Tiga : kota dengan elegi yang sama

34 0 0
                                    

Bali (13-02-17)

Menjadi pulau pertama yang ku datangi pada pertengahan februari
Bukan sekedar liburan mengusir sepi
Kedatanganku, lebih dari itu.
Bali ku tuju untuk membagi sisa-sisa rindu yang kian sendu.
Yang kian gaduh seperti surya memoar langit senja di pulau dewata.
Berlebihan kah caraku merangkai kata-kata romansa ?
Rasa ini lebih berlebihan, berlebihan namun tak bertuan.

Tentang pulau ini, pernah ada janji namun tak pernah terjadi.
Lima hari sudah pergi, namun bali masih ku basahi dengan tangis yang ku harap segera berhenti.

Setelah itu ku tinggalkan beberapa sisa cerita yang tak pernah bisa kuhabisi.
-------------------------------------------------------

Yogyakarta. (10-03-17)

Kota kedua yang ku datangi setelah pulau dewata.

Malam sebelumnya, masih ku habiskan bersama rekan kuliah ku.
Sampai akhirnya ku putuskan terbang menuju kota dimana orang tua ku dilahirkan dengan suka cita serta gundah gulana.

Bukan karena tidak punya alasan aku mengunjungi Jogja, namun hati yang kian terluka meminta ku untuk pergi kesana.

Tidak banyak cerita yang ku buat disini,
Sampai melepas langit Jogja, aku masih menguatkan hati, untuk tidak menangisi sisa patah hati.

Tiga hari pergi, dan ku tinggalkan sisa cerita yang pernah ku bagi di bali, masih cerita yang sama yang tak pernah bisa ku habisi.
-------------------------------------------------------

Bandung. (25-03-17)

Kota ketiga yang kudatangi, setelah pulau dewata dan Yogyakarta.

Mengutip penyandang sastra yang sedang digemari kaum muda karena Dilan dan Mileanya, Pidi Baiq, atau Ayah.

"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang berasama ku ketika sunyi."

Benar, kota ini melibatkan hati yang tak bisa berhenti mencintai.
Hati, yang disiksa kesalahannya sendiri.
Sudah ku tinggal di pulau dewata sampai yogyakarta, namun tak berakhir rasanya.

Lebih tepatnya aku yang tak bisa.

Masih bertengkar dengan perasaan yang menjalar mengakar. Bandung pun ku tangisi dibalik jaket yang ku biarkan menutupi sampai ujungnya berakhir pada mimpi di siang hari.

Ku tinggalkan sisa ceritanya lagi di sela rel kereta yang tak pernah mati, tetap saja cerita ini tak bisa ku habisi.

Akan ku bagi di tempat lain, saat hati memintaku untuk pergi membagi lagi.
-------------------------------------------------------

Dari perempuan biasa yang sedang mengobati luka,

Dengan penuh cinta,
Pinggan Rizki Biaz D

Perempuan biasa dengan patah hati yang tidak biasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang