Dua : Masih tentang hati

30 0 0
                                    

Sejatinya,
setiap perasaan butuh pengakuan, butuh pengungkapan, butuh ruang untuk diperlihatkan.
Tidak peduli berbalas atau kandas, perasaan akan tetap butuh hak akuan atas dirinya.

Tenang saja aku sudah melakukannya, ini bukan sekedar suruhan tapi lebih menyerupai pengalaman.
Apakah berhasil?
Tidak, tidak semua hal yang sudah kamu kehendaki harus berhasil.
Kalau pada percobaan pertama kamu sudah berhasil, perjuanganmu tidak ada apa apanya.

Bukankah aku benar?
Apa selama ini, selama kamu memendam perasaan itu sendirian kamu bisa tidur dengan nyenyak?
Apa selama ini, selama kamu menyimpan perasaan itu kamu tidak berkhayal-khayal tentang kemungkinan yang bisa kamu dapatkan?
Apa selama ini, selama tidak ada yang tahu kamu bisa lega dengan perasaan yang tidak pernah kamu beri pengakuan?

Kamu perlu tahu bagaimana perasaan mu akan berbalas.
Kamu perlu tahu bagaimana perasaan mu mendapat ruang untuk berkembang.
Perasaanmu itu punya hak untuk diperlihatkan, dirasakan, maupun diperjuangkan.

Aku pernah melakukannya, menyatakan perasaan ku pada waktu yang salah, tapi membuatku lega.
Setidaknya kalau aku mati nanti aku tidak mati penasaran.

Apa kamu mau kamu mati tapi hatimu masih penasaran dan bertanya-tanya bagaimana ya jawaban atas perasaan ku dulu?
Yang lebih parah lagi kamu masih kesal dan bergumam harusnya aku katakan saja dulu bagaimana perasaanku.

Aku tidak memilih cara itu, aku lebih baik malu daripada penasaran sampai menjadi hantu.

Sebagai perempuan yang lahir jauh setelah Kartini berhasil memperjuangkan emansipasi wanita, aku tidak lagi malu untuk mengatakan apa yang harusnya aku katakan.
Sudah tidak jaman sebagai perempuan hanya menunggu untuk sekedar disapa atau mengungkapkan perasaan.

Sudah, sudah aku tidak akan memaksa.
Memang aku saja yang tidak tau malu..

Jadi untukmu, yang masih memendam perasaan untuk dirimu sendiri
Aku berdoa semoga kalian selalu bahagia dengan pilihan kalian, termasuk pilihan untuk diam saat menyukai seseorang.

Aku memang bukan seorang taat agama, tapi untuk kalian aku memohon tuhan untuk mendengarkan doa ku kali ini,
Agar kalian senantiasa bahagia.
Senantiasa menemukan bahagia dimanapun kalian berada.
Semoga kebahagiaan kalian memiliki ruang untuk berkembang sehingga tidak ada lagi celah untuk luka terus menganga.

Dari perempuan biasa yang sedang mengobati luka,

Dengan penuh cinta,
Pinggan Rizki Biaz D.

Perempuan biasa dengan patah hati yang tidak biasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang