A/n: ^_^
Selamat membaca~
Pidatonya sudah selesai. Guru-guru dan calon-calon Ketua OSIS sudah pergi keluar kecuali Aichi. Murid-murid juga ingin pergi keluar tapi Kourin, Naoki, dan Shingo menghentikan mereka. "Tunggu!" Teriak mereka bertiga serentak murid-murid juga Aichi menoleh ke mereka.
"Semuanya, jika kalian dipaksa untuk memilih Aichi, maka jangan dengarkan dia!" Kata Kourin lalu semua orang kecuali Naoki dan Shingo terkejut. Aichi yang mendengar namanya mengertakan giginya. "Jangan dengarkan dia! Jangan takut kepadanya! Jika dia mem-bully kamu, maka kamu harus lawan balik!" Kata Kourin lalu dia mulai bernyanyi.
Kourin: // Jangan takut! Kau tak perlu takut *melihat semuanya*. Lihat ke sekitarmu! Hitunglah! Berapa banyak orang yang ingin melawan? *mengepalkan tangannya*. Melawan 'satu orang bully' itu *menunjuki Aichi*. Tidaklah mustahil untuk menang melawannya. //
Naoki dan Shingo: // ( Hoo~oh... Whoah ) //
Kourin: // Lawanlah bully! //
Naoki dan Shingo: // ( Hoo~oh... Whoah ) //
Kourin: // Kita bisa mengalahkannya. //
Naoki dan Shingo: // ( Kita bisa! ) //
Kourin: // Jika kita... //
Naoki dan Shingo: // ( Jika kita... ) //
Kourin: // Bersatu untuk melawannya~... //
*semua murid mulai bersorak dengan riang sementara Aichi merasa jengkel dan mulai menyanyi balik.*
Aichi: // *bernyanyi dengan suaranya yang mengancam* Oh, benarkah? Kalian kira kalian bisa mengalahkanku *berjalan menuruni tangga*. Do you think this will be the easy one?// *menyeringai*
Aichi: // Memangnya apa yang bisa kalian lakukan? *menatap tajam semua orang yang dilewatinya*. Kalian tidak akan pernah bisa mengalahkanku disaat aku mempunyai kekuatan untuk menindas kalian. 👎//
Aichi: // Janganlah berani untuk melawanku? Karena saat aku menang, aku akan membuat kalian semua menjadi budakku. // *tertawa jahat*
*Semua murid kecuali Si Trio menjadi takut lagi. Tapi Si Trio belum menyerah.*
"Ayolah, semuanya! Jangan dengarkan dia! Ingatlah kalau kalian tidak sendiri untuk melawannya!" Seru Naoki.
Naoki: // Ki, ta, pasukan terkuat. Langkah, ke depan, menuju kebebasan *mengangkat kepalan tangannya*. //
Kourin dan Shingo: // ( Ayo! ) // *tepuk tangan dua kali*
Naoki: // *menyanyi dengan sedikit lebih cepat* Akan s'lalu ada jalan. Jangan takut untuk memilih! Jika dia punya perlindungan, maka kita juga punya. Lihat kanan! Lihat kiri! Kalian tidak sendiri. Saatnya untuk menurukan dia dari singgasana. //
*Aichi tidak bisa menahan dirinya lagi lalu dia mengetakkan giginya. Dia berjalan ke arah Si Trio tapi Shingo muncul di hadapannya.*
"Kau tidak bisa mem-bully kami lagi. Karena jika kau mem-bully Satu mahluk, maka bersiap-siaplah untuk menghadapi Sejuta mereka." Kata Shingo sambil melebarkan kedua tangannya, seolah-olah menunjukkan seluruh murid.
Shingo: // Kami bukanlah seekor semut yang bisa kau tinjak. Kami bukanlah seekor keong yang bisa kau remehkan. Kami mempunyai sesuatu yang tidak kau punya. Jadi jangan pernah pandang rendah kami! //
Kourin dan Naoki: // Yeah! //
Shingo: // Percuma sekali kamu mem-bully. Saat kedua mata kami ada di sekitarmu. //
Kourin dan Naoki: // Itu benar! //
Shingo: // Kami akan melindungi satu sama lain dan melawanmu. Jadi jika kau mem-bully,... make bersiap-siaplah untuk menghadapi sejuta harimau. //
*Semua murid bersorak dengan riang dan sebagian dari mereka mengaum layaknya seekor harimau terutama Si Trio. Setelah itu, Kourin melangkah maju ke arah Aichi sambil menatap sengit ke arahnya dan Aichi balas menatapnya.*
"Kau tidak akan pernah menguasai sekolah ini jika kau tidak punya tempat di hati semua orang. Kau mungkin mempunyai semuanya di depan guru-guru. Tapi kau tidak punya seseorang yang bisa mendukungmu, seseorang yang akan selalu berada di sisimu apapun yang terjadi,... Teman." Kata Kourin sementara Naoki dan Shingo menganggukkan kepala mereka sedangkan kemarahan Aichi hampir mencapai batasnya lalu dia menyanyi balik.
Aichi: // Kalian semua hanyalah mahluk yang menyedihkan. Aku mem-bully atau tidak, Aku masih akan menang. // *melepaskan semua kemarahannya*
Aichi: // *bernyanyi dengan nada lebih rendah tapi masih terdengar suara jahatnya juga.* Hentikan itu! Kalian semua berpikir aku tidak bisa menang. Hanya karena aku sendirian. Kenapa kalian mengikuti teori itu? //
Aichi: // Menyedihkan! // *berbisik dengan keras sambil menatap tajam ke arah seluruh murid.*
Kourin menjadi bertambah prihatin kepadanya. Dia merasa kalau Aichi sudah hampir kehilangan akalnya. "Aichi, berhenti melakukan semua hal itu! Jika kau berbuat baik kepada kami, maka kami juga akan berbuat baik kepadamu. Itulah arti persahabatan. Selalu-... " Kourin terthenti.
"Diamlah! Aku tidak percaya dengan -yang kau panggil- sebuah persahabatan. Itu bahkan tidak ada sama sekali." Teriak Aichi dengan marah. Dia tidak berpikir dahulu sebelum mengatakannya. Semua murid terkejut mendengar kata-katanya. Aichi sendiri melebarkan kedua matanya karena dia mengatakannya dengan mulutnya sendiri.
Kourin menghela nafas dan menatapya. "Lalu jika kau tidak percaya dengan persahabatan, kami akan memilih seseorang yang percaya dengan persahabatan dan yang akan selalu melindungi kami dari kata bully." Kata Kourin lalu semua murid mendukungnya.
"Ya, kau akan kalah, Sendou."
"Kau tidak bisa memanipulasi kami semua lagi."
"Kau tidak akan pernah pantas untuk menjadi seorang pemimpin."
Aichi mengernyitkan dahinya lalu dia melangkah mundur setiap kali kata-kata itu dilontarkan kepadanya. Aichi menutup telinganya. Dia tidak mau mendengar semua itu. Itu menghancurkan hatinya. "Hentikan itu! Hentikan, kumohon!" Teriak Aichi lalu semua murid menutup mulut mereka. Aichi mengangkat kepalanya. "Kalian semua tidak akan pernah mengerti apa yang kurasakan." Teriak Aichi kemudian dia berlari, meninggalkan mereka semua.
Setelah Aichi menghilang, murid-murid bersorak gembira seolah-olah mereka barusan mendapatkan kebebasan mereka. Sebagian dari mereka saling pelukan, menangis bahagia, dan menari-nari terutama Naoki dan Shingo. Yah, semua murid sedang senang kecuali dengan Kourin. Dia sangat bingung dengan apa yang Aichi katakan tadi. 'Kalian semua tidak akan pernah mengerti apa yang kurasakan.' Dia terdengar seperti menderita sampai-sampai dia mengatakan kata-kata itu.
"Hei, Kourin." Kourin kembali ke dunia nyata saat Naoki memanggilnya lalu menoleh ke arahnya. "Kau baik-baik saja?" Tanya Naoki.
"Tidak apa-apa. Semuanya baik-baik saja." Kata Kourin.
"Oh, oke. Mau ikut menari denganku dan Shingo?" Tanyanya sementara Kourin sweatdropped.
A/n: Mungkin itu saja untuk sekarang. Sampai jumpa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Orang Yang Kuinginkan
FanficKekalahan ataupun kegagalan semuanya adalah manusiawi. Tidak ada yang bisa mengendalikan pikiran 'Kegagalan' itu untuk menyingkir dari medan tempur. Tapi bagaimanakah jika ada satu orang mengendalikan kalian untuk tetap sempurna dan tidak melenceng...