3

1.8K 292 106
                                    

Akhirnya, Doyoung dan Yuta pun pergi di hari minggu. Keduanya dengan senang hati pergi ke theme park dengan menaiki bus.

"Bermain ke tempat seperti ini dengan gratis, itu namanya anugrah." ucap Yuta senang.

"Hey, tapi kita mengeluarkan uang untuk menaiki bus." balas Doyoung.

Yuta tertawa, "Oke! Sekarang ayo kita bermain!" serunya.

"Yang terdekat saja dulu," ucap Doyoung sambil menunjuk wahana berbentuk kapal.

"Oke."

Lalu mereka pun menaiki wahana itu dan berteriak kesenangan. Dilanjutkan dengan menaiki wahana yang lain, terutama yang memancing adrenalin bekerja.

"Tapi aku masih bertanya-tanya orang baik hati mana yang memberikan tiket masuk padaku." ucap Yuta.

Keduanya memutuskan untuk beristirahat sejenak setelah menaiki wahana roller coaster. Membeli dua botol cola di vending machine, keduanya lantas duduk di salah satu kursi panjang yang ada di dekat mereka.

"Fuuhhh panas," keluh Doyoung sambil menyeka keringat yang menetes di keningnya.

"Menurutmu, siapa yang memberikannya?" tanya Yuta.

"Huh...?" Doyoung berpikir, "siapa ya..." ia meneguk cola-nya dan teringat dengan guru mereka kemarin yang terlihat mencurigakan.

Tapi Doyoung ragu. Apakah benar guru mereka yang memberikan tiket itu? Tapi untuk apa?

Doyoung menghela napas, "Entahlah." jawabnya.

Yuta meliriknya dan mencibir.

Doyoung tertawa, pandangan matanya kemudian terhenti pada jalinan benang merah yang berseliweran di depan mata. Ia meringis. Doyoung berpikir-pikir, ia merasa terganggu dengan penglihatan tidak biasa ini. Awalnya, ia terkejut dan merasa aneh, lalu merasa biasa dan terkadang menganggapnya keren, tapi melihatnya dengan jumlah banyak seperti di tempat dimana mereka berada saat ini membuatnya sakit mata. Ia bertanya-tanya mengapa ia tiba-tiba mendapatkan penglihatan itu?

Apa karena cerita Yuta?

Atau karena bertemu Taeil?

Atau karena mimpi?

Doyoung bingung, ketiga hal itu saling berhubungan. Ia tidak tahu apa jawabannya.

"Young, kau baik?" tanya Yuta.

"Of course." jawab Doyoung.

Doyoung lalu membuka mata, mengabaikan pandangan benang merah orang banyak, ia melirik benang merah di jari Yuta.

Benang itu bergetar hebat.

Doyoung mengernyit, apa lagi itu? Kenapa bisa seperti itu?

"Doyoung mulai aneh lagi." komentar Yuta.

Doyoung tak peduli dengan ucapan Yuta, ia mencondongkan tubuhnya, menelusuri kemana benang Yuta yang bergerak-gerak dengan mata. Namun, ia tak menemukannya karena benang itu menembus wahana permainan. Doyoung mengernyit, bertanya-tanya apakah guru mereka ada di sini?

Ia pun berdiri, "Yu, mau kesana tidak?" tanya Doyoung.

"Komidi putar? Itu mainan anak-anak.." balas Yuta.

Doyoung tidak mendengarkan ucapan Yuta. Ia langsung berjalan begitu saja dan membiarkan Yuta mengikutinya. Doyoung sekarang hanya ingin tahu apakah pemikirannya salah atau tidak.

Benar saja, begitu mereka sampai di sana, Doyoung dan Yuta melihat guru Bahasa Inggris mereka sedang menunggu seorang yang mungkin sedang bermain di komidi putar.

You, Me, and Red String [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang