"Yaaa dimana kerudung sekolahkuuuuu?!!" teriak ku panik dari dalam kamar.
"kamu naro dimana rain?" saut mama pelan."aaaaak, gimana ini?!!" seruku getar
"kenapa?"Drttt..... Drrt....
ish. Siapa lagi?!
Terlihat 10 pesan masuk dan 5 panggilan tak terjawab.Ali : jangan marah
Ali : bercanda
Ali : oy
Ali : Angkat
Ali : Bales!
Ali : Bales!!
Ali : Bales!!!
Ali : Ih
Ali : angkat
Ali : Maaf.Wkwkwk. Aku tersenyum dalam hati.
Rain : Bentar!! Kerudungku basah
Ali : kenapa?
Rain : kerendem cucian basah😱
Ali : si oon
Rain : 😩😭😭😭
Ali : terus gimana?
Rain : cari solusi
Ali : gak usah pake kerudung
Rain : SI OON!!!!!!Namaku Rain, dan aku tidak terlalu suka hujan. Mamaku yang suka. Itulah sebabnya ia memberi namaku hujan. Katanya hujan itu anugerah, tepat dimana pengampunan Tuhan akan turun, tanda kasih sayang-Nya.
Aku adalah murid kelas 2 SMA yang tidak terlalu pintar. Bahkan mungkin bisa dibilang cukup bodoh. Si oon kalau kata Ali. Haha
Tapi itu tidak terlalu penting bagiku, yang penting hanya selalu bersyukur atas segala kemampuan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Tapi mama marah jika aku berkata seperti itu, katanya jika hanya bersyukur tapi tidak berusaha itu sama saja namanya dengan tidak bersyukur.Dan begitulah, aku selalu kalah jika berbicara dengan mama. Tapi aku selalu tetap menyayanginya.
Mama, adalah orang yang sangat gesit. Meski di rumah sudah ada 3 orang yang membantu mama dalam menyelesaikan pekerjaanya, tapi mama tetap tidak pernah terlihat santai-santai.
Dia tau apa yang kami perlukan dan selalu menjadi penolong nomer 1 jika aku dalam kesulitan.Papa adalah orang yang sibuk, Dia adalah founder sebuah restoran ternama, dan juga seseorang yang sangat menyukai ilmu pengetahuan. Bahkan di rumah kami ada sebuah ruang perpustakaan besar tempat papa menuangkan segala ide-ide bisnisnya. Dan juga banyak sekali koleksi novel yang papa belikan untuk ku. Karena papa tau aku sangat suka membaca.
Tapi bukan membaca buku pelajaran, hanya novel. Dan aku tidak suka membaca komik.Sayangnya, kenyataan akan tetap menjadi kenyataan.
Papa bukanlah ayah kandungku.Panjang ceritanya.
Tapi bagaimanapun, dia tetap adalah kasih sayang Tuhan untuk ku.Pagi ini, benar-benar masalah.
Karena kecerobohanku yang salah merendam pakaian. Kerudung yang harusnya aku pakai pagi ini untuk sekolah, malah aku rendam bersama cucian basah yang lain. Aduh.Dan dari situ aku baru sadar, bahwa aku benar-benar bodoh!
.
.
.
.
.
.
Pagi,
Di sekolah.
Aku sekolah di sekolah ternama, dan bimbel di tempat ternama pula di kotaku. Tapi sayangnya itu tetap tidak berpengaruh pada kebodohan otak ini.Aku masuk dengan perasaan biasa-biasa saja.
Semangat tidak, lesu juga tidak.
Yang penting bagiku, aku selalu berpikiran positif saja.Di kelas ramai, tapi sibuk dengan urusan masing-masing.
Hari ini aku membuka buku diari dan mulai menulis puisi kembali.Mungkin karena itulah aku bodoh, karena lebih sering menulis dan menggambar di banding mendengarkan guru mengajar di kelas.
Aku tidak terlalu punya ketertarikan untuk belajar di kelas. Rasanya aneh, seperti terpaksa dan monoton, hanya belajar dan belajar.Sebenarnya, kehidupanku tidak terlalu sulit.
Tapi si Ali.........Entah kenapa selalu membuatnya terlihat sulit.