Selingkuh itu candu. Siapa saja bisa tergoda. Contohnya saja Arya, teman masa kecilku juga pacarku sejak 4 tahun lalu.
"Udah, gak usah diperpanjang, aku sama Arya udah putus kok. Tapi, kita tetap baik-baik aja."
Batinku meringis. Aku ingin sekali menangis. Tapi, ketika melihat Arya yang baik-baik saja tanpaku, membuatku sedikit tergelitik. Bagaimana bisa aku merasa sesak berkali-kali sedangkan dia tidak perduli sama sekali.
Setelah Dena duduk di meja makan bersama kami. Aku langsung ditarik oleh Sesil untuk pergi ke kamarnya.
■■■
Mobilku baru saja menepi di hadapan kafe yang tidak jauh dari kompleks rumahku. Aku sudah menjadi pelanggan setia di kafe ini sejak statusku masih sebagai pacar Arya.
"Halo, Fei," sapa Alex, salah satu pramusaji yang usianya sama denganku.
"Lagi janjian sama Arya yah?" Sambungnya lagi.
Aku hanya tersenyum kemudian duduk di kursi yang jaraknya jauh dari keramaian. "Enggak kok."
"Lah terus si Arya lagi nungguin siapa dong?"
"Emang dia ada di sini?"
"Lo gak tau?" Muka Alex merengut hingga kedua alisnya menyatu.
Aku menggeleng.
"Tuh, dia di sana." Alex menggerakkan dagunya seolah menunjuk ke arah pintu keluar.
Lelaki yang mengenakan jaket boomber itu sedang memainkan ponselnya. Kemudian beberapa detik kemudian, gadis dengan rambut diikat menghampirinya. Aku sudah hapal wajah itu, dia Dena.
"Gue ke belakang dulu yah," pamit Alex padaku.
"Oh okey."
Rencananya aku pergi ke kafe ini untuk menenangkan pikiranku. Tapi, aku malah mendapati mereka berdua lagi.
Aku masih ingat, dulu, saat aku dan Arya merayakan Anniversary yang pertama sebagai sepasang kekasih. Ia sempat mengatakan kalau tempat ini sangat berarti, dan dia hanya ingin mengunjunginya dengan orang yang berarti pula.
Bahkan dia juga pernah berucap tidak akan mengajak wanita lain selain aku. Nyatanya, dia pergi bersama sahabatku. Gadis yang kini telah menggantikan posisiku.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Yang Telah Usai
Short StoryDia bergegas pergi setelah menemuiku, dan aku masih terdiam begitu kaku. Apakah ada seseorang yang hatinya terasa biasa-biasa saja setelah dipatahkan?