Flashback: Awal pertemuan

1K 129 14
                                    

Ming memasuki sekolah baru di tahun ketiganya. Ia mengikuti sahabatnya Wayo untuk pindah disekolah ini. Sejak Wayo bercerita tentang Phana, pemuda yang disukainya. bahwa Phana menyukai wanita, sahabat satu-satunya itu terlihat murung.

Masih segar di ingatanya saat melihat Wayo yang hampir menangis mendatanginya dan menceritakan keluh-kesahnya. Saat itu, hampir saja Ming meminta kawan-kawanya untuk menghajar si Phana itu. Tapi sayangnya Wayo tetap saja melarangnya.

Mereka pindah karena Wayo berkata tidak ingin bertemu lagi dengan Phana, tapi Ming tidak percaya sama sekali dengan perkataan sahabatnya itu. Ia kemarin sempat memergoki Wayo yang menatap kumpulan foto Phana yang Wayo sembunyikan di lemari saat Ming berkunjung kerumah Wayo.

Ming mendesah lelah dan menatap Wayo yang sedang menatap keluar jendela mobil. Ming berangkat ke sekolah bersama Wayo hari ini, orang tua Wayo itu sama sekali tidak menyukai ekspresi anaknya beberapa hari ini. Dan akhirnya Ming diutus untuk menjaga Wayo secara full beberapa hari ini, yang tentu saja diterima senang hati oleh Ming.

Mobil yang berhenti mendadak membangunkan Ming dari lamunanya. Ming segera melihat keluar jendela, mereka sudah sampai di sekolah baru mereka. Ming melirik Wayo di sampingnya yang sepertinya juga baru tersadar dari lamunanya.

Mereka akhirnya turun dari mobil bersamaan setelah sopir dan satu pengawal membukakan pintu untuk mereka bersamaan. Benar-benar pangeran Wayo. Ming menggeleng sekali.

Sekolah mereka sangat besar. Pancuran melingkar berada di depan sekolah dengan taman yang luas di depan dan seluruh sisi sekolah, beberapa siswa terlihat bersantai di pohon besar yang berjejer rapih, bunga-bunga terlihat menjadi pagar di sepanjang garis sisi sekolah. Dan sekolah itu sendiri terdiri dari empat lantai.

Ming menaikkan sebelah alisnya. Sudah jelas dari gaya para siswa dan siswi di sini bahwa sekolah ini berisi murid dengan status sosial tinggi. Semua murid di sini terlihat memakai barang mewah dari ujung kaki sampai ujung kepala. Bahkan beberapa di antara mereka berjalan dengan penuh arogan dengan dagu yang dinaikkan. Terlihat begitu bangga dengan nama yang mereka sandang. ‘Ini.. akan jadi tahun yang, jika tidak hebat maka akan menjadi sangat menyebalkan, sial!’. Pikir Ming.

Ming merapihkan jas abu-abu muda yang dipakainya. Tidak seperti kebanyakan sekolah di Thailand yang berwarna hitam-putih. Seragam sekolah di sini berwarna abu-abu hitam untuk kelas tiga, abu-abu dan coklat pasir untuk kelas dua dan abu-abu putih untuk kelas satu.

Mereka berjalan di sepanjang lorong dan Ming merasakan semua orang melihat mereka. Memang sangat-sangat aneh dengan waktu mereka menjadi murid baru, hari penerimaan murid baru diadakan dua bulan lalu dan apalagi dengan seragam mereka yang menandakan bahwa mereka kelas tiga itu sangat menarik perhatian. Ming melirik Wayo yang masih tidak peduli sekitar.

“Ai’Yo! Kamu tidak mau lihat sekeliling? Lihat wajah-wajah indah itu!” ajak Ming sambil tersenyum lebar. Memang semua murid di sini berwajah di atas rata-rata. Ming mengagumi para gadis cantik sejenak.

“hai lihat! Ada banyak pemuda tampan juga!” tawar Ming. Wayo mendengus dan melempar tangan Ming yang merengkulnya.

“Hoiii!” protos Ming sambil berpura sedih. Dan Wayo sama sekali tidak peduli, dia sudah kebal dengan tampang Ming yang merajuk.

Seorang pemuda menghalangi jalan mereka. Pemuda itu mengenakan seragam abu-abu hitam, dia juga sangat jangkung setara dengan Ming dengan perawakan wajah yang setengah cina. Wajahnya sangat-sangat tampan dengan dagu runcing dan garis mata yang sangat tajam. Rambut pemuda itu di belah hampir ketengah dengan poni yang menjuntai di dahinya. Kulitnya sungguh putih menjurus ke pucat dengan bibir yang berbentuk cupidbow sempurna berwarna pink pucat. Wayo tertegun sesaat dengan rupa pemuda itu, terlihat seperti malaikat dengan senyum tipis penuh pesona itu.

Kenangan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang