Hari berikutnya dia kembali mendatangiku. Untung saja ia mendatangiku saat bel istirahat berbunyi. Jika tidak, mungkin aku akan terkena masalah lagi setelah kemarin selepas pulang aku dipanggil ke kantor guru.
"Kau kenapa?"
Ucapan itu membuat lamuanku terbuyar. Tanpa sengaja, aku memalingkan pandanganku, menatapnya yang kebingungan dengan kening berkerut.
Apa dia yang selama ini aku perhatikan? Si dingin mata biru julukan para warga sekolah ini? Kenapa aku merasa dia begitu ... berbeda?
"Kau dari dulu selalu melamun tidak jelas ya? Huh, kau bahkan mengacuhkanku."
Untuk kesekian kalinya aku tertegun.
Lagi-lagi, belum sempat aku bertanya maksud dari perkataannya itu, ia melenggang pergi, menghilang di balik pintu tanpa melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to September [END]
Short StoryBukan apa-apa, hanya ingin mengenangmu lagi setelah kepergianmu satu tahun yang lalu.