"Ini kerjasamamu dengan Kai yang terakhir sebelum agensi mempersiapkan debutmu sebagai penyanyi." Ujar Victoria menjelaskan hasil rapatnya dengan pihak agensi sore tadi. Mereka memang mempersiapkan Krystal debut sebagai penyanyi, tetapi keputusan apakah Krystal akan berkarir solo atau dimasukkan dalam girl group masih diperdebatkan. Banyak pihak yang menentang Krystal masuk dalam girl group karena menganggap tingkah kurang sopan gadis itu bisa menjadi sumbu perpecahan. Ada juga yang berpendapat bahwa akan bagus jika Krystal bergabung dalam girl group dengan kemampuan menarinya yang luar biasa.
Tetapi, baik group maupun solo, Krystal benar-benar tidak peduli. Bukan popularitas yang gadis itu kejar, bukan juga karir sebagai entertainer ternama Korea. Mimpinya bukan untuk debut sebagai penyanyi, dancer, maupun hal-hal lain yang menyangkut dunia hiburan. Karena sedari dulu tujuannya hanya satu. Berada sedekat mungkin dengan pria impiannya. Kai.
Ya, kedengarannya memang gila, tetapi bukan Krystal Jung namanya jika tidak melakukan sesuatu diluar norma.
"...aku akan mengepack barang-barang yang kau butuhkan. Setelah itu-" Victoria berhenti sejenak menatap lawan bicaranya yang sedari tadi hanya mematung. Alisnya berkerut, bingung. Aneh. Tidak biasanya Krystal membatu saat membicarakan Kai. Sure, mereka tidak membicarakan Kai secara langsung tetapi kontrak kerja ini juga menyangkut Kai, dan apapun yang berhubungan dengan laki-laki itu sanggup melejitkan semangat Krystal Jung hingga tahap menggebu-gebu.
"Oi Krys," tak ada sahutan sama sekali. Vic menyenggol lengan Krystal yang tetap diam dengan pandangan menerawang. Usaha terakhir, ia menggoyang keras lengan gadis itu. "Kau sakit?" Tanyanya khawatir saat mendapat respon berupa gumaman lirih.
Bukannya menjawab Krystal justru menatap datar padanya seraya bertanya, "Vic, apa aku terlalu beringas saat mengejar Kai?"
Victoria mendengus, "Kau baru sadar? Kau mengejarnya seperti ngengat memburu cahaya." Tetapi sedetik setelah kalimat itu terlontar, dia merasa bersalah. Kesedihan yang tergurat di wajah murung Krystal sungguh tak dapat ia lewatkan walaupun gadis itu berusaha menutupinya dengan dengusan pelan.
"Maaf, aku tidak bermaksud-"
Krystal mengibaskan tangan, "Jangan berlebihan. Kau tahu kata-kata seperti itu tidak cukup untuk menyakitiku." Victoria tahu dia tidak seharusnya memercayai omongan Krystal saat matanya sendiri menyaksikan perubahan wajah gadis itu, tetapi dia juga tahu bahwa apa yang dikatakan Krystal tidak sepenuhnya salah. Selama bertahun-tahun berada disisi gadis itu, menyaksikannya tumbuh, mendengar cerita masa kecilnya, kata-kata yang diucapkannya tadi tidaklah sebanding dengan apa yang telah Krystal dengar selama ini. Si dungu, si bisu, dan panggilan-panggilan keji lain, Krystal sudah terbiasa dengan semua itu.
"Jadi menurutmu aku benar-benar beringas?" Pertanyaan Krystal terdengar ragu-ragu. Nadanya berupa cicitan dan tatapannya pada Victoria terlihat lamat-lamat dengan sorot yang mengisyaratkan bentuk permohonan seolah ingin mendengar sangkalan dari pertanyaan itu. Aneh. Pikir Victoria untuk yang kedua kalinya. Tidak biasanya Krystal segusar ini.
Tidak ingin menyakiti Krystal, Victoria memilih lebih dulu bertanya, "Kau mau aku jujur?"
"Yep."
Wanita yang berada diawal umur tiga puluh tahunnya itupun akhirnya menjawab lugas. "Aku tidak tahu hal apa yang membuatmu bertanya demikian tetapi jika kau memang ingin mendengar pendapat jujurku maka jawabannya adalah ya." Dia memandang Krystal sejenak, merasa tak enak hati begitu melihat kelopak mata gadis itu meluruh. Bola matanya yang cemerlang, yang selalu menyiratkan pandangan penuh akal dan kejahilan seolah sirna tertelan untaian kata.
Tidak ingin menyaksikan anak asuhnya larut dalam kesedihan, buru-buru Victoria menambahkan, "Beringas belum tentu buruk Krys. Terkadang kau memang berlebihan tetapi dalam kasusmu, tindakanmu yang berusaha mendapatkan Kai justru menjadi motivasimu dalam meraih berbagai hal. Lihat sekarang, kau bahkan akan debut sebagai penyanyi huh?" Goda Victoria.
Krystal mengangkat malas sudut bibirnya. Dia tidak tahu penyebab dirinya bertingkah se-mellow ini tetapi perkataan terakhir Kai terus mengusik pikirannya. Disamakan dengan perempuan murahan oleh seseorang yang bertahun-tahun berusaha keras kau gapai bukanlah sesuatu yang tidak menyakitkan. Jelas itu menyesakkan. Tetapi Krystal tak punya pilihan lain selain menerimanya.
Sempat terpikir olehnya untuk berhenti mengejar sesuatu yang sudah tak terkejar, tetapi gadis kecil dalam dirinya, yang bertahun-tahun lalu terseok-seok keluar dari lubang neraka, tak dapat mengizinkan hal itu dengan begitu mudah. Bagian kecil dalam dirinya, yang terpesona pada Kai sejak pandangan pertama, masih ingin merasakan bagaimana berada disisi orang yang telah mengubah hidupnya tanpa banyak usaha. Mungkin apa yang dirasakannya terlihat seperti obsesi. Atau inilah perwujudan dari perkataan orang tentang cinta gila maupun cinta itu buta. Yang jelas Krystal tahu dirinya tak bisa menyerah begitu saja. Terlalu banyak harga yang telah ditebusnya untuk dapat mencapai titik ini, bisa berada didekat Kai, menghirup udara yang sama dengannya,walau kemungkinan besar laki-laki itu justru membencinya.
-*-
Mood Krystal anjlok. Semangatnya untuk tidak menyerah terhadap Kai seketika melempem seperti si jago merah yang disiram literan air. Gadis itu mendengus untuk yang kesekian kalinya dalam satu jam terakhir, merasa kesal dan jengkel. Tidak hanya kesabarannya harus diuji karena tiba-tiba saja keberangkatannya ke Jeju dimajukan menjadi jam 2 dini hari, tetapi dia juga harus menyaksikan dua makhluk didepannya berbagi kemeseraan.
"Jangan lupa makan, minum vitamin, dan hubungi aku kapanpun kau punya waktu luang."
"Hah!" Krystal mencibir keras, yang dihadiahi dengan sikuan Victoria di lengannya.
"Jaga sikapmu." desis Victoria pelan, tidak ingin didengar oleh sejoli dihadapan mereka.
Memutar bola mata, Krystal membuat wajah bosan seraya menatap dalam mata berlensa Victoria. "Kau tidak menyeretku dari kasur tersayangku pukul dua dini hari hanya untuk membantu aksi dua orang pecundang yang takut hubungan mereka terbongkar dihadapan publik bukan?"
"Krystal!" kali ini bukan Victoria yang bicara, melainkan si empu yang menjadi subjek perbincangannya. Rahang Kai mengeras saat manik kelamnya menatap wajah Krystal seolah ingin meledakkan tempurung wanita itu. Namun bukannya menciut, Krystal justru membalas datar tatapannya seolah sedang menantang toleransi kesabarannya. Dan sial karena sekali lagi, sikap kurang ajar gadis itu justru mendesak sesuatu yang liar pada dirinya. Sesuatu yang melibatkan keinginan primal untuk dapat menjinakkan macan betina berwujud manusia secantik dewi dihadapannya.
Baru ia ingin membuka mulut untuk mendebat gadis itu, pengumuman bahwa pesawat mereka akan segera take off menggema di ruang tunggu bandara, dan sedetik kemudian gadis itu sudah menjauh dari jangkauan matanya.
"Maafkan kata-kata Krystal Kai, gadis itu bisa jadi sangat menjengkelkan jika moodnya sedang buruk." Dan melihat cinta monyetnya—yang terbawa hingga dewasa—duduk mesra bersama sang tunangan jelas tak hanya memperburuk moodnya, tetapi juga membuat lubang menganga di dalam hatinya. Batin Victoria melanjutkan, turut prihatin dengan nasib Krystal.
"Tidak apa-apa Vic. Aku mulai terbiasa dengan mulut pedasnya." Perkataan itu dimaksudkan untuk menyinggung perkataan tak sopan Krystal, tetapi entah mengapa pikirannya justru menjurus pada hal lain yang melibatkan kontak fisik mereka saat berada di ruang ganti tempo hari.
Sadarlah Kai, ada Seulgi disampingmu.
"Berangkatlah. Jangan pikirkan omongan Krystal. Kudengar dia adalah fans beratmu, jadi mungkin dia belum bisa menerima fakta bahwa kau sudah bertunangan." Kai hanya bisa mengangguk untuk merespon ucapan tunangannya, mencoba menelan bulat-bulat rasa bersalah yang menyumpal udara di kerongkongannya.
"Aku pergi dulu." Ucapnya kering. Ia membiarkan Seulgi mencium kilat bibirnya sebelum menyusul jejak Krystal dan kru project photoshoot yang akan dilakukannya di Jeju.
TBC
Sesungguhnya aku gak ikhlas nulis bagian akhir part ini, tapi...yasudahlah, ini hanya fiktif :)
Sampai sekarang aku revisi bab ini, masih gak ikhlas baca bagian terakhir :/
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionKumpulan cerita pendek dari Krystal dan Kai, atau Soojung dan Jongin. Story List: • Get You (End) • Through Our Writing (1-5 End) • Fragile Relationship (On Going) • Karma Does Exist (On Going) • Mile High Club (End) • Captivated by The God of the D...