menempel di dahi Lisa.

"Siapa juga yang mau jodohin kamu sama anaknya pak Sooman? Kamu itu kebanyakan nonton sinetron sih!"

Mendengar itu, Lisa langsung menyengir sambil mengusap dahinya. Syukurlah kalo itu tidak benar.

"Hehe kirain.."

"Memangnya apa untungnya buat dia kalo kawin sama kamu? Kamu kan nggak bisa masak apa-apa. Masak air biar mateng aja kadang suka gosong. Nanti kalo kamu kawin sama dia malah ibu lagi yang malu sama orang tua nak Chanyeol."

Lisa mencebik mendengar ucapan dari ibunya.

"Ibu ih, kalo ngomong suka nyakitin ke hati dan sanubari." Lisa buat muka sedih.

"Udah nggak usah akting depan ibu. Lebih baik kamu mandi habis itu bantuin ibu beresin kamar kosong itu buat nanti nak Chanyeol tidur."

"Hah? Dia tidur di rumah kita bu?" Lisa jadi terkohok.

"Iya dia akan tinggal di sini untuk beberapa hari kedepan." jelas si ibu.

Mana Saya Tau? •PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang