RIMAKELAM (Nadine) - Sisa Sisa Kata
Jogja tidak lagi istimewa,
Semenjak hujan telah reda,
dan kamu tak lagi merangkai kata,
dan aku cuma seketika rasa yang tanpa makna.
Dulu aku percaya hujan di jogja takkan mereda.
Semenjak kita tak lagi sederhana.
Kata-kata telah melampaui indera.
Kata-kata melarut dalam rasa.
Sekarang hujan telah reda.
Kata-kata kembali sederhana.
Tak lagi tersemat rasa.
Cuma kata biasa, begitupun kita.
***
Aku menghitung sisa-sisa kata.
Yang belum pernah terangkai oleh kita.
Kata yang tak pernah kita hidupi berdua.
Ketika bersama.
Adalah Cinta,
sisa kata yang hampir tak pernah terucap olehmu Tama.
Tak pernah kita hidupi berdua.
Karena kau bilang, cinta, tak pernah ada dalam hidup kita.
Kau bilang cinta seperti waktu, tak ada di dunia.
Namun, tetap menemani makhluk semesta,
masa demi masa,
ada atau tidaknya manusia,
waktu tetap ada, begitupula cinta.
Jika sebaliknya, maka itu bukan cinta, hanya nafsu semata.
Cinta hanya ada di tempat bahagia.
"khusus untukmu, di tempat dimana hujan yang tak pernah reda."
Begitulah katamu, dan aku percaya.
Aku mencarinya, aku mencari cinta
agar sisa kata itu pernah terangkai pada kita.
Aku pergi dengan dusta.
Menuju kota dengan hujan yang tak pernah reda.
Namun aku sangsi aku akan bahagia.
Hingga kau menyusul aku kemana.
***
Jogja, 07/08/17
Teruntuk Tama~
yang tak aku harap balasnya,
karena ia tak mau lagi merangkai kata.
Semoga kita bertemu lagi disana.
Ditempat cinta berada, dan kau rangkai penuh lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kompilasi Akhir Pengalaman
PoetrySebuah antologi puisi yang ingin merasakan seluruh rasa dan emosi.