Chapter 4: Semua Bebas, Satu Menderita

288 13 3
                                    

A/n: Hai, semuanya. Sekarang bersiap-siaplah karena ini saatnya layar dibuka. Dan aku sangat berterima kasih karena sudah sempat membaca cerita ini dan bersabar untuk menunggu chapter selanjutnya. Mungkin setelah cerita ini selesai, aku akan buat lagi cerita terjemahan yang baru. Itu jika aku sempat. Oke, langsung aja ke ceritanya. Selamat membaca~

Hari pemilihan Ketua OSIS telah tiba, seluruh calon sedang sangat khawatir terhadap hasil pemilihannya terutama Aichi. Dia tetap mencengkram dadanya karena detak jantungnya sangat cepat daripada calon-calon lain, mungkin.

'O. K., Aichi. Tetaplah percaya kalau kau akan menang! Kau akan masih dipilih oleh seseorang. Kau pasti bisa melakukannya. Kau pasti bisa melakukannya.' Batin Aichi sambil menarik nafas sedalam-dalamnya lalu tersenyum dengan percaya diri tapi masih terlihat jahat.

"Inilah dia. Hasil pemilihan telah berada di tanganku sekarang." Kata Kepala Sekolah sambil membuka hasil pemilihannya. Setiap detik terasa sangat menegangkan. Sebagian dari calon hampir ingin menangis karena khawatir.

"Dan Ketua OSIS baru adalah... " Kepala Sekolah berhenti sejenak. "Aichi Sendou." Kata Kepala Sekolah lalu dengan sekejap seluruh murid terkejut, sangat terkejut. Murid-murid sangat terkejut dan banyak dari mereka menangis. Aichi tersenyum lalu berdiri.

"Tidak, Aichi... " Semuanya menjadi diam dan bingung. "Aku hanya ingin mengatakan kalau... tidak ada orang yang memilihmu, Aichi."

Aichi terkejut begitupun juga dengan guru-guru. "Ini sangat tidak disangka. Kami tidak pernah mengira akan hasil pemilihan yang seperti ini. Apa ada sesorang yang memilih Aichi? Mungkin hasil pemilihan ini salah." Tanya Kepala Sekolah.

Krik... krik... krik... krik...

"Aku ulangi. Apa ada sesorang yang memilih Aichi? Atau ingin memilihnya?"

Krik... krik... krik... krik...

"Oh, aku ingin." Semuanya menoleh ke sumber suara. Suaranya datang dari petugas kebersihan sekolah. "Tapi aku tidak bisa. Karena aku bukan seorang murid." Katanya lalu Kourin menepuk dahinya.

Kepala Sekolah hanya menggeleng kepala lalu menoleh ke Aichi. "Maaf, Aichi. Sepertinya tidak ada orang yang memilihmu." Kata Kepala Sekolah lalu Aichi kembli ke tempat duduknya dengan ekspresi terkejut. Kepala Sekolah dan guru-guru merasa prihatin kepadanya. Kepala Sekolah menoleh ke seluruh murid dan membacakan hasil pemilihannya. "Ketua OSIS tahun ini adalah... Nagashiro Maki." Teriak Kepala Sekolah sambil menunjuk Maki.

Maki berdiri sambil menangis bahagia. Calon-calon Ketua OSIS perempuan yang lain memeluknya dan menemaninya ke depan. Semua orang bertepuk tangan dengan riang terutama Naoki. "Wah, Naoki! Mereka memilih pacarmu, ya." Kata Shingo yang berada di sampingnya.

"Itu tidak benar!" Kata Naoki sambil tersipu malu dan memalingkan muka sementara Shingo dan Kourin tertawa kecil. Kourin menoleh kembali ke arah Maki. Di belakang Maki, Aichi mengertak giginya dan melarikan diri tapi sepertinya itu tidak menarik perhatian orang-orang untuk menoleh kepadanya. Kourin dibuat bingung oleh dia.

Kourin's POV

Waktunya pulang tapi aku masih berada di sekolah. Aku mengecek Maki jika dia di-bully atau sesuatu yang buruk. Aku masih belum yakin jika Aichi benar-benar akan berhenti untuk mem-bully jadi itu sebabnya aku mengecek Maki untuk memastikan kalu dia baik-baik saja. Untunglah, dia tidak apa-apa. Tidak ada tanda dari Aichi atau apapun. Mengetahui kalau dia baik-baik saja, aku menghela nafas dengan lega dan akan meninggalkan sekolah.

Tetapi aku mendengar seseorang meringis dengan beberapa orang tertawa di belakang sekolah. Aku berjalan mengendap-endap dan mengintip.

Aku terkejut dan meletakkan tanganku ke sekitar mulutku. Aku melihat Aichi dan dia sedang di... bully oleh orang yang banyak. Aku tidak pernah melihat orang-orang itu dari aula. Mungkin mereka adalah kakak-kakak kelas. Tunggu, kakak-kakak kelas! Aku tidak bisa percaya ini. Jadi inilah sebabnya Aichi tidak pernah mem-bully kakak-kakak kelas.

Aku menonton seluruh adegannya lalu Aichi ditendang dan dipukuli tanpa belas kasihan. Kacamatanya bahkan retak. Aichi tidak pernah melakukan semua itu sebelumnya. Dia hanya mengancam dan memperlakukan kami dengan kasar tapi tidak seperti ini. Aku ingin menghentikan mereka tapi aku tidak bisa. Guru-guru sudah pulang dan seluruh anggota OSIS sedang sangat sibuk. Tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang.

"Aichi... " Kataku dengan lambat lalu mataku mulai berair karena melihatnya menderita seperti itu.

A/n: Selesai. Akhirnya kebenaran terungkap. Cerita sudah ditingkatkan konfliknya, haha haha! 😈. Ngomong-ngomong, sebenarnya aku telah memublikasikan 4 chapter berturut-turut hari ini. 4 chapter, lho. Kayaknya ini adalah rekor baruku sebagai penulis cerita. Hehehe, kayaknya sudah malam (untuk waktu Indonesia barat), nih. Dada... selamat malam... dan sampai jumpa...

Menjadi Orang Yang KuinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang