Aku tertawa mendengar gosip murahan pagi ini. Maksudku, yang benar saja, mana mungkin ada orang luar yang mau menyekolahkan anaknya di pinggiran kota?
Terlebih, sekolah ini terkenal dengan anak-anak yang bermasalah.
Lelah tertawa, aku mengalihkan pandanganku, menatap lapangan basket yang tengah dipenuhi oleh siswa-siswi berlalu lalang. Sampai tanpa sengaja aku melihat pohon beringin di pojok lapangan, aku membelak kaget.
Dia di sana, dengan seragam yang dilapisi oleh jaket hitam. Mata birunya berbinar redup, menatap mataku lurus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to September [END]
Cerita PendekBukan apa-apa, hanya ingin mengenangmu lagi setelah kepergianmu satu tahun yang lalu.