Part 6

13 0 0
                                    

"Bisa ikut kan?"
Tanyanya singkat.

"Beneran tanggal segini?"

"Iya."

"Gak bisa diganti?"

"YaAllah Rain, emang sejak kapan keputusan sekolah bisa diganti-ganti?"

Aku mendengus pelan.

"Kenapa? Gue udah usahain biar studytournya fix ke Jogja, bukan ke tempat lain, karena itu tempat favorit lo kan, kan lo sendiri yang ngerengek minta ke Jogja aja. Walaupun yang lain sih pengennya ke Bali."

Aku hanya terdiam mendengar penjelasan Ali.

"Jangan bilang lo gak bisa ikut? "

"Iya." jawabku lemas.

"Yaampun, gak lucu!"

"Gue gak bercanda"

"Bodoamat."

"Gak bisa kalau tanggal segitu,  ada......"

Refleks Ali langsung menatapku lekat.

"Pokoknya gak bisa Li!"
Jawabku singkat dan pergi meninggalkan Ali yang masih dipenuhi tanya.

Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur, mengeluh sendiri kenapa studytournya harusnya tanggal segitu? Aku gak bisa. Dan aku jelas-jelas tidak akan bisa ikut.
Ali akan marah besar jika mengetahui alasannya,  terlebih lagi aku harus mencari alasan ke mama atau papa untuk tidak ikut study tour itu. Mereka tidak tahu.
Aku menyembunyikannya dengan rapat selama ini.
Mereka tidak boleh tahu.
Aku hanya tidak bisa hidup dengan meninggalkan apa yang aku sukai.

Tiba tiba pintu kamarku diketuk, terdengar sahut pelan seseorang memanggilku dari luar.

Lagi-lagi aku mengeluh
Aku harus bilang apa?!

"Buka!"
Teriaknya dari luar.

Ku langkahkan langkah ku gontai. YaAllah aku bingung

"Kenapa?"!
Tanyaku padanya

"Kenapa?! Lo yang kenapa!"
Aku tau dia marah

"Li, aku mau makan seafood, pergi yuk."

"Enggak. "

"Li!!!"

"Jawab dulu."

"Gak bisa dateng."

"Kenapa?!"

"Aku sakit."

"Sakit?!!"

"Hm" jawabku singkat

"Sakit apa?"

Alasan.
Aku butuh alasan.
Maaf Li, Pa, Ma,untuk kali aku harus berbohong lagi.
Iya lagi, aku sudah terlalu banyak berbohong kepada kalian selama ini, aku hanyak tidak sanggup mengatakannya dan menghadapinya jika kalian tidak memberikan ku izin lagi.
Aku berharap kalian akan mengerti, tapi aku tau kalian tidak akan pernah mau memahami.

Aku belum sanggup kehilangan apa yang pernah membuatku bahagia.
Dan untuk bertahan, aku harus membohongi kalian semua.
Maafkan aku.

"Rain?!"

"Hm?" aku mengerjap kaget
"Sakit? Sakit apa?"

"Hmm... ini... lambungku agak suka sakit akhir-akhir ini. Kata dokter agak repot kalau harus pergi-pergi."

"Emangnya dokternya tau kamu mau pergi?"

"Hm, ya itu.... Aku bilang mau ada study tour gitu disekolah."

"Emangnya kapan kamu penah ke dokter?" tanyanya dengan raut wajah tak percaya.

"Hm.. Tadi."

"Tadi? Katanya dari sekolah."

"Hm iya, dari sekolah terus ke dokter."
"Bohong."

"Dih, yauda gak percaya."

"Kebanyakan hm-nya, cari alasan doang kan?"

Aku tertegun.

"Li, udah ya, aku capek mau istirahat." jawabku mengalihkan perhatiannya

Sontak aku menutup pintu kamarku dan meninggalkannya yang masih berdiri penuh tanya.

Aku hanya bisa bergumam dalam hati, "Maafkan aku Li."

"Kalau sakit, cepet sembuh."

Sahutnya kudengar dalam kamar.

Aku mendengus resah, tak sampai hati aku harus terus membohonginya.

Aku merebahkan diriku di atas kasur,  memutuskan untuk melelapkan diriku sejenak dalam dunia yang yang disebut mimpi.

Aku terlelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAJAK-SAJAK MATAHARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang