INGET VOTE SAMA KOMEN
DAN CERITA INI BUAT SENENG SENENG AJA SIH, JD JGN SERIUS SERIUS AMAT YA SAMA BABANG SAMMY WKWKWKWK
THANK U
HAPPY READING
" Perempuan itu ingin pria yang bisa dijadikan tempat bersandar dan tak malu juga bersandar pada kita, karena berdua itu untuk melengkapi..." – Tatjana
" Jika kamu bukan bintang, lalu kamu apa?" – Sammy
" Ta, besok temani saya ke nikahan temen ya? Bisa kan?"
Tatjana menoleh saat mendengar ajakan Samudra yang saat ini sedang minta di temani mencari sebuah jam tangan. Selama dua minggu ini Samudra sepertinya tidak bisa membiarkan Tatjana untuk sehari saja tidak melihat kehadiran pria itu di manapun dia berada. Dan hari ini pagi – pagi sekali Samudra bahkan sudah bertandang kerumahnya dengan alasan ingin bermain dengan anak Nugi, namun pada akhirnya Tatjana lah yang menjadi korban ajakan pria itu.
" Emang abang ngga bisa pergi sendiri?"
Samudra menghela nafas lalu menarik tangan Tatjana yang sedaritadi sibuk melihat kiri kanan dan tidak focus pada apapun yang dibicarakan oleh Samudra. Dan Samudra rasanya ingin mengumpat karena ekspresi gadis muda yang saat ini sedang dia genggam tangannya memandangnya dengan tatapan tidak peduli. " Mana ada sih orang yang pergi kondangan sendirian, Ta. You kidding me?"
Tatjana masih menatap Samudra tidak peduli lalu menarik tangannya yang tadi di genggam oleh Samudra. " Jangan kebiasaan megang – megang Tata, Bang. Ngga enak diliat orang, masa cewek berhijab pegangan tangan sama yang bukan muhrimnya" cetus Tatjana cuek.
Samudra merasa sudah habis kesabaran jadi mengumpat pelan hingga membuat Tatjana melotot kesal padanya. " Apa?"
Tatjana memberikan jarak sedikit jauh pada dirinya dan Samudra dan memandang pria yang menjadi sahabat kakaknya itu dengan kesal, Tatjana tidak percaya pria yang dulu dia sukai ini sekarang menjadi sosok yang mudah berkata kasar di depan umum. " Abang sadar ngga sih lagi jalan sama Tata di tempat umum? Emang mengumpat itu udah jadi hal yang lumrah selama abang hidup di luar negeri? Kalau abang kesal sama Tata ya udah sok atuh Tata minta maaf tapi jangan mengumpat, ngga enak di pandang orang – orang, Bang. Sekalipun mereka ngga ngerti artinya apa, tapi Tata ngga bisa tolerin itu! Tata pulang aja, abang cari aja barang yang pengen abang beli sendiri!" kata Tatjana dengan nada datar namun raut emosi di wajahnya tidak bisa di sembunyikan, kemudian dia pergi dari hadapan Samudra tanpa menunggu reaksi yang diberikan oleh Samudra.
" Shit!"
***********
Nugi mengulum senyum melihat raut frustasi sahabatnya yang tiba – tiba saja datang kerumahnya, dan Nugi bisa menebak apa penyebabnya karena sebelum Samudra datang, adik iparnya Tatjana meminta padanya sejak pagi apabila ada yang mencari gadis itu minta tolong untuk mengatakan pada orang itu kalau Tatjana sedang sibuk.
" Kenapa sih lo? Kusut banget kaya kain jemuran bini gue" canda Nugi sambil mengambil smartphone Samudra yang menarik perhatiannya karena wallpaper Smartphone itu menampilkan gambar sosok yang dia kenal.
Samudra mendesah frustasi dan menarik ponselnya yang sedang di pegang oleh Nugi lalu mendelik kesal pada pria itu karena bisa – bisanya tersenyum jenaka seperti itu saat keadaannya sedang seperti ini.
" Si Tata mana?"
Nugi tak bisa menahan senyumnya lalu melempar bantal kecil yang ada disebelahnya pada Samudra. " Ada apaan sih lo sama ipar gue? Dari kemaren si Tata uring – uringan, yang abis pulang jalan ama lo, giliran ditanya keselnya bukan main itu anak gadis. Kalian berantem?"
" Gue kemaren keceplosan ngomong kasar gitu, ngga kasar sih kalo menurut gue, Cuma kata dia kasar, nah dia marah terus minta pulang, sendirian pula! Ngga ngerti lagi deh gue sama Tatjana, Gi"
Nugi menghela nafas lalu menepuk bahu Samudra pelan. " Gini Sam, di rumah ini ngga pernah ada yang ngomong kasar ataupun mengumpat dan sejenisnya. Dan lo tahu sendiri kan si Tata itu sebelas dua belas sama Sabrina? Alus banget, dari kecil sampe gede juga diajarinnya sama bokap sama nyokap lo, jadi wajar kalo dia marah sama orang – orang uang suka mengumpat. Gue sih saranin aja, seandainya lo nanti suka sama Tata, berubahlah sedikit – sedikit, jangan nanti si Tata Ilfeel sama lo terus dia nyantol di orang lain, nyesel mau? Sakit hati lagi mau lo? Saran aja sih dari gue mah"
Samudra mengerutkan keningnya dan sadar akan sesuatu. " Emang gue suka sama Tata, Gi?"
Kali ini Nugi tertawa kencang, lalu menatap Samudra dengan sorot lucu karena tidak menyangka bahwa sahabatnya ini bahkan tidak sadar dengan sikapnya sendiri. " lo sama Sabrina kayaknya pinteran Sabrina deh! Buat apa lo tiap hari nganterin dia, ngerusuhin dia, dan tiap hari muncul depan muka gue kalo bukan karena lo suka sama dia?" tanya Nugi gemas.
Samudra memandang Nugi tidak mengerti. " Gue kayak gitu karena dia sahabat Sabrina, karena dia adik ipar lo, karena dia adiknya Gista dan karena gue merasa harus melindungi aja, Gi"
Nugi memandang Samudra tidak percaya, bagaimana bisa laki – laki dewasa seperti Samudra bahkan tidak mengerti. " Bodo amat, Sam! Gue ngga tanggung jawab kalo lo keduluan ama cowok lain yang lebih muda ntar!" gerutu Nugi.
********
Hari ini Samudra mencoba peruntungannya, dengan percaya diri dia datang menemui Tatjana yang katanya sedang sibuk membuat kue bersama Gista di rumahnya. Samudra datang sambil membawa sebuket bunga dengan tujuan agar Tatjana memaafkan kesalahannya seminggu yang lalu.
" Assalammualaikum..."
Raut wajah Samudra langsung berubah kesal karena yang menyambutnya di depan pintu adalah Nugi ditambah lagi raut wajah Nugi yang usil sambil menatap Samudra dari ujung kaki hingga kepala lalu pria itu tertawa kecil melihat buket bunga yang Samudra bawa.
" Waalaikumsalam,Bro! Belum nyerah juga? Alhamdulillah kalo gitu, Tata di belakang, kebelakang aja langsung"
Samudra mendengus kemudian berjalan kearah dapur bersama Nugi, kemudian dadanya menghangat melihat sosok Tatjana yang seminggu ini tidak di jumpainya karena gadis itu sibuk menghindar
" Tata, abang kesayangan kamu dateng nih" kata Nugi dengan nada geli lalu duduk di kursi meja makan.
Tatjana yang sedaritadi sibuk langsung membalikkan badannya mendengar kata ' abang kesayangan' yang di maksud Nugi. Samudra dapat melihat ekspresi kaget Tatjana lalu gadis itu hanya terdiam namun yang pasti Samudra tahu gadis itu sudah tidak marah lagi padanya dengan melihat tatapan matanya saat ini pada Samudra.
" Abang ngapain kesini?"
Samudra tersenyum kecil lalu melangkah mendekati Tatjana yang sedang memegang sebuah kain dan juga sendok. " Buat kamu, sekalian abis ini mandi ya, Ta? Aku mau ajak kamu keluar" kata Samudra sambil menyerahkan buket bunga mawar yang tadi dia bawa.
Tatjana menerima buket bunga itu dengan wajah merona lalu melirik sedikit pada Nugi yang menataonya jahil. " Tapi Tata lama mandinya, abang mau nunggu?"
" Yaelah, jangankan nunggu kamu mandi! Nunggu kamu siap nikah juga mau si Sammy, Ta!" seru Nugi tiba – tiba sambil tertawa kemudian dihadiahi wajah kesal oleh Samudra.
Samudra dengan cepat merubah raut wajahnya ke Tatjana dan tersenyum. " Mandi aja dulu, aku bisa nunggu sambil ngobrol sama Nugi kok..."
" Yaudah tunggu sebentar ya, Tata mandi dulu"
Samudra mengangguk pelan lalu memperhatikan punggung Tatjana yang mulai menjauh. " Ta?"
Tatjana yang belum masuk ke dalam kamarnya sempat berbalik mendengar panggilan Samudra yang tiba – tiba. " Ya?"
" Jangan cantik – cantik ya? Nanti banyak yang suka, cukup aku aja"kata Samudra yang langsung dihadiahi lemparan kulit kacang oleh Nugi yang berada di meja makan.
*************
![](https://img.wattpad.com/cover/110975741-288-k678783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuai Patah Hati
Fiksi UmumSamudra, 30 tahun, seorang pilot yang punya jam terbang luar biasa padat. Harinya hanya untuk bekerja, namun tak bisa dipungkiri jika lara rindu akan hangat keluarga mengharuskannya pulang setelah sepuluh tahun menata hidup dan hati jauh dari rumah...