Samudra, 30 tahun, seorang pilot yang punya jam terbang luar biasa padat. Harinya hanya untuk bekerja, namun tak bisa dipungkiri jika lara rindu akan hangat keluarga mengharuskannya pulang setelah sepuluh tahun menata hidup dan hati jauh dari rumah...
Yang doyan jd silent reader coba jempolnya digerakin dikit.
mumpung lagi mood
updatenya cepet
happy read!
komentar dan vote ya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Pulang adalah kata yang selalu terlintas ketika aku natap kamu..." – Samudra
" Awal memang selalu manis, tapi siapa yang tahu akhirnya..." - Tatjana
*******
" Maaf Mbak, saya boleh minta tolong?"
Tatjana menoleh pada pria yang tiba – tiba menghampirinya. " Boleh mas, ada yang bisa saya bantu?"
Pria itu nampak tersenyum lega namun senyum itu tetap tidak bisa menutupi wajah pucatnya.
" Saya abis check up tadi, ini disuruh tebus obat tapi saya masih lemas banget mbak, dan saya juga ngga tahu ini nebusnya dimana karena baru pertama kali kesini, boleh minta tolong tebus obatnya mbak? Ini ada ATM saya, pin nya 123460, nanti bisa langsung bayar obatnya"
Tatjana mengedipkan mata berkali – kali karena pria yang amat pucat yang sudah duduk di sampingnya tiba – tiba minta tolong dan tanpa takut memberitahu nomor pin ATM pada Tatjana yang pasalnya hanya orang asing.
" Memang nggak ada keluarga yang bisa nebus obatnya mas?" tanya Tatjana dengan kasihan karena pria disampingnya itu meringis berulang kali sambil memegangi perutnya.
Pria itu menggeleng kemudian menyodorkan kembali ATM miliknya pada Tatjana. " Keluarga saya di Bandung semua mbak, saya juga baru di Jakarta jadi ngga ada temen yang bisa kesini"
Tatjana menghela nafas kemudian berdiri lalu mengambil resep obat serta ATM pria yang tidak dia ketahui namanya itu. " Yaudah, mas tunggu disini ya? Jangan kemana – mana" saat akan melangkah pergi, Tatjana kembali memperhatikan pria asing pucat yang bahkan hanya memakai kemeja kerja tanpa jaket ataupun sekedar outer hangat yang bisa menghindarkan pria itu dari dinginnya AC rumah sakit ini. Tanpa pikir panjang Tatjana melepaskan oversize jacketnya lalu memberikannya pada pria tanpa nama itu. " Dipakai mas, nanti tambah sakit kalau cuma pakai kemeja tipis itu"
******
Namanya Aksara Biru, usianya 35 tahun.
Lebih tua dari Sammy.
Tatjana mengetahui nama pria itu dari resep dokter yang mencantumkan nama pasien serta umur pasien. Sejak tadi Tatjana tak habis pikir bagaimana jika tidak ada dirinya disana tadi, apakah ada yang mau menolong pria itu? Tatjana kasihan karena pasti setelah pulang dari sini pria itu akan sendirian dan mengurus diri sendiri padahal sedang sakit.