SEMBILAN

1.6K 155 37
                                        

Vote dulu ya!
Happy reading!

....

" Adakah pelengkap dari ketidaksempurnaan?" 

– Tatjana -

" Jika nyaman saja tidak menjadi jaminan kepercayaan, lalu apa yang bisa kujadikan jaminannya?" 

– Samudra -

******

Samudra berulang kali mengecek layar ponselnya. Tidak ada pesan balasan dari Tatjana, padahal ini sudah beberapa hari sejak hari gadis itu menghubungi Samudra saat Samudra sedang off dua minggu lalu. Bahkan mencari tahu lewat Nugi pun tidak ada hasilnya karena pria itu lebih memilih untuk tidak ikut campur jika menyangkut Tatjana.

Jika gadis itu memang sedang sibuk maka Samudra akan memaklumi tapi gadis itu masih muncul di social media dan masih aktif beberapa jam yang lalu.

" Assalammualaikum, kenapa Sam?"

" Tata di rumah Gis?"

" Ada sih, tapi dia lagi sibuk nonton drama korea, kenapa?"

Samudra hampir mengumpat karena informasi dari Gista, Samudra pikir Tatjana sedang sibuk melakukan sesuatu.

" Segitu sibuknya sampe semua chat gue ngga dibales sama adek lo, Gis?"

Tawa Gista terdengar di seberang sana membuat Samudra kesal.

" Makanya buru sini pulang, biar cepet selesai, itu juga si Tata mukanya kusut terus seminggu ini, diapain lagi sih Sam?"

Kening Samudra berkerut mendengar pertanyaan itu, seingatnya seminggun lalu dia tidak melakukan apapun yang bisa membuat Tatjana kesal.

" Emang gue ngapain sih, Gis? Perasaan gue ngga bikin salah deh."

Lagi – lagi Gista tertawa diseberang sana membuat Samudra semakin kesal karena wanita itu sama sekali tidak memberikan solusi.

" Duh ngga tau deh Sammy, mending pulang aja kesini, biar tahu ada apa dan kenapa kembang perawan di komplek ini bisa uring – uringan gitu, udah ya, suamiku manggil, bye! Assalammualaikum."

Samudra menghela nafas berat, " Titip salam buat Tata, waalaikumsalam."

******

" Maaf Mbak Tatjana ya?"

Tatjana mengedipkan matanya berulang kali lalu mencoba focus pada seorang pria yang menghampiri mejanya. Matanya membulat, ternyata pria itu adalah pria yang ditolongnya saat di rumah sakit.

Senyum di wajah pria itu masih sama, namun kali ini tidak ada raut pucat yang menghiasi.

" Iya, Mas. Mas Aksa sedang apa disini?"

Aksa masih tersenyum lalu melirik kursi di samping meja Tatjana yang kosong, " Lagi pengen the halal guys sih, jadi mampir kesini, kamu sendiri?"

" Iya mas, sama siapa lagi haha...Mas Aksa take away atau makan disini?"

" Niatnya mau makan di rumah sih, kebetulan apart saya deket sini tapi karena liat kamu sendirian, boleh kan saya nemenin makan disini?"

Tatjana tertawa melihat binar jahil di mata pria dewasa di depannya kini lalu mengangguk. " Boleh kok, saya juga baru mau makan, silahkan duduk mas."

" Emang suka kemana – mana sendiri ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menuai Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang