Lima : Rindu dan Secangkir kopi yang rasanya tak sama lagi.

24 0 0
                                    

Start writing your story


'Penikmat Senja'

'Pemuja Rindu'

'Pecandu Kopi'

'dan lain-lain, dan lain-lain'

Berapa kali matamu membaca sandangan di atas yang bertengger rapi di bagian biografi akun-akun media sosial?

Bosan? sama aku juga.

Padahal kalau kamu iseng bertanya,

tidak semua dari mereka itu benar-benar menyukai senja.

tidak semua dari mereka itu benar-benar merasakan rindu.

dan tidak semua dari mereka itu benar-benar suka meminum kopi.

Rindu dan secangkir kopi merupakan dua hal yang sangat akrab dengan diriku.

Rasanya yang aku lakukan setiap hari hanya merasa rindu lalu meminum kopi, hanya itu, hanya itu sampai menjadi repetisi.

aku sudah lupa berapa banyak kopi yang habis ku minum.

sama juga halnya aku sudah lupa berapa lama aku memendam rindu.

bahkan aku sudah lupa sekarang siapa tamu dari rinduku.

bergerak sebentar dari rindu itu.

bacalah cerita setelah kalimat ini,


aku masih saja mengunjungi kedai-kedai yang kopinya biasa ku beli.

beberapa dari mereka bahkan sudah hafal soal pesanan ku.

namun, karena satu dan dua hal hampir satu tahun aku tidak mendatangi tempat itu untuk membeli kopi.
dan seperti hari-hari yang sudah berlalu itu  aku akhirnya  datang lagi  untuk memesan kopi kesukaan ku.

aku melihat-melihat setiap sudut tempat itu tentu saja masih dengan kopi yang sama yang aku pesan dibulan-bulan  sebelumnya.

mulai dari tempat duduknya, warna lampunya, lantainya, pegawainya, dan lain-lain, dan lain-lain. Tidak ada yang berubah pikirku.

setelah yakin tempat itu masih sama, aku lupa di meja depan ku ada kopi yang belum aku coba.

tentu aku sudah tau jelas bagaimana rasanya, karena aku memang mempunyai masalah dengan repetisi.

aku tidak berani untuk mencoba rasa yang baru, aku takut tidak sesuai dan membuat kecewa.

Tapi tidak hari ini, aku tidak mengenal rasa kopinya.
Rasanya berubah, seperti hanya pahit dan lebih pahit dari biasanya.

Kemudian aku letakkan kembali kopi itu di meja,

Lalu aku menyadari,

Mungkin selama ini rasa kopinya memang seperti ini, pahit, pahit sekali.
yang membuatnya terasa sangat manis adalah karena biasanya ada orang lain di tempat ini

Orang lain yang duduk tepat di depan atau sekali waktu di sampingku
Orang lain yang membuat ku tidak peduli bagaimana rasa kopi yang kupesan.
Orang lain yang mulai hari itu tidak lagi duduk disini.
Orang lain yang membuat rasa kopi ku tak sama lagi.

Hari-hari berikutnya, saat aku kembali datang ke kedai kopi itu.
Kopi yang selama ini ku pesan sudah aku lupakan dan tidak lagi mau ku lihat di daftar menu.
Kopi yang membuat ku sadar bahwa tidak ada yang berubah dari tempat itu,
Yang berubah hanya kenyataan bahwa sebenarnya rasa kopi itu memang pahit,
Tapi tidak lebih pahit dari kehilangan orang yang selama ini membuat kopi ku terasa sangat manis.

Pertama kali dalam hal memilih minuman, aku mengubah pesanan ku.
Aku ingin tau apakah kopi itu akan membuat ku rindu.

Mungkin juga saat rindu ku sudah terlalu, kopi itu kembali manis seperti dulu.

Sudah ku bilang hidupku tidak jauh-jauh dari rindu dan secangkir kopi.

Tapi saat ini rindu ku bertemu dengan kopi yang rasanya tak sama lagi.

-------------------------------------------------------

Dari perempuan biasa yang sedang mengobati luka,

Dengan penuh cinta,
Pinggan Rizki Biaz D

Perempuan biasa dengan patah hati yang tidak biasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang