Prolog

44 11 0
                                    

Seorang anak lelaki berusia tujuh tahun itu menatap benci seorang anak perempuan berusia tiga tahun yang kini terbaring lemah di brangkar rumah sakit.

Karena dia, ia kehilangan kasih sayang orang tua.

Karena dia, ia harus pergi dari tempat ternyaman nya.

Karena dia, adiknya yang baru berusia satu tahun harus lepas dari ibunya.

Karena dia juga, adiknya tak akan  mengenal orang tua nya.

Semua karena dia!

Tatapan setajam elang itu tak lepas dari anak perempuan itu walau seorang perempuan dewasa tengah berbicara sambil menangis di pelukanya.

"... Kamu jaga diri ya nak... Hiks Bunda sayang kamu." ucapnya teriasak.

Kini seorang pria dewasa dengan setelan jas nya yang berganti memeluknya. "Jaga diri baik - baik. Kamu kuat. Kamu anak Ayah. Dan akan tetap seperti itu." ucap pria itu setegar mungkin.

Kamu anak ayah. Dan akan tetap seperti itu.

Anak lelaki itu mendorong bahu Ayahnya. Matanya memerah menahan tangis. Ia tahu ia laki - laki, tapi keadaan membuatnya rapuh.

"Hiks.... Mulai sekarang, kalian bukan orang tuaku... Hiks,"

Dua orang dewasa itu menatap nanar punggung kecil anaknya yang berlari menuju pintu.

Brak.

Pria yang berperan sebagai Ayah itu memejam matanya kuat - kuat. Ia tahu ia gagal menjadi seorang ayah.

Harusnya ia yang membimbing anak lelakinya itu. Harusnya ia yang menjaga anak - anaknya. Harusnya ia yang membiayai anaknya. Harusnya....

Entahlah terlalu banyak yang ia harus lakukan menjadi seorang ayah. Tapi apa! Ia telah gagal menjadi seorang ayah.

Loveable SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang