15

3.2K 470 147
                                    

Yi Fan melangkah lambat, tidak terlalu tergesa karena ia tahu bahwa gadis itu akan tetap berada disana hingga ia tiba. Ji Eun masih celingukan, entah mencari apa atau siapa. Gadis itu tampak begitu rapuh dan cantik, seolah Yi Fan bisa menghancurkan gadis itu jika ia menggenggamnya terlalu erat; definisi keindahan yang hakiki bagi pria sepertinya.

Katakan dia gila, tidak waras, apapun. Terserah. Masa bodoh. Dia tidak peduli. Dia benar-benar hanya menginginkan menggenggam pinggang itu dengan sedikit tekanan dan membayangkan betapa indah jengitan terkejut dari gadis macam Ji Eun disana.

Ah, mempesona.

"Kupikir dua terlalu banyak.." Ji Eun tersentak, apalagi saat merasakan salah satu minumannya direbut tiba-tiba. Dia mengerjap, begitu menggemaskan bagi Yi Fan yang menggeram tertahan. Dia bisa melihat gadis dengan kacamata itu mengerutkan dahinya, seolah memastikan siapa pria aneh yang tengah merebut minumannya.

"Kita bertemu pagi ini, menahan tanganku" Yi Fan menambahkan, tersenyum cerah begitu mendapatkan tatapan tak percaya dan tawa yang berdegung lucu dari Ji Eun di hadapannya.

"Ah.. kau yang.. itu kan?" Ji Eun terkekeh, menutup mulutnya dengan tangannya yang bebas dari gelas karena Yi Fan mengambil itu seenaknya. Dia sedikit bersyukur sebenarnya, tangannya mulai pegal karena harus membawa dua gelas itu sedari tadi.

Yi Fan mengulum senyum, berusaha tampak sekeren mungkin dihadapan Ji Eun. Dia menyesap minuman itu, sedikit berjengit karena rasanya aneh.

"Kau sungguh mau dua?" Yi Fan kembali mengungkit itu, tentang dua gelas yang di bawa Yi Fan sendirian. Dan gadis itu tersenyum canggung, menggelengkan kepalanya sambil menunduk malu. Benar-benar membuat Yi Fan jengah karena gadis itu terus menyembunyikan suara tawa dan senyumnya yang memikat.

"Oh, tentu tidak- maksudku, aku tidak bisa minum.." gadis itu mundur beberapa langkah, entah tidak nyaman pada Yi Fan atau pada dirinya sendiri. Dia hanya celingukan sebelum kembali terlarut ngobrol bersama Yi Fan.

"Itu untuk Mark, tapi aku tak bisa menemukannya" lanjutnya tanpa di minta. Yi Fan sedikit berjengit, penasaran dengan Mark yang disinggung disini. Apa itu nama kakak laki-lakinya? Atau sepupunya? Siapa?

"Dia.." Pria itu sengaja menahan ucapannya, mengamati gadis berkacamata yang mengerjap lucu lalu tersenyum malu-malu.

"Dia- dia yang waktu itu.. dia kekasihku.." ucapnya, menggosok bagian ujung hidungnya berulang.

Wu Yi Fan berusaha tidak mempermasalahkan tentang 'kekasih' barusan. Meski ia melihat dan mendengar bagaimana si sialan Mark-Mark itu memanggil Ji Eun dan ditambah sekarang ia juga membiarkan gadisnya mengambil minuman dan celingukan mencarinya. Hell, jika itu adalah dia, Yi Fan tidak akan membiarkan Ji Eun bergeser dari tempatnya untuk apapun. Dia yang akan melakukannya untuk gadis itu.

"Gege sedang apa?" Mereka berdua menoleh dan Yi Fan menemukan Sehun yang berdiri dengan congkaknya dihadapan mereka. Pakaian pria itu sudah tidak rapi, benar benar mirip berandal. Rambut dan wajahnya basah, sedikit membasahi ujung kerah kemejanya. Disampingnya, Ji Eun berusaha menjauh perlahan. Mungkin tidak mau terseret keributan jika saja Sehun adalah seorang penagih utang.

"Bertemu temanku" balasnya cepat, melirik Ji Eun yang sudah berada lumayan jauh di belakangnya sembari mengamati keadaan sekitar. Dia bukan tipe wanita yang suka menarik perhatian ternyata. 

Sehun mendecih, bergumam 'memang kau punya teman' mengejek lalu mengajak Yi Fan menyapa tuan rumah itu dan pulang. Sehun bahkan mengancam akan pulang sendiri jika Yi Fan tak pergi bersamanya. Kekanakan sekali.

Mereka akhirnya berjalan kearah Jae Hwan Im yang duduk dengan tenang di tengah ruangan. Sebelumnya Yi Fan sempat menoleh, memberikan senyuman pada Ji Eun yang membalasnya dengan lambaian tangan kikuk.

SCREWED [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang