#11 Normal?

1K 137 4
                                    

Leehyunra ♥ wonwoobee


Dengan susah payah, Dahyun membopong tubuh jangkung Vernon ke dalam kamarnya. Pria ini masih dalam kondisi tak berdaya, ingin rasanya Dahyun menciprati wajah Vernon dengan air - agar ia cepat sadar. Tapi, apa daya - itu tak mungkin. Dahyun tak sampai hati untuk melakukan hal setega itu.

Setelah menidurkan Vernon diatas kasurnya, dengan telaten - Dahyun melepas sepatu lalu kaos kaki Vernon dan tak lupa selembar selimut pun Dahyun bentangkan untuk menutupi tubuh tak berdaya Vernon.

Ada gurat kesedihan saat Dahyun menatap paras Vernon, yang entah mengapa menjadi sedikit tirus.

Apa pria ini tak makan dengan baik? Apa pria ini tak beristirahat dengan baik? Kenapa Vernon tampak kacau?

Tanpa Dahyun sadari setitik air mata miliknya kini menetes dengan nyata. Ada rasa tak tega saat melihat kondisi Vernon saat ini, terlebih harus Dahyun akui - jika ia memang merindukan sosok Vernon.

Merindukan sosok yang selalu tersenyum riang padanya dan Daehan. Tapi sekarang, lihatlah - Vernon tampak tak berdaya.

"Kenapa kau menyiksa dirimu seperti ini?" Gumam Dahyun disela isak tangisnya. "Dasar bodoh!"

Walaupun Dahyun memanggil Vernon bodoh, tapi kedua tangannya tetap saja mengenggam lembut tangan tak berdaya itu. Membagi kehangatan yang ia miliki.

"Aku mohon, hiduplah dengan baik - bahkan jika itu tanpaku.."

________

Sang mentari telah keluar dari peraduannya, kini tampak seorang pria tengah sibuk menikmati paras cantik yang selama ini ia rindukan.

Cukup pria ini merasa gila hampir dua minggu lamanya, dan saat ini - sedetik ia bangun dari tidur yang melelahkannya, ia sadar bahwa ia tak tidur sendiri. Ia tidur dengan wanita itu, wanita yang telah mengacaukan hidupnya beberapa minggu belakangan.

Wanita yang Vernon cintai.

Dahyun, Kim Dahyun.

Entah bagaimana ceritanya hingga akhirnya Vernon bisa berakhir tidur disamping Dahyun. Awalnya Vernon berpikir bahwa ia tengah bermimpi, tapi setelah ia menepuk-nepuk pipinya pelan - ia sadar bahwa ini bukanlah mimpi, ini adalah nyata.

Ya, mereka memang tidur bersama.

Tanpa berniat untuk membangunkan Dahyun, Vernon sejak tadi hanya sibuk mengagumi anugrah Tuhan yang tampak sempurna tanpa cela ini. Deru pelan napas Dahyun kini dengan nyata Vernon dengar.

Wanita ini sungguh sempurna, tapi kenapa wanita ini tak mau menikah dengannya? Kenapa?

Apa kurangnya Vernon?

Baru saja Vernon berniat untuk bangkit dari acara mengagumi paras Dahyun, tubuh wanita itu tiba-tiba bergeliat dan tak lama mata yang sebelumnya tertutup itu kini terbuka. Menatap sosok Vernon dengan mata yang terbuka lebar.

"Kau sadar?" kata Dahyun, seraya gadis ini mendudukan tubuhnya sempurna. Tangan Dahyun kini dengan lembut menyentuh dahi Vernon, takut-takut jika pria ini terserang demam atau bagaimana. Mengingat semalam Vernon mengigau tak jelas.

Mendapat sentuhan mendadak seperti ini, tentu saja membuat Vernon takjub sendiri. Vernon tak menyangka bahwa Dahyun akan sekhawatir ini. Ia kira Dahyun tak peduli dengannya, tapi lihatlah ini? Bukankah ini tanda jika Dahyun ternyata masih peduli padanya?

Dahyun dengan serius mengukur suhu tubuh Vernon, dan tak lama seulas senyum pun tercipta, "Untunglah kau tak demam," lega Dahyun yang makin saja membuat jantung Vernon berdegup tak karuan.

Got You! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang