21

2.4K 359 77
                                    

Sehun melangkahkan kakinya malas. Di depannya, Yi Fan sedang membicarakan beberapa hal dengan Seulgi. Mereka berdua tampak sibuk sambil sesekali membalas bungkukan dari pegawai yang berlalu-lalang.

Sehun tidak terlalu menyukai hal ini sebenarnya, bagaimana orang-orang itu menatapnya. Dia suka menjadi pusat perhatian, jangan salah paham. Dia sudah membiasakan hal itu sejak ia menyadari bahwa hell, dia memang benar-benar tampan. Tapi tetap saja, pandangan orang-orang seisi perusahaan itu berbeda. Mereka seolah meneriakan 'lihat cucu pemalas itu sudah kembali' dengan terang-terangan di setiap pandangan. Benar-benar sialan.

"Kita bisa mulai itu minggu depan. Sehun sepertinya sudah tidak sabar untuk pulang." Sehun hanya mendengus, tidak terlalu peduli bahwa namanya baru saja dilibatkan dalam percakapan.

"Tentu, saya bisa menjamin itu. Ngomong-omong, Mr. Choi sudah menunggu di ruangannya." Seulgi tersnyum. Jenis senyum profesional yang jelas telah ia latih seumur hidupnya.

"Terimakasih, Seulgi."

Yi Fan balas tersenyum, melirik sedikit adiknya yang masih saja tidak bersuara. Tidak bahkan menanggapi Seulgi yang sedari tadi telah menatapnya, mencoba menarik atensi pria itu.

"Kau bisa serahkan berkas itu pada Tao. Dia tahu apa yang akan dia lakukan." Lanjutnya sembari melangkah. Meninggalkan gadis dengan mata kucing itu membungkuk dibelakang mereka.

"Kau harusnya sedikit menyembunyikan tatapan tidak sukamu itu." Lagi-lagi Sehun mendengus, tidak terlalu setuju dengan topik obrolan yang kakaknya pilihkan selama perjalanan menuju pria tua mereka.

"Jangan libatkan dendam pribadi tentang mantan pacar didalam pekerjaan. Kurasa kau tidak cukup bodoh untuk itu." Yi Fan terkekeh, menyadari betul bahwa Sehun benar-benar tidak menyukai segala sesuatu seperti masa lalunya bersama Kim Seulgi dibahas lagi.

Ayolah, itu hanya kesalahan semalam! Sehun benar-benar muak karena kakak dan kakeknya terus mengolok dia. Itu benar-benar menyebalkan dalam artian yang sebenarnya.

"Gege harus berhenti membahas itu atau aku akan pulang sekarang."

"Such a baby."

"Shut up."

Dan lagi-lagi, pria Wu itu terbahak. Berdeham pelan sebelum membuka pintu besar mengkilat berwarna hitam yang berderit saat Yi Fan mendorongnya. Itu sedikit mengerikan sebenarnya, bagaiamana selera pria tua mereka tentang segala hal memang mengerikan, itu benar-benar perlu diperbaiki.

Mereka melangkah bersamaan dengan derit pintu itu. Mendengar sesuatu berdebam dan berjatuhan dibarengi dengan umpatan dalam bahasa Mandarin. Wu Yi Fan hanya bergumam ups pelan sebelum akhirnya duduk tenang pada sofa (yang lagi-lagi berwarna hitam pekat) sambil nyengir tak bersalah. Sedangkan Sehun, dia hanya menghela napas. Bergumam hal-hal tentang kebiasaan buruk pria tua itu tentang tidak mengunci pintu.

"Seulgi bilang kau sudah menunggu kami. Jadi kami masuk." Lagi-lagi Yi Fan nyengir, menatap gadis yang pelan-pelan turun dari pangkuan kakeknya, membenarkan blazer coklatnya lalu berlari masuk pada ruangan lainnya. Sedankan Choi Seung Hyun (kakek yang tidak bisa dibilang kakek) hanya berdeham, lalu membetulkan tatanan rambutnya. Benar-benar tidak tahu malu.

"Sorry-sorry, tadi aku terlalu bersemangat. Teman Seulgi cantik sekali, sih." Sehun bergidik, apa-apaan yang dilakukan pria itu? Apa dia baru saja menggunakan bahasa sok muda dan sok gaul? Itu benar-benar menjijikan.

"Kakek harus berhenti menonton tv. Itu berbahaya, serius. Kau harusnya baca berita saja!" Meski sudah mencoba menahannya, Sehun akhirnya kelepasan juga. Yi Fan sendiri hanya terbahak begitu adiknya sudah mengomel seperti biasanya. Hubungan Sehun dan Seung Hyun memang sedikit berbeda. Meski sebenarnya, miliknya juga. Ya mau bagaimana lagi? Mereka memiliki Kakek berusia empat puluh lima. Ini konyol bagaimana Seung Hyun mengadopsi mereka dan menempelkan label sebagai Kakek, alih-alih ayah atau kakaknya.

SCREWED [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang