Samudra, 30 tahun, seorang pilot yang punya jam terbang luar biasa padat. Harinya hanya untuk bekerja, namun tak bisa dipungkiri jika lara rindu akan hangat keluarga mengharuskannya pulang setelah sepuluh tahun menata hidup dan hati jauh dari rumah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
rindu engga? kayaknya kaga ada yang rindu wkwkwk tapi tenang, gue nulis untuk kesenangan bukan untuk cari tenar dan numpang tenar jadi akan terus update walaupun ga ada yang kangen wkwkw:)
Dont be silent reader please :(
vote and komentar?
sorry karena lama, karena emang lagi males parah dan stuck.
********
" Kalau menyayangi kamu semudah ini kenapa ngga dari dulu?" – Samudra
" Namanya cinta, sepahit – pahit apa juga ditelan..." Tatjana
******
Hari ini Samudra menemani Tatjana yang menghadiri sebuah acara ulang tahun teman kantornya yang kebetulan juga merayakan pertunangannya. Dan malam ini Samudra yakin dia tidak akan melepaskan Tatjana selama di acara itu karena gadis itu sangat cantik malam ini, entah bagaimana Gista bisa mendandani Tatjana hingga gadis itu sangat cantik atau memang Tatjana sangat cantik namun hanya Samudra tidak menyadarinya.
" Abang kenapa diem aja?"
Samudra menggeleng lalu memperhatikan sekitarnya yang mana saat ini para pria sesekali mencuri pandangan pada gadis yang saat ini ada disampingnya.
" Kamu pernah pacaran sama orang kantor, Ta?"
Samudra melihat kening Tatjana berkerut lalu mengedipkan mata dengan lucu. Membuat Samudra makin gemas dengan gadis itu.
" Enggak pernah sih, tapi kalau deket pernah beberapa kali cuma semuanya ditolak sama teteh sama aa jadi ngga pernah ada hubungan yang kesana – sana"
Samudra kali ini benar – benar memantapkan keputusannya agar segera mengikat gadis muda yang seusia dengan adik bungsunya agar tidak ada yang mendekati lagi.
" Besok – besok jangan jalan sama orang lain selain aku ya, Ta."
" Loh, kenapa bang?"
" Soalnya..." Ucapan Samudra terhenti karena dering ponselnya kemudian dia tersenyum tipis pada Tatjana lalu menjawab panggilan itu. " Hah? Kenapa harus gue sih, Bar? Yang lain ngga bisa? Gue baru libur Bar, lo kan tau gue ngga pernah ambil penerbangan luar negeri lagi...Hah? Yaudahlah, nanti malem gue udah disana!...Bodo amat kalo bukan gara – gara inget bini lo, ngga mau gue!"
Tatjana menyimak pembicaraan Samudra dengan entah siapa yang menghubungi pria itu, namun yang pasti perasaan tidak enak mulai menyelimutinya.
" Abang pergi lagi?" tanya Tatjana dengan pelan sesudah Samudra mengakhiri pembicaraannya di ponselnya.