8

1.8K 219 68
                                    

Taeil berdiri tepat di depan sebuah kuil kecil di bawah pohon. Kakinya yang masih terbalut karena luka, ia gunakan untuk bersimpuh dengan hati-hati.

"Tuan! Kumohon maafkan aku karena lancang meminta sesuatu darimu." ucapnya.

"Tapi bisakah kau menarik imbas dari kutukanku agar tidak mengenai orang-orang yang aku sayangi?"

Tak ada jawaban, tentu saja.

Taeil bahkan tidak tahu apakah penghuni kuil itu mendengarnya.

Ia bahkan tak peduli jika ada yang melihatnya berbicara sendiri pada kuil kecil kosong yang tak ada apa-apa. Toh, ia sedang berada di hutan bukit sekarang.

Air matanya menetes.

"Aku mohon padamu... Tolong..."

"Aku tidak ingin melihat yang lain terluka lagi karena aku."

"Tak apa jika aku tetap mendapatkan kutukan itu... Tapi jangan imbaskan kepada orang lain yang sama sekali tak berdosa."

Jeda beberapa menit. Taeil sibuk berdoa dalam hatinya. Teringat olehnya beberapa hari lalu bertemu dengan Doyoung setelah sekian lama.

Taeil tak ingin kejadian yang membuat hatinya hancur kembali terulang dan terulang. Hal itu bagai mimpi buruk yang membuatnya sama sekali tak bisa tenang.

"Kumohon, kabulkanlah.."

Ini adalah kali ketiga ia memohon di sini setelah sekian lama. Kali ketiga setelah sekian lama memohon tapi tak pernah terkabulkan. Masih tetap saja orang-orang disekitarnya dan orang-orang yang ia sayangi terkena imbas kutukannya.

Seperti Taeyong yang jatuh dari jembatan ke sungai di bawahnya dan tak sadarkan diri beberapa hari. Seperti Doyoung dulu yang jatuh dari pohon dan kehilangan ingatannya. Seperti temannya yang bernama Hansol yang terpeleset di tangga. Seperti salah satu temen sekelasnya yang mengalami kaki terkilir saat bermain bola dengannya, dan masih banyak lagi.

Taeil takut.

Ia tidak tahu lagi hal mengerikan apa lagi yang akan terjadi kedepannya.

Ia takut sesuatu kembali terjadi pada orang-orang yang ia sayangi.

Setelah beberapa lama ia memohon, ia pun akhirnya pergi dari tempat itu dengan lunglai.

Namun, kecelakaan itu terjadi. Penyesalan kembali Taeil rasakan. Ia sedih luar biasa dan memutuskan untuk tidak pernah bertemu dengan Doyoung lagi.

.

.

.

Doyoung terdiam menatap gedung kampus dimana Taeil kuliah. Ia sudah mendapatkan beberapa info dari Taeyong mengenai Taeil, seperti nomor ponsel dan dimana ia kuliah. Namun, nomor itu sama sekali tak bisa Doyoung hubungi.

Jadi, di sinilah ia, memutuskan untuk menemui Taeil langsung untuk berbicara.

"Ruang A208." bisiknya sambil melihat setiap papan nama ruangan yang ia lewati, mencari ruang dengan nama A208.

Setelah menaiki tangga, ia pun menemukannya. Doyoung mengintip, mencari keberadaan Taeil.

Ah, dia menemukannya.

Doyoung tersenyum senang dapat melihat Taeil baik-baik saja. Ia pun memutuskan untuk duduk menunggu di luar ruangan karena Taeil masih dalam waktu pembelajaran.

Tak terasa satu jam terlewati. Ia bahkan sampai tertidur dan terbangun oleh beberapa mahasiswa yang keluar dari kelas A208.

"Dek, jangan tertidur di sini, bahaya."

You, Me, and Red String [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang