06

3.7K 532 92
                                    

Mungkin itu sekitar tiga atau dua, Sehun tidak begitu menghitungnya. Tapi jelas ini sudah lebih dari dua bulan. Jadi yah.. dia akan anggap ini sudah tiga bulan saja, itu lebih praktis.

Itu sudah tiga bulan, sejak mereka keluar dari SMA dan berubah seratus persen menjadi mahasiswa baru yang dianggap sudah dewasa. Tidak ada yang memarahi mereka di jalanan karena merokok atau mengemudi. Wow, menjadi semakin tua ternyata ada gunanya juga selain fakta bahwa ia akan cepat mati.

Tapi sekali lagi, karena ini telah memasuki bulan ke tiga, dan Sehun tak menemukan Im Yoona berada di dalamnya, tiba-tiba saja semua berubah menjadi membosankan lagi. Dia tidak suka itu. Semua terasa hambar, dan Sehun membencinya. Bagaimana ia begitu terjerat akan pesona berisik berantakan gadis Im itu. Bagaimana ia jatuh menjijikan, tidak tahu malu, dan suka rela, menjadi pemuja gadis itu tanpa ragu.

Ya.. bagaimana? Salahkan saja cantiknya Im Yoona yang uh, ingin sekali Sehun tonjok rasanya. Karena bagaimana bisa Yoona tidak meliriknya sih? Kurang apa lagi dia itu? Dimana dari bagian tubuhnya yang kurang oke menurut gadis itu sebenarnya?

"Bernapas." Jaehyun menyenggol bahunya, memberikan sekaleng soda di atas meja Sehun lalu duduk di sampingnya. Salah satu nasib buruk yang menimpa Sehun; kembali di pertemukan oleh Jaehyun pada dunia universitasnya. Brengsek. Dia sampai ingin muntah karena terlalu bosan dengan wajah pria itu.

"Kau mau buang air? Wajahmu jelek sekali, tahu?" Lanjutnya. Sekarang dengan terkekeh sinis dan sok ganteng begitu beberapa noona dari jurusan sastra melewati mereka sambil menyeringai sok sexy, mencoba mengambil perhatian paket jackpot tahun ajaran baru ini; mereka berdua.

Sebenarnya, Jaehyun datang pada Sehun pagi-pagi seperti ini bukan tanpa alasan. Sebab dua hari lalu -Jaehyun lupa kapan tepatnya itu- tanpa sengaja, pria Jung itu sempat melihat seseorang yang sudah dengan brengseknya membuat Sehun uring-uringan dan main kesana-kemari tanpa aturan. Merepotkan sekali saat hampir tiap pagi entah itu dirinya atau Chanyeol (karena Jungkook pasti akan langsung menutup panggilan tidak peduli) harus menjemput manusia teler itu yang sudah membuat keributan habis-habisan.

Pernah suatu malam, yang wah.. jika Jaehyun mengingatnya lagi, ia jadi sangat merasa benci tiba-tiba. Dia baru saja mendapatkan nomor seorang noona malam itu! Mereka harusnya bertemu dan..

Jangan bahas.

Karena pada kenyataannya, ia dan Chanyeol harus lari tergopoh-gopoh naik pada lantai sebelas demi menjemput Oh Sehun yang hampir membakar sebuah klub yang tidak memberinya acar lobak!

Brengsek. Sekalian saja waktu itu harusnya Sehun minta kimbab dan piknik di tengah lantai dansa! Bangsat.

"Hey," Jaehyun menyulut rokoknya, matanya melirik ekspresi Sehun yang benar-benar minta di tonjok. Wajahnya benar-benar sialan sekali menyebalkannya, tahu?!

"Aku punya kabar untukmu, tapi jangan menggila dan pelan-pelan saja. Oke?" Lanjutnya. Pria itu membuka ponselnya, mencari entah itu apa Sehun tidak peduli. Dia mengantuk dan hanya ingin pulang saja.

Jaehyun berdeham, membaca ulang informasi yang ia terima setelah merayu dan mencium noona penunggu perpustakaan, namanya Kyuri, dan damn. Dia sexy!

"Jadi.. kemarin aku melihat seseorang, dan.. karena penasaran aku mengikutinya. Dia masuk perpustakaan dan aku punya informan.. jadi.. kau tahu-"

"Kau tidak sedang menyatakan cinta padaku kan, Jae?" Sehun menyela. Sedikit meragukan Jaehyun yang tampak bodoh dan gugup begitu.

"Bangsat. Aku masih suka dada wanita. Dan Dengar, aku lihat Yoona Im dan aku-"

"Dimana?" Sehun lagi-lagi menyela. Medengar nama Im Yoona saja sudah membuatnya bersemangat. Jadi tidak ada waktu untuk mendengar ocehan tak berguna Jaehyun yang lainnya.

SCREWED [EXO SEHUN FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang