3

729 43 0
                                    

Terus saja kutenangkan Aisya yang masih kudekap dengan erat dipelukanku.

Sejak kami sampai dirumah sakit ia tak pernah mengucapkan sepatah katapun selain zikir yang diucapkannya dengan linangan air mata.

Ia memandagi tubuh Umminya yang sedang berbaring diranjang pesakitan dengan berbagai bantuan alat medis yang bersarang di tubuh Uminya membuat hatinya teriris.

Aisya mendongkakkan wajahnya melihatku yang tengah menenangkannya. Mata sembab kini menghiasi wajah cantik Aisya yang tengah dirundung masalah.

"Ummi gak akan kenapa napa kan Fi." Aisya berkata padaku dalam isakannya dan terus memandangi Umminya yang belum sadar. Ku usap air mataku dan tersenyum pada Aisya.

"Ummi akan baik baik saja. Kita serahkan pada Allah." Kataku meyakinkan Aisya dan kembali memeluknya.

"Kita punya kekuatan yang besar Sya. Allah bersama kita. Jadi kita haruslah kuat menghadapi segala ujiannya." Lanjutku pada Aisya.

"Tapi Fi,  kenapa Allah ngasih ujian pada kita padahalkan Allah bersama kita." Tanya Aisya bak seorang anak kecil yang tak tahu apa apa.

"Karena Allah mau kita sabar dan sadar bahwa Dia selalu bersama kita Sya." Jawabku pada Aisya, sembari menyeka air mata yang masih saja meleleh.

Aisya pun kambali berzikir dengan tenang, tanpa isakan lagi. Ia yakin karena Allah maha mengetahui apa yang ada di langit dan dibumi, Allah pasti akan memberikan yang terbaik.

* * *

Aku dan Aisya baru saja usai shalat Isya dan kembali keruangan Ummi Aisya . Disana ada Mama yang tengah menjaga Ummi Aisya yang belum juga sadar.

"Assalamuallaikum." Kami berdua mengucapkan salam ketika masuk keruangan.

"Waalaikum salam." Jawab Mama.

Sesampainya Aisya langsung duduk disamping dan ia berbisik pada telinga Umminya. Entahlah Dia berbisik apa, Aku tak tahu.

Aku hanya duduk diam di samping mama sambil menunggu Aisya.

"Fi besok aku nggak kesekolah deh." Kata Aisya sambil mebenarkan letak selimut Umminya.

"Tapi, besok itu Ujian Sya."

"Nggak ada yang jagain Ummi di sini." Lalu mencium kening Umminya.

"Besok mama aja yang jaga, besok mama gak ada jam ngajar." Kata Mama pada kami.

Aisya kembali duduk dan mungkin ia sedang menimbang nimbang tentang penawaran Mama.

"Emang nggak ngerepotin tante?" Tanya Aisya lalu menatap Mama. Mama hanya menggeleng dan tersenyum pada Aisya.

Mama juga sudah menganggap Aisya seperti anak sendiri.

Assalamuallaikum readers.
Maaf ya telat up, dikarenakan kondisi yang sedang terganggu.

Semoga kalian suka yak. . .
Jangan lupa votmentnya ya. . .

ALIFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang