Humoris

156 7 0
                                    


Kutipan ku;

"Jika di gambarkan, hati seseorang layaknya batu yang keras, tetapi bukan berarti Batu lah sang penguasa alam. Jika anda mengira batu tak bisa di kalahkan, apakah Anda lupa dengan rintian hujan yang menetes layaknya pisau yang dengan mudahnya menghancurkan batu yang keras"


"stop" ucap Refan menghadang Melinda di depan pintu kelas.

"ish apaan si lu Refan" jawanya menatap tajam refan.

"urusan lo sama gue belum selesai" katanya lagi.

"urusan apalagi si" ujar Melinda dengan muka malas.

Saat itu Refan dihukum karena ia ketahuan merokok di kamar mandi bersama teman-teman tongkronganya(geng), dan Melinda sang ketua kelas mengetahui kemudian melaporkan nya ke guru BK.

Melinda selaku ketua murid di kelas IPS B, yang diwakili oleh ayatri Wanda.

Ntah menjadi suatu kebetulan atau sebuah rencan. Melinda dan Wanda, dua wanita yang berbeda namun yakini saja jika mereka mempunyai ciri khas yang membuat pria tak mudah untuk dilupakannya.

Melinda, raut wajahnya yang cantik mempesona. Meskipun memang sikapnya sedikit jutek, namun bukan kah wanita seperti itu yang ideal untuk di uji kesetiaannya. Sedangkan ayatri Wanda yang akrab di panggil wanda, ia memiliki wajah yang anggun dan cantik. Apalagi ayatri Wanda adalah seorang atlit basket yang pernah bermain tingkat nasional.

"trus mau lo apa" Tanya Melinda.

"nih" kata refan, jari tanganya menunjuk ke pipinya.

"apaan tuh" Tanya Melinda bingung.

"lo harus cium gue" tekan refan.

"gila lu ya, engga gue ga mau" balas melinda dengan muka jijik.

Refan malah tersenyum simpul "Gila-gila gini juga masa depan Lo ini" katanya.

Seketika saja Ayatri wanda yang berada di sebelah Melinda tertawa lepas. Dan ia langsung terdiam kembali begitu dilihat oleh Melinda sang ketua kelas yang cantik namun jutek itu.

Ntah itu kelebihan atau kekurangannya, refan memang suka sekali membuat keonaran di kelas dan di sekolah. yang ga bisa di lupain oleh seluruh siswa yaitu gombalnya yang seperti sayap, bisa membuat semuanya terbang.

"Haha asik Bu ratu menyetujui hubungan kita mell" lagi-lagi refan melepaskan gombalnya itu.

Melinda pun tak tahan lagi dengan sikap refan yang rese itu, setiap hari selalu saja membuat heboh kelas. Apa lagi ketika refan memanggil dirinya Bu ratu dan Wanda di beri julukan Bu peri, dasar Playboy.

Sesekali Melinda juga bertanya, kenapa dia harus satu kelas dengan orang seperti refan? Hobi nya dari dulu ngegombal terus.

Dan karena kesal akhirnya Melinda memberi ledekan sebelum akhirnya kabur menuju kantor guru.

"awas lu ya" kata refan dengan tangan mengepal kemudian pergi.

.

.

"Kemana lagi si nih anak kunyuk, satu hari aja ga bikin gue pusing" eluh Melinda kesal.

~Kring~
Terdengar suara bel berbunyi, tanda waktu istirahat telah usai.

"Kenapa si sayang nyariin gua terus, kangen ya" sahut refan tiba-tiba datang dri arah kamar mandi.

"Sayang pala lo peang. kemana aja lo? Dicariin sama Bu Yeni noh" bentak Wanda menyambar.

"Ups,, Mampus gue" ucap refan panik.

Dengan sepontan Melinda dan Wanda memberikan cubitan keras di bahunya, dan tercium ada aroma rokok dari badan refan.

"Wah dasar kunyuk, lu ngerokok lagi ya" tanya Wanda menekan.

"Bu ratu jangan ngomong gitu dong" ucap refan.

"Ntah Harus dengan kata apa gue ngomong sama nih mahluk" katanya Melinda frustasi.

"Dengan kata cinta aja udah cukup ko" ngelesnya lagi.

"Mell,, mending kita bawa dia ke ruang BK aja, biar mampus sekalian" lagi-lagi Wanda terpancing emosi.

.

.

"hoii gila, lo mau gue tusuk pake nih gunting yak"

Melinda berparas kesal kepada lelaki yang tepat duduk di bangku belakangan itu.

Refan hanya membalasnya dengan senyuman simpul "ah yakin lo mau nusuk gue, kalo gue mati trus yang lindungin lo siapa" jawabnya santai

"Refannn.. kayaknya lo mau gue seret ke ruang BK lagi ya" teriak Melinda lagi, membuat seluruh murid kelas IPS B terdiam dan menatap mereka.

"Ah,, jangankan keruang BK, ke rumah Bu ratu aja gua sanggup ko biar sekalian ketemu calon mertua" cemohan nya lagi membuat emosi Melinda benar-benar meledak.

Kemudian Melinda memukul meja dengan keras dan berputar menghadap belakang lalu menamparnya "sumpah gue nyesel bisa satu kelas sama Lo" ucapnya.

Seketika kelas menjadi sunyi.

Nampak ada luka di pipinya refan, dengan spontan hidupnya pun ikut mengeluarkan darah.

Refan terdiam beberapa saat.

"Sebenci itu Lo sama gue" ujar refan dengan nada pelan yang membuat Melinda ikut terdiam, kemudian pergi menuju kamar mandi.

.

.

Nampak kesunyian yang dirasakan oleh seluruh kelas IPS B. ya, hari ini sang perusuh kelas tidak hadir karena sedang dirawat.

layaknya sinar mentari yang ketika datang membuat semua burung di hutan berkicau, dan ketika pergi membuatnya terlelap"
-refan-
~

hendrasp~

Vote+comennya yak;)

Thanks..

Refan&MelindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang