Cerita Mereka

5 Puluh

"Ndra, yu pulang."

Qiandra terbengong.

"Heh ko bengong?"

Qiandra terperanjat. "Eh iya. Lo ko disini?"

"Iya, tadi ada urusan kesini."

"Oh gitu."

"Mau pulang ga? Ayo bareng."

"Hah? Oh i-iya, Zam. Gapapa nih?"

"Gapapa lah. Ayo. Ntar keburu ujan."

----

05.58 PM
Rumah Qiandra.

"Makasih ya, Zam."

"Iya. Selow aja."

"Oh iya, buat rotinya juga makasih sama minumnya hehehe. Padahal gua bisa beli sendiri loh. Lo malah rep-"

"Tunggu."
"Roti?" Tanya Azzam bingung.

"Iya.. roti yang tadi pagi lo kasih. Lewat orang gitu."

Azzam diam sejenak, seperti orang mikir. "O-oh iya. Roti ya? Iya. Sama sama."

"Nah hehe. Iya. Yaudah gua masuk ya, lo hati hati dijalan. Sekali lagi makasih."

"Siap. Gua jalan ya."

---

Flashback on

"Anjir goblok, Rel. Jangan ujanan bego."

"Gapapa, Ki. Biar lo bisa liat gua basah basahan. Kan asik HAHAHA",

"Bodo anjing ngeselin. Ntar sakit mah gua yang repot sama mamah!"

"Kan biar diperhatiin kamu, Ki hehehe."

"Udah ih jangan ujanan!!!"

"Sini deh sini ujanan! Asik ujanan." Farel menarik Qiandra untuk ikut bersamanya bermain main dengan hujan.

"MASA KECIL KURANG BAHAGIA LO HAHAHAHA"

"Terus kalo kecilnya udah bahagia, pas dewasa ga berhak bahagia gitu? Asikin lah"

"Hahahahaha bener juga sih"

"Halah sok gamau ujanan, akhirnya nikmatin juga kan lo!"

"HAHAHA SIALAN"

--

"Kalian lagian kaya anak kecil aja sih ah. Jadi sakit gini!" Marah Bunda.

"Hehehhe abis asik bun" ucap Qiandra dengan senyum idiotnya yang diikuti oleh Farel.

"Nih teh angetnya."

"Ih adikku baik sekali."

"Kalian berdua masa kecil kurang bahagia ya?" Ejek Razka.

"Terus kalo kecilnya udah bahagia, pas dewasa ga berhak bahagia gitu?"

Farel tertawa lalu mengacak rambut Qiandra.

Dan melakukan high five.

"Bisa ya ngejawabnya" omel Bunda.

"Hachuuhhh!!!!" Qiandra bersin.

"HACHIMMM!!" Farel pun bersin.

Flashback off

'Maafin aku yang udah buat kamu sakit karna aku membiarkan rintikan hujan nakal itu menyentuh kulitmu'