Get You

11.2K 579 67
                                    

Sebuah hubungan tak selamanya mulus, baik antara keluarga, sahabat, maupun pasangan. Karena manusia adalah makhluk terumit, kita tidak akan bisa memahami seseorang secara total. Seberapa lamapun kita mengenal orang itu, sedekat apapun kita padanya, tetap saja ada berbagai sisi yang mungkin disembunyikannya, berbagai sisi yang tak bisa kita tembus hanya dengan pandangan mata.

Itulah sebabnya dalam sebuah hubungan banyak jalan berliku yang harus ditempuh. Banyak yang gugur ditengah jalan ketika ingin mencapai tujuan, ada yang berakhir saling benci ataupun saling dengki.

Tapi kuharap, kita tidak akan seperti itu.

Aku menutup catatan harianku dengan helaan napas panjang. Tidak, aku tidak sedang menulis diary. Hanya sebuah catatan menyedihkan yang selalu kutulis di note ponsel pasca berakhirnya hubunganku dengan Jongin sebulan lalu.

Menyedihkan memang. Sebulan dan aku masih menyesalkan hari laknat dimana mulutku mengucapkan kata keramat itu. Putus. Ya, aku yang mengucapkannya dan aku pula yang menyesalinya. Tidak ada satu detik pun dalam sebulan terakhir yang tidak kulewatkan tanpa penyesalan ataupun kerinduan akan sosoknya. Namun diriku terlalu pengecut untuk memulai meraihnya lagi.

Ini adalah kedua kalinya hubungan kami berhenti ditengah jalan, yang pertama terjadi beberapa tahun lalu, dan yang kedua...kalian tahu sendiri lah. Tapi kali ini aku tidak yakin hubungan kami bisa tertaut kembali. Tekanan dari luar dan rasa cemburu Jongin yang berlebihan menjadi pemicu pertengkaran kami. Aku tidak yakin apakah aku siap menerima sikap over posesifnya kembali, semua terasa sulit dan rumit. Apalagi belum apa-apa pihak agensi sudah mengumumkan bahwa kami resmi berakhir dan dampak yang timbul dari berita itu sungguh menguntungkan perusahaan. Banyak fansku maupun fans Jongin yang dulu sempat lari keluar fandom, kini berbondong-bondong kembali. Seolah kandasnya cinta sesama manusia adalah berita bahagia bagi mereka semua. Sunguh miris bukan?

"Bersiaplah Krystal, sebentar lagi giliranmu." Aku mengangguk pada wanita paruh baya yang menjadi Asst. Director dari drama yang kubintangi. Mendengar perintah untuk bersiap-siap, Make up artist-ku kembali merapikan tatanan riasku. Saat menurutnya aku sudah terlihat sempurna, barulah dia menyuruhku ke lokasi pengambilan adegan.

Aku memejamkan mata, berusaha mengumpulkan semangatku yang tercecer entah kemana. Dalam hati aku terus berharap agar bayangan kehancuran hubunganku dengan Jongin tidak akan mengganggu proses berjalannya syuting. Sudah cukup sulit bagiku melalui hari tanpanya, dan aku belum siap jika nantinya aktingku dikritik habis-habisan hanya karena terlalu banyak memikirkannya.

Dengan pemikiran itu, aku kembali membuka mata sebelum berdiri dan memulai syuting seprofesional mungkin.

***

Rasa lelah menggelayutiku saat kakiku melangkah memasuki gedung apartemen. Ya, malam ini aku memutuskan untuk pulang ke apartemen setelah sebulan aku tidak menginjakkan kaki kesana. Usai pertengkaranku dengan Jongin, kami sama-sama mengabaikan apartemen yang selama ini kami tinggali. Jongin kembali pulang ke dorm EXO usai pertengkaran hebat di malam berakhirnya hubungan kami dan aku memilih tinggal di apartemen Jessica—kakak perempuanku—mulai keesokan paginya.

Berat berada disana tanpa kehadiran Jongin. Kenangan akan kebersamaan kami terus berseliweran layaknya hantu tak tau jalan pulang. Tetapi malam ini, aku tak dapat menahannya lagi. Rasa rinduku lebih mendominasi daripada patah hatiku. Aku butuh sesuatu yang mengingatkanku akan sosoknya dalam hidupku. Bukan sosok Kim Kai yang akhir-akhir ini memenuhi televisi karena comeback-nya bersama EXO.

Langkahku memelan kala mataku menangkap tubuh menjulang pria yang berdiri di depan pintu apartemenku. Aku menyipitkan mata, menelisik sosok itu dengan cermat, lalu saat jarak diantara kami terkikis, keterkejutan mengonsumsiku hingga tulang-tulangku sulit digerakkan. Aku berhenti satu meter darinya, mematung dengan mulut ternganga layaknya idiot saat wajah pria itu terlihat jelas oleh inderaku.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang