"Kau akan pergi juga kali ini? Krystal, kau masih baru disini, jangan membuat banyak masalah. Fans-nya bisa mengamuk jika kau ketahuan menonton konsernya."
Krystal menatap Victoria dari ujung matanya, hanya sekilas sebelum ia memulaskan maskara pada bulu matanya. "Aku tidak peduli, Vic. Aku hanya ingin melihatnya."
Victoria mendengus kesal. Jika tak mengingat jasa orang tua angkat Krystal yang telah menampungnya hingga ia tak terdepak ke jalanan, ia tak akan mau menjadi manajer gadis itu, terpaksa berimigrasi ke Korea dan berhubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Bukannya ia membenci Krystal tetapi gadis itu benar-benar sulit diatur. Apalagi jika sudah menyangkut idolanya, Kim Kai. Krystal hampir tak ada bedanya seperti orang gila.
Bayangkan saja Krystal menolak masuk Juilliard tanpa tes dan beasiswa penuh hanya karena ingin berada dalam satu agensi dengan Kim Kai. Walaupun kecewa, terpaksa orang tua Krystal membiarkan anak bungsu kesayangan mereka mendapatkan apapun hal yang gadis itu inginkan. Oleh sebab itu disinilah ia berada. Terjebak menjadi pengawas Krystal selama di Korea sekaligus menjadi manajer Krystal Jung yang sebulan lalu resmi debut sebagai bintang baru dari SM Entertainment.
Dan bukan Krystal namanya kalau tidak berulah. Baru sebulan debut saja Victoria sudah hampir dibuat gila karena kelakuannya. Tidak hanya gadis itu berusaha mendekati Kai secara gamblang, tetapi ia juga menakuti aktris atau idol lain yang juga berusaha mendapatkan perhatian Kai. Gadis itu benar-benar tak mengenal rasa takut, ucapan tajamnya cukup sering membuat senior murka—terutama wanita yang juga memiliki ketertarikan khusus pada Kai. Mereka yang tak terima dikatai Krystal bahkan melapor ke SM untuk menendang Krystal keluar, tetapi tentu saja permintaan itu tak dikabulkan.
Akan menjadi sebuah kebodohan bagi SM jika benar-benar menendang Krystal keluar. Tidak hanya cantik tetapi bakat menari dan bernyanyinya sungguh tak dapat diremehkan. Krystal juga memiliki aura seksi elegan yang begitu kuat, suatu hal yang membuat orang kesulitan mengalihkan pandangan darinya.
Hanya satu kekurangannya. Ia sedikit gila karena terlalu terobsesi pada Kai. Pikir Victoria.
"Vic apakah aku sudah cantik?" Tanya Krystal usai memberi sentuhan terakhir pada riasan wajahnya.
Diamatinya seluruh penampilan Krystal dari ujung kepala sampai ujung kaki sebelum berkomentar, "Kau terlihat terlalu dewasa." Memang, gadis yang tergolong masih remaja itu nampak bertahun-tahun lebih tua dibanding umur aslinya dengan mini dress hitam super ketat yang menonjolkan payudara berisi serta kaki jenjangnya yang Victoria yakin dapat menyetir pikiran pria jadi gila.
Krystal mengangkat bahu, acuh. "Itu karena orang yang ingin kutaklukan memang sudah dewasa." Ia lalu mengambil sling bag-nya, memakainya asal sebelum mendekat mencium pipi Victoria. "Jangan mencemaskanku, Vic. Aku pasti tidak akan berulah kalau malam ini Kai mau membawaku pulang ke apartemennya."
"Itu justru akan memperunyam segalanya, Krystal Jung." Teriak Victoria murka tetapi biang kerok penyulut emosinya justru sudah lari terbirit-birit menghindari amukannya.
Victoria mengurut kening, berdoa untuk kewarasannya agar tetap terjaga walaupun berhadapan dengan obsesi terbesar Krystal.
-*-
Kystal menjerit saat Kai mulai meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama musik beat yang mengiringi setiap gerakkan dance-nya. Kim Kai sungguh luar biasa diatas panggung. Ia berharap suatu saat ia memiliki kesempatan untuk berduet dengan Kai. Lucu sekali bukan? Di Amerika bakat menarinya bahkan diperebutkan banyak universitas bahkan hingga menarik minat Juilliard yang tersohor. Tetapi di Korea ia justru berharap dapat bekerjasama dengan Kim Kai yang sudah lama menjadi obsesinya. Atau pengisi hatinya.
"AAAAAARGHHHH" Krystal berjengit begitu teriakan diseluruh arena konser membuyarkan lamunannya. Ia melihat ke depan untuk mencari tahu hal macam apa yang membuat seluruh stadion gempar. Dan HOLY FUCKING SRINITY. Kemana saja dirinya tadi hingga melewatkan Kai yang melepas jasnya hingga tidak menyisakan sehelaipun benang yang melekat dibagian atas tubuhnya. Fuck, bless her eyes. Tubuh Kai benar-benar menggiurkan apalagi pada bagian dada dan perutnya. Dada bidang nan polos itu membuat fantasi Krystal meliar, membayangkan bagaimana jika bibir dan lidahnya menyusuri area itu, menjentik puting Kai, atau mengulumnya. Ugh, belum lagi kalau lidahnya menyusuri perut kotak enam Kai, ia pasti akan betah berlama-lama membasahi kulit tembaga yang terlihat begitu kekar itu.
"Sial. Aku akan dengan senang hati menjilat perut hingga ke sesuatu yang ada dibawahnya."
"Yah, aku bahkan akan rela jika disuruh menjilat keringatnya."
Ditengah histeria konser, Krystal mendengar bisikan-bisikan tak senonoh dari orang dibelakangnya dengan Kai sebagai objek fantasi liar mereka. Tangannya terkepal kuat, menjaga emosinya agar tetap terjaga. Biarpun ia kelihatan tak tahu belas kasihan tetapi ia masih peduli pada Victoria yang selama sebulan ini pusing mengurusi komplain dari para seniornya. Ia tak mau menambah pusing Victoria dengan masalah baru seperti menjambak rambut wanita yang juga menggemari idolanya.
Lima belas menit sebelum konser berakhir, Krystal menyelinap menuju backstage. Ia tak memiliki kartu pass tetapi sedikitpun ia tak merasa khawatir. Orang-orang yang bekerja sebagai petugas keamanan di konser Kai sudah mengenalnya, dan mereka dengan sukarela mengizinkan Krystal memasuki backstage.
Bagaimana hal itu bisa terjadi? Well sebut saja sebagai the power of orang cantik dan baik hati.
"Hi Mario, bolehkah aku masuk?" tanya Krystal pada chief bodyguard yang memastikan keamanan di konser Kai terjaga dengan baik. Mario adalah pria empah puluh tahunan yang memergokinya menyelinap di backstage Kai sewaktu konser di Busan. Mereka menjadi dekat ketika Krystal secara tak sengaja menemukan anjing Mario yang hilang. Mario bilang Iapetus sangat berharga mengingat ia dan istrinya tidak sanggup memiliki anak sehingga mereka memilih mengadopsi anjing untuk menemani hari-hari sepi mereka.
"Tentu saja. Tapi kau akan membuat masalah untukku jika terus menyelinap kesini, Miss."
"Aku janji orang-orang tidak akan melihatku." Krystal buru-buru berbicara, membuat Mario hanya sanggup menggelengkan kepala sebelum menyingkir dan membiarkan Krystal masuk.
"Jangan sampai ketahuan, Krys." Peringat Mario yang hanya direspon Krystal dengan mengangkat tangan membentuk simbol 'Ok'.
-*-
"Vic, jangan bercanda. Kau akan menanggung seluruh dosaku jika kau sampai membohongiku"
Victoria memutar bola mata. "Silahkan potong lidahku jika sampai aku membohongimu."
"ARRRRRRRGGGGHHHHH. AKHIRNYA."
Victoria menutup telinga saat teriakan nyaring Krystal menginvansi indera pendengarannya. Gadis itu tengah menepuk-nepuk pipinya, lalu menarikan gerakan happy dance yang ia ciptakan sendiri sebelum menghampirinya untuk pelukan beruang yang menyesakkan.
"Krystal lepas. Aku tidak bisa bernapas." Victoria menepuk-nepuk punggung Krystal meminta dilepaskan tapi gadis itu terlalu bahagia untuk sekedar mendengarkan.
"Aku tidak percaya akhirnya aku bisa satu pemotretan dengan Kai. Kapan project itu dimulai Vic? Aku sudah tak sabar." Seru Krystal bersemangat, sontak melepaskan pelukan eratnya dari Victoria dan mengamati perempuan dihadapannya dengan mata bulat penuh kilat kebahagiaan.
"Minggu depan. Tetapi kau juga harus bersiap-siap menerima kritikan pedas dari fans Kai. Mereka terkadang bisa sangat mengerikan jika menyangkut idolanya."
"Blah...blah...blah...fans Kai bisa berbicara pada bokongku jika mereka tak suka padaku. Yang terpenting project ini bisa menjadi langkah awalku untuk menaklukan Kai." Ujar Krystal beranjak dari duduknya dengan hati berbunga-bunga. "Doakan aku beruntung Vic." Adalah kata terakhirnya sebelum ia berlalu menuju kamar. Ia butuh persiapan. Mungkin ia akan membuat daftar rayuan yang dapat membuat Kai meliriknya.
Yah terdengar seperti rencana yang bagus.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionKumpulan cerita pendek dari Krystal dan Kai, atau Soojung dan Jongin. Story List: • Get You (End) • Through Our Writing (1-5 End) • Fragile Relationship (On Going) • Karma Does Exist (On Going) • Mile High Club (End) • Captivated by The God of the D...