A/n: Hai, semua. Maaf lagi, ya. Ceritanya pendek lagi. Sekarang aku tidak bisa menulis panjang-panjang karena tidak cukup waktu. Oh, iya. Jika kalian ingin request lagu MLP untuk cerita yang lain, boleh saja. Dan aku sekarang butuh seseorang untuk memilih lagu MLP untuk ceritaku.
1. Welcome to the show
2. Babs seed
3. The magic inside
4. To be the pony I want to be✔
5. Big brother best friend forever
6. True, true friend
7. Bat's song
8. What my cutie mark is telling me
9. This day aria
10. Unleash the magic
'To be the pony I want to be' sudah dipilih dan tentu saja ceritanya yang ini. Walaupun hanya ada satu orang yang memilih lagunya, tapi akan kutulis ceritanya secepatnya.
Ku tunggu, ya. Dan selamat membaca.
Normal POV
Waktunya pulang. Kourin sedang berjalan menuju rumahnya. Tiba-tiba, ada bahu yang menepak bahunya dengan sangat keras. "Minggir." Kourin segera menoleh untuk memarahi orang tersebut. Orang itu hanya berjalan dan mengabaikannya.
"Ada apa denganmu? Aku tidak punya salah ke kamu tapi kau menepakku dan tidak meminta maaf." Teriak Kourin. "Minta maaf sekarang,... Aichi Sendou!" Teriak Kourin lagi.
Aichi berhenti dan menoleh kepadanya. "Maaf? Aku tidak meminta maaf kepada bintang Pop." Kata Aichi sementara Kourin mengertak giginya.
"Moster macam apa kamu? Bisakah kau menjadi baik kepada kami? Kami akan menderita jika kau selalu mem-bully kami seperti ini." Kata Kourin.
"Lalu apa masalahmu." Kata Aichi sambil berjalan mendekati Kourin. "Kau ingin memberitahu guru? Kepala sekolah? Atau polisi?" Kata Aichi. Aichi menyeringai lalu menggenggam dan menarik leher Kourin agar dia berada di dekatnya. Dia memandangnya dengan seringai mengancam di bibirnya.
"Jangan kau berani macam-macam denganku! Kau tidak akan tahu apa yang akan kulakukan untuk membuatmu sangat menderita." Kata Aichi sambil melepaskan leher Kourin dan saat yang bersamaan, dia mendorongnya.
Kourin menjadi takut kepadanya lalu melangkah mundur. Melihat Kourin takut, Aichi tertawa kecil dan tertawa jahat. Dia melangkah maju ke Kourin sementara Kourin berusaha untuk melangkah mundur darinya.
Sayangnya, punggung Kourin menyentuh dinding dan tidak bisa melarikan diri. Aichi menyentuh dinding dengan tangannya dan mendekati Kourin. "Kau mengerti, kan? Apa yang akan terjadi padamu jika kamu berani untuk melawanku seperti bos?" Tanya Aichi.
Kourin mengangguk dengan ragu. Tapi Aichi menarik rambutnya dengan kasar lalu Kourin merintih dan menggenggam rambutnya yang ditarik Aichi. "Katakan!" Teriak Aichi. Tidak memedulikan rasa sakit yang ia sebabkan ke Kourin.
"Ya,... aku... mengerti." Kata Kourin lalu matanya mulai berair.
Aichi menyeringai tambah lebar lalu dilepaskannya rambut Kourin. "Jika kau adalah laki-laki, aku akan berbuat lebih kasar dari ini." Kata Aichi sementara Kourin mulai menangis. "Aku akan menjadi Ketua OSIS. Jadi aku harap kau akan mendukungku. Kelasku harus memilihku. Hanya aku." Kata Aichi lalu dia meninggalkan Kourin sendiri. Kourin hanya menyenderkan tubuhnya ke dinding dan menangis.
Saatnya hari disaat murid-murid akan memilih siapa yang akan menjadi Ketua OSIS. Tidak hanya itu, ini adalah hari dimana kelas 12 akan mengadakan pesta kelulusan di hotel bintang lima dan Ketua OSIS tahun ini akan menyampaikan pidato di pesta kelulusan itu.
Tapi sebelum itu, Kourin sedang berbicara dengan Naoki dan Shingo di atap gedung. "Tamatlah riwayat kita jika Aichi menjadi Ketua OSIS. Aichi tidak hanya mem-bully kelas kita tapi dia mem-bully seluruh kelas kecuali kelas 12. Jadi itu sebabnya kita harus menghentikannya sebelum dia mengancam atau meracuni semuanya." Kata Naoki.
"Ya, dia tidak bisa menang dengan trik itu." Kata Shingo.
"Tapi bagaimana cara kita menghentikannya? Kalianlah yang mengatakan kalau mustahil untuk menghentikannya." Kata Kourin.
"Kita dulu memang mengatakan itu. Tapi kita telah berubah pikiran malam tadi. Kita tidak bisa hanya diam seperti ini. Dia sendirian sedangkan kita punya pasukan. Kita akan menang jika kita bekerja sama menghadapinya satu untuk semua." Kata Naoki.
"Naoki, kau hampir seperti memberikan pidato sekarang." Kata Shingo.
Kourin ragu. Dia tidak yakin kalau dia bisa melawan Aichi. Dia berusaha untuk berpikir kalau ada jalan yang lebih baik. "Kourin... " Kourin mendengar Naoki memanggilnya. "Kau ikut juga, kan?" Tanya Naoki tapi Kourin menggelengkan kepalanya.
"Aku... takut. Sejak dia mengancamku, aku... aku tidak pernah merasa ingin macam-macam dengannya." Kata Kourin. Dia menyipitkan matanya sambil mengingat apa yang Aichi katakan. Kourin kembali ke dunia nyata saat seseorang memegang bahunya. Yaitu Naoki dan Shingo.
"Kami tahu itu. Tapi kau tidak bisa hanya duduk seperti ini sementara hatimu berniat untuk membebaskan semuanya." Kata Naoki. "Kita harus melawan pem-bully. Jika bukan kita yang melakukannya, lalu siapa yang akan." Kata Naoki lalu Kourin terkejut dan memandangnya.
'Jika bukan kita yang melawannya, lalu siapa yang akan.' Suara perempuan tiba-tiba terdengar di pikiran Kourin. Kourin menutup mata untuk beberapa saat lalu membukanya lagi dengan raut wajah yang serius. Dia menoleh ke Naoki.
"Ayo, kita pergi!" Kata Kourin sambil berdiri. Naoki dan Shingo tersenyum lebar dan menjadi semangat. Kourin tersenyum. "Ayo kita beri iblis itu sebuah pelajaran!" Kata Kourin.
Mereka bertiga segera berlari ke aula sekolah. Saat, mereka sampai, mereka melihat Aichi sedang memberikan pidato. Mereka juga melihat guru-guru menontonnya dengan senyum lebar sedangkan murid-murid tersenyum paksa dan sepertinya mereka sedang takut selama pidato Aichi.
"Murid-murid itu adalah kelas 10 dan 11. Aichi mungkin tidak berani untuk mem-bully kakak kelas. Trik yang bagus. Tapi kami akan buktikan kepadamu kalau kau tidak bisa macam-macam dengan kami." Batin Kourin.
A/n: selesai. Chapter selanjutnya akan lebih menegangkan dari ini. Harap kalian bersabar, ya. Daaah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Orang Yang Kuinginkan
FanfictionKekalahan ataupun kegagalan semuanya adalah manusiawi. Tidak ada yang bisa mengendalikan pikiran 'Kegagalan' itu untuk menyingkir dari medan tempur. Tapi bagaimanakah jika ada satu orang mengendalikan kalian untuk tetap sempurna dan tidak melenceng...