Seisi kelasku tiba-tiba saja ribut. Beberapa orang ada yang tertawa sehingga memunculkan banyak pertanyaan bagi mereka yang baru tiba.
"Itu apaan sih?" Ternyata Bilan juga sama. Ia ingin tahu apa yang menjadi bahan tawa anak-anak di kelasku.
"Liat deh, Fei." Ovi menyodorkan ponselnya padaku.
"Gak deh, gue mau baca buku." Tolakku, lalu merogoh tas cokelat ku itu untuk mengambil buku yang baru ku pinjam di perpustakaan.
"OMAIGATT! ASTAGA!" Kini Bilan menuju ke arahku. Dengan ponsel di tangannya.
"Lo liat ini, Fei!" Bilan menunjukakan ponsel itu tepat di hadapanku.
"Gue mau baca, Bil! Jangan diganggu, ah!"
"Bentaran!" Bilan menarik buku yang dari tadi lebih menarik bagiku.
"Ini si Arya, Fei!"
Raut wajahku berubah. Aku menjadi penasaran dibuatnya. Akhirnya aku mengambil ponsel dari tangan Bilan.
Sebenarnya ini lucu. Tapi karena Arya yang menjadi tokoh utamanya, aku langsung merasa bingung, entah harus bagaimana. Apakah aku harus melanjutkan aksi menontonku itu, atau mengabaikannya saja karena takut aku akan rindu.
Dalam video itu, aku melihat tingkah Arya yang sangat berbeda. Lelaki yang ku kenal bersifat dingin dan karismatik itu, seolah menjelma menjadi makhluk tanpa malu.
Ia sengaja mengunggah video konyolnya dengan berjoget, menggunakan musik 'eta terangkanlah' yang menjadi viral akhir-akhir ini.
Tapi, tunggu. Ternyata Arya rela bertingkah konyol seperti itu hanya untuk menghibur Dena, kekasih barunya.
"Fei, lo gak papa?"
Aku ingin menangis saat itu juga. Bukanannya malah ikut tertawa seperti mereka.
Dunia terasa terbalik, begitu pikirku. Aku yang dulu selalu berusaha membuatnya tertawa. Kini, dia malah berusaha keras untuk membuat orang lain tertawa.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Yang Telah Usai
Short StoryDia bergegas pergi setelah menemuiku, dan aku masih terdiam begitu kaku. Apakah ada seseorang yang hatinya terasa biasa-biasa saja setelah dipatahkan?