Orang Dari Masa Lalu

1K 136 9
                                    

Ming menatap Zai penuh kebencian.

“lama tidak berjumpa MingKwan” sapa Mianju Zai santai, seakan tidak ada orang didepanya yang sedang membencinya. Dia menatap tertarik Wayo yang dipeluk orang asing, menurutnya.

“aku mendengar kabar kalau Wayo kuliah disini. Jadi aku terbang capek-capek dari china kesini. Pertamanya aku kira di hari pertama tidak akan bertemu, tapi lihat! Aku melihat Wayo yang memasuki mobil dan aku mengikutinya. Walaa! Disinilah kita! Bertegur sapa dengan ramah!”kata Zai dengan nada ceria yang berpura ramah. Pemuda tampan yang tinggi itu menatap segerombolan orang dihadapanya terutama Ming dengan antusias.

Ming mendecih jijik. Sesuai namanya orang didepanya ini bener-benar bertopeng.

“apa maumu!”jawab Ming. Masih dengan posisi menjadi temeng Wayo.

“mauku?” Zai mengangkat sebelah alisnya. “tentu hanya bertegur sapa dengan kawan lamaku!” jawab Zai seakan mereka sangat akrab.

“aku tau bukan itu maksudmu, Zai!”ming mulai maju untuk menyerang Zai.

“N’Ming!” panggilan KitKat dengan suara setengah histeris, memberhentikan gerakan Ming yang siap meledak. Ia tau, ia telah membuat KitKat takut. Phana menatap pemuda bernama Zai yang sedang tersenyum senang itu dengan waspada. Beam terus saja memperhatikan gerakan Mianju Zai.

“Wah! Wahh!” Zai tertawa setengah terpingkal. “kau bisa dijinakan huh? Ming!” ejek Zai. Ming mendengus kasar.

Membuat Zai tambah senang. Pertemuan ini sungguh diluar perkiraan Zai.

Zai mengecek jam tangan mahal di tanganya, Mendesah kecewa. “sayang sekali waktuku tinggal sedikit. Tenang saja! Aku pasti akan kembali lagi!” kata Zai berpura sedih. Sebelum ia pergi, Zai menatap Wayo yang pucat dipelukan Phana.

“jangan sedih begitu Wayo-ku,aku akan kembali lagi. Pasti!” kata Zai. Semakin senang saat mata Wayo melebar ngeri.

Phana menatap mengancam pada Zai. “kau tidak akan bertemu dengan dia lagi.” balas Phana tajam.

Zai mengangkat alisnya, menatap Phana tajam. “oh, aku pasti akan datang lagi” Zai mengucapkanya dengan nada yang membuat perasaan Phana tidak nyaman. Seakan alarm bahaya berdering nyaring di kepalanya.

Zai pergi dengan berjalan gembira. Ia menebar senyum tampanya ke setiap orang yang melewatinya. Membuat para gadis histeris dengan ketampananya.

Setelah Zai pergi, Ming berbalik menatap Wayo khawatir. “Wayo… ayo duduk” ajak Ming pelan. Phana menggiring Wayo duduk. Masih berusaha menenangkanya. Ada sesuatu yang buruk yang terjadi antara Wayo,Ming dan Zai, Phana tau itu. Dan itu membuat amarahnya memuncak. Dan ia dihinggapi ketakutan jika dulu Wayo pernah dalam bahaya dan ia bahkan tidak bisa menolongnya. Hanya Minglah yang menolongnya.

Phana duduk di samping Wayo, mengusap bahunya. Ming berlutut di depan Wayo. “Ai’Yo…” pangil Ming pelan berusaha mengambil perhatian Wayo dari kain celananya. Wayo mulai berpindah menatap Ming. “aku minta maaf.. kau tidak apa-apakan?” bisiknya. Wayo mengangguk pelan.

Beam dan KitKat masih bingung dengan apa yang terjadi.

“Ai’Pha.. mungkin lebih baik kau mengantar N’Yo pulang” saran Beam. Wayo butuh istirahat.

Phana mengangguk ia mengusap kepala Wayo pelan sebagai ajakan. Wayo mulai berdiri dan melangkah pergi bersama Phana yang masih setia di sampingnya.

Ming terlihat linglung, dia ikut berdiri ingin mengikuti Wayo, tapi Beam menahanya.

“jelaskan.”kata Beam. Wayo sudah seperti adiknya sendiri. Dan jika sesuatu terjadi dia juga akan berusaha melindunginya.

___________________________________

Phana membukakan pintu untuk Wayo saat mereka sampai di depan apartemen Wayo. Phana menaruh tas Wayo di atas meja belajar dan mendorong pelan punggung Wayo ke kasur. Phana mengerutkan alisnya saat Wayo menolak untuk beristirahat.

“aku ada tugas, P’Pha pulang saja” kata Wayo berusaha sebiasa mungkin. Wayo berjalan ke meja belajar dan mulai membuka tasnya.

“N’Yo… dia.. Mianju Zai.. dia siapa?” tanya Phana pelan. Wayo tetap terdiam dan mulai duduk dikursinya dan menulis tugasnya. Phana meraih bahunya agar Wayo melihat padanya.

“N’Yo.. dia siapa?” Phana menatap mata Wayo yang bergetar perlahan. Tapi Wayo sama sekali tidak bersuara. Phana tau kalau saat ini ia tidak akan bisa memaksa Wayo untuk menjawab.

Ada sebesit rasa sedih di hati Phana, bahwa Wayo tidak mau memberitahunya cerita tentang dia, tidak.. memempercayainya. Tapi dia juga mengerti bahwa itu juga bagian privasi Wayo, yang mungkin tidak seharusnya ia tahu.

Phana mendesah pelan. “kau belum makan, aku belikan makanan ya? Mau apa?” tanya Phana berusaha mengalihkan pembicaraan. Wayo mengedip sebentar setengah lega, lalu ia menggeleng menolak. “aku tidak lapar ‘P” jawabnya

“kau harus makan dulu. Mau apa?” paksa Phana. “mmn.. seterah P’Pha saja.” kata Wayo menyerah. Phana mengangguk lega. Ia menunduk dan mengecup lembut bibir Wayo pelan, berusaha mengerti perasaan kekasihnya. “aku pergi dulu. Hati-hati.” bisiknya.

Wayo mengangguk. Dan Phana berjalan keluar kamar.

___________________________________

Setelah mereka makan dan Wayo menyelesaikan tugasnya mereka lebih memilih berbaring di kasur dan menatap keluar jendela. Malam ini hujan begitu deras.

Suara air yang menabrak kaca memenuhi ruangan. Phana mengusap kepala Wayo yang bersender dibahunya. Menikmati kehangatan dan suara napas kekasihnya. Masih ada perasaan yang menganjal dihatinya.

“N’Yo..” panggil Phana

“Hmm??...”

“Kau… mempercayaiku-kan?”bisik Phana lirih. Wayo terdiam sebentar lalu mengangguk pelan.

“Kau tau.. aku mencintaimu-kan?” tanya Phana lagi. Wayo mengangguk, matanya mulai berair.

Phana meraih dagu Wayo agar Wayo melihat ke arahnya. Phana menatap mata Wayo yang berair. “apapun yang terjadi, aku selalu mencitaimu Wayo.” bisik Phana tulus.

Wayo tersedak tangisanya sendiri, membiarkan Phana mencium bibirnya lembut. Membiarkan Phana mengurungnya dalam pelukan, membiarkan Phana menyentuhnya seperti malam-malam sebelumnya.

Cumbuan dan sentuhan mereka bagi, ciuman dalam yang Phana berikan, Wayo terima sepenuh hati. Saling memenuhi saling melengkapi, begitu dekat dengan tubuh sang kekasih. Tubuh mereka bersatu, begitu hangat dan pas, seakan mereka satu kepingan yang sama. Bergerak berusaha memuaskan sang belahan hati. Dan membiarkan diri mereka melebur menjadi satu.

Semuanya terlihat sempurna. Tapi, malam yang biasanya manis terasa menyesakan…

TBC.

Masih baru di fanfic tolong bantuanya!
Diterima kritik dan saranya. Juga maaf kalo ada typo
Baru kali ini nulis 2moons jadi kalo ada yang salah atau kurang tolong dikasih tau.

Mianju zai. Teman lama ming sama wayo saat sekolah(nanti akan diceritakan). Dia tampan dan tingginya setara ming. Ayahnya orang china, ibunya thailand. Dia melakukan "sesuatu" yg kurang baik dimasa lalu. Mianju artinya topeng. Ming selalu menganggapnya muka dua.

Udah dulu ya! R&R please

Kenangan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang