Flashback.
Mianju Zai menatap keluarganya dari jauh. Dia menempel pada sisi dinding dan mencondongkan tubuhnya berusaha mendengar percakapan tiga orang di depan sana.
"Zhou, kau harus menjadi yang pertama disekolahmu! Banggakanlah keluarga Mianju!" Zai bisa mendengar ayahnya berkata tegas pada kakaknya.
Kakanya itu tersenyum angkuh. "tentu saja, ayah. Aku memang selalu nomor satukan?" setelah Zhou berucap, ayahnya tersenyum tipis sambil menepuk bahu Zhou bangga. Dahi Zai kecil mengerut dan mengerucutkan bibirnya membuat pipi penuh lemak bayinya mengembung lucu, Zai merasa cemburu.
Zai menatap kertas ditanganya. Itu adalah hasil ujian tengah semester disekolahnya, semua nilai ujianya adalah sembilan. Zai inggat saat disekolah tadi, gurunya tersenyum sangat lebar dan bilang bahwa dia bangga bahwa Zai mendepat nilai tertinggi dikelasnya. Zai kecil tidak dapat menahan senyumnya.
Apakah ayahnya akan bangga padanya seperti ayahnya bangga pada kakaknya? Zai bertanya-tanya dalam hati.
Zai kecil berlari semangat menghampiri ayahnya. "Ayah! Aku mendepat nilai tinggi di sekolah!" Zai berseru bersemangat dan menabrak kaki ayahnya. Zai menatap kaget ayahnya saat pria itu menatapnya tidak suka.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu lupa cara tata krama?! Berjalanlah dengan benar!" ayahnya itu membentak. Tidak suka dengan sikap Zai yang kekanakan.
"sudahlah.. mana Mama lihat nilainya." Zai menunduk dan meyerahkan kertas itu pada ibunya. Zai menatap berharap pada wanita cantik keturunan Thailand itu.
"Banyaklah belajar, kamu akan mendapat nilai yang lebih baik." wanita cantik itu berkata seakan dia mendapat nilai enam di semua kertasnya. Zai menunduk takut saat Mamanya memberikan kertas itu pada ayahnya. Zai merasakan hatinya kecewa melihat ekspresi ayahnya yang sama sekali tidak senang.
"Hanya segini? ZieZue!" Zai semakin menunduk saat ayahnya memanggil gurunya.
Seorang pria berumur tiga puluhan mendatangi ruangan itu dan menunduk dalam. "Iya, Tuan."
"ajarkan anak ini lebih keras lagi! Aku tidak mau dia memalukan nama keluarga ini! Dan ajarkan tata krama dengan baik, pastikan semuanya sempurna, kamu mengerti?" printah ayahnya. ZieZue mengangguk. "Baik, tuan."
"Kamu belajarlah yang benar sana!" ayahnya memerintah dengan tegas. Zai menahan tangisan yang hampir keluar, ayahnya tidak akan suka kalau dia menangis. Zai menatap ibunya yang hanya terdiam, lalu Zai menatap Zhou yang tersenyum meremehkan. Akhirnya Zai membiarkan kekecewaan memenuhi hatinya dan pergi bersama gurunya itu.
"Tuan Muda tidak Apa-apa?" tanya ZieZue saat pria itu melihat Zai kecil menunduk sedih.
Zai menatap ZieZue dengan mata yang hampir menangis. "ZieZue.. apa nilaiku jelek? Aku tidak membanggakan ya?" tanya Zai polos.
Pria itu tersenyum lembut. "nilai Tuan Muda sudah sangat baik, tapi mungkin Tuan Besar ingin anda lebih baik lagi demi kebaikan Tuan muda sendiri." kata ZieZue berusaha membuat hati Zai lebih baik.
Mata Zai kecil melebar polos. "benarkah? Jadi Father tidak marah karena kecewa dengan Zai? Lalu apa guru ZieZue bangga paka Zai" tanya Zai senang bersemangat.
"Tentu saja saya bangga pada Tuan muda." ZieZue tersenyum lembut dan mengulurkan tangannya untuk menggandeng tuan mudanya itu ke ruang belajar Zai. Zai menerima tangan itu dengan penuh semangat.
Umur Zai barulah sepuluh tahun, tapi dia sudah berusaha membuat orangtuanya bangga, seperti mereka bangga pada kakaknya.
Tata krama dia pelajari dengan sempurna, begitu juga dengan pelajaran sekolah dan bermusik dia pelajari dengan sempurna sekuat yang dia bisa. Tapi orangtuanya tetap hanya memperhatikan kakaknya yang lebih sempurna darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Masa Lalu
RomanceFriendship Drama Romance 2moons original by Chiffon Cake 2moons the series fanfic Phana x Wayo Ming x Kitkat Beam Mianju Zai (OC) semuanya hebat. hidupku sempurna. aku kira aku sudah mencapai happy ending dalam hidupku. tapi masa lalu yang gelap mul...