Dentuman musik terdengar kian kencang seiring detak jantungku. Setelah beberapa menit yang lalu ia pamit ke toilet, ia tak kembali, membuatku takut jika aku ditinggal di sini.
Kakiku terus melangkah, memotong ombak manusia yang kian meluas. Namun, ada sesuatu yang menarikku dari belakang, membuatku hampir saja terjungkal jika saja tidak tangan yang menopang tubuhku.
Lantas aku melihat sosok itu. Itu dia. Dengan wajah merah padam dan keringat bercucuran di pelipisnya.
"Kau mau kemana? Aku lelah mencarimu. Jangan seenaknya sendiri lagi. Kau masih kecil, aku tak mau repot mencarimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to September [END]
Short StoryBukan apa-apa, hanya ingin mengenangmu lagi setelah kepergianmu satu tahun yang lalu.