4

15.6K 1.7K 172
                                    

Hari minggu waktunya Arumi bermalas-malasan, bangun siang, maraton nonton drama korea, tidur lagi, duh duh...emang enak kalau hari minggu... mau apapun asyik nggak ada yang gangguin. Tapi sayang minggu ini Arumi terpaksa bangun lebih awal karena ayah minta dia ke kedai. Kalau dipikir-pikir lama juga Arumi tidak ke kedai, dia sibuk dengan kerjaannya, apalagi kalau akhir bulan duh...bikin pusing.

Pukul 7.30 Arumi sudah rapi dengan blouse merah hati polos lengan pendek, celana jeans navy selutut, dipadu sepatu sneakers hitam garis putih, wajahnya di bubuhi bedak dan lipstik tipis, tidak lupa tas selempangnya, perfecto! Arumi terlihat seperti anak kuliahan.

Waktu Arumi turun ayah dan Nisa tidak ada, pasti mereka lagi jalan-jalan di taman kompleks, diatas meja makan sudah ada nasi goreng dan susu coklat. Arumi paling malas bila makan sendiri, tapi dia paksa makan nasi goreng itu, dia tidak mau mengecewakan Nisa.

Setelah mencuci gelas dan piringnya, Arumi langsung mengeluarkan mobil dari garasi. Mobil x-over merah hadiah ultah dari ayah dan kakaknya, yang jarang dia gunakan jika tidak ada hal yang penting, ditambah lagi jalan yang macet bikin Arumi semakin enggan.

****

Parkiran kedai milik ayahnya penuh, terpaksa Arumi parkir di tanah kosong sebelah kedai. Arumi dengan santai masuk ke dalam kedai, beberapa pegawai ayahnya menyapa Arumi. Arumi langsung duduk di belakang meja kasir, tidak kelihatan Mia, mungkin sedang membantu mengisi makanan di meja panjang.

Kedai milik ayahnya menyediakan masakan jawa rumahan dengan konsep prasmanan, tempat duduknya lesehan jadi lebih leluasa, dindingnya dipasangi jendela-jendela yang lebar, agar angin dari pohon rindang di samping kiri-kanan kedai bisa masuk. Kedai ini berdiri 30tahun lalu dirintis oleh ayah dan bundanya.

"Lho mbak Arum kapan datangnya?" tanya Mia heran, karena tadi waktu dia hilir mudik  mengisi makanan di meja, tidak melihat Arumi datang.

"Barusan kok, aku lihat kamunya lagi sibuk ngisi,"

"Biasa mbak kalo minggu kan gini, mbak Arum sih nggak pernah kesini," terang Mia. Arumi cuma nyengir kecil, kemudian dia berdiri dari kursi kebesaran Mia dan menyerahkan.

"Nitip tas ya, Mi. Aku mo kedapur dulu." Mia mengangguk.

Arumi masuk ke dapur Doni dan Pak Burhan sibuk masak, yang lain melap piring, gelas, dan sendok garpu.

"Wah, sibuk kayaknya." Arumi menginterupsi kegiatan di dapur, serentak mereka menoleh ke arahnya.

"Wah mbak Arum, lama gak kesini." sapa Pak Burhan juru masak yang sudah bekerja di sini 15 tahun.

"Hehe...lagi sibuk di kantor, Pak. Ada yang bisa Arum bantu?" tawarnya mendekat ke meja makanan yang akan disajikan.

"Itu mbak kalo ndak repot ngisi makanan di depan." sambung Pak Burhan.

Arumi mendorong troli ke depan, dan mengisi makanan yang hampir habis. Selesai dengan tugasnya, Arumi kembali mendorong troli ke dapur. Tanpa sengaja roda troli terantuk batu kecil, alhasil jalannya sedikit goyang dan menabrak orang disamping, sisa kuah di baskom tumpah mengenai ujung bajunya.

"Aduh maaf Pak, saya ndak sengaja." Arumi bungkukkan badannya meminta maaf sembari membersihkan baju tersebut.

"Gak pa-pa, lain kali hati-hati mbak kalo kerja itu." jawab orang itu.
Arumi seperti mengenal suara ini, ia pun mendongak memastikan.

"Lo?!"

"Wow, nggak nyangka ketemu disini." Ini benar-benar kejutan bisa ketemu cewek judes ini.

"Rugi gue bersihin baju lo!" Arumi pergi meninggalkan Eru. Kenapa harus ketemu cowok edan itu, buyar sudah ketenangannya. Sementara itu Eru mengekor di belakangnya.

JODOH ARUMI (SUDAH TERBIT) REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang