6 Puluh 8

169 57 0
                                    

"Pagi adikku," sapa Qiandra pada Razka yang langsung diberi tatapan sinis.

"Dih, nape lo?"
"Pagi pagi udah cemberut aja,"

"Hayo, pada kenapa lagi, hm?"

"Gatau tuh, si Ade"

"Kenapa, De?"

"Gapapa, Bun." Jawabnya sambil menyantap sarapan.

"Ah! Gua hampir aja lupa! Lo kemaren mau cerita, ya? Duh, sorry sorry. Lo mau cerita apa, De?"

Inginnya Razka berkata, "telat bego!" Tapi apa daya, ada Bunda. Jadi, ia hanya senyum terpaksa.

"Senyum kepaksa pagi-pagi itu gaboleh loh, De." Razka merasa tersindir. Tapi memang kenyataan.

"Sabar, Raz. Sabar. Udah diem aja diem" batin Razka.

"Teh, Bunda keabisan gula sama garem. Ntar, tolong beliin, ya. Bunda soalnya abis ini mau langsung ke Toko."

"Siap, Bun. Nanti aku nyusul ke toko bareng Razka ya, Bun."

"Dih apaan? Emang gua udah nge iya in?" protes Razka.

"Heh, lo gamau bantuin Bunda?"
"Dasar, anak durhaka"

Kicep.

"Udah, ah. Kalian bukan anak SD lagi. Katanya janji gabakal berantem lagi?"

"Ya, abis Razka yang tiba-tiba jutek gitu,"

"Nyalahiinn!" Lagi lagi Razka protes.

"Ya emang, kan?"

"Au ah,"

---

"Teh Kiki?"

"Eh, Febri. Mau kemana?"

"Mau ke warung, Teteh?"

"Sama nih, yuk bareng!" Febri langsung mengangguk tanda setuju.

"Gimana sama Razka?" Tanya Qiandra saat diperjalanan.

"Gimana apanya, Teh?"

"Yeh, sok nutupin gitu ah."
"Itu kalian kapan jadian deh?"

"Aku sama Razka ga pernah pacaran, teh"

"Loh?! Ko?!"

----

"RAZKAA!!! Lo jahatt!!" Teriak Qiandra saat memasuki rumahnya.

Razka yang mendengar teriakan Qiandra langsung keluar kamar. "Apa sih, teh? Teriak-teriak,"

"Bilang sama gua, ayo cepet bilanggg!!!" Qiandra mulai mukul-mukul Razka dan ngetekin.

"Ih bilang apaan?!"

"Lo kalo deket sama cewek. Dan ngerasa cocok, kenapa harus nge gantung hubungan, sih?!"

"Aduhhh! Lepas dulu, ini sakit leher gua!" Razka memberontak.

"Yaudah, jelasin sama gua sekarang!" Tuntut Qiandra setelah melepaskan Razka.

"Yauda sih. Santai. Dari kemaren juga gua mau cerita itu ke lo. Tapi malah lo yang ikutan galau sebelum gua cerita,"

Qiandra merasa tertohok, "hehe.. kan gua udah minta maaf"

"Terus maaf lo yang sekarang bisa nyelesain masalah gua? Engga kan?"

"Ih! Razka ngambek,"

"Ya abis. Lo nya sih!"

"Yaudah, sekarang cerita."

"Ya gitu-"

"Ya gitu gimana?! Kan gua gatau!"

"Gua belom selesai cerita woy!!! Emosi pagi-pagi ah!"

Bukannya meminta maaf, Qiandra malah tertawa geli. "Yaudah, lanjut."

Razka pun cerita tentang masalahnya. Yah, seperti anak zaman sekarang. Deket tapi gak ada hubungan apa-apa. HTS-lah. Hubungan Tanpa Status. Tapi, ya mending lah ya. Status si HTS ini disetujuin sama kedua belah pihak, tapi kalo masalah Razka ya beda lagi. Kalo dia malah kaya nge gantung hubungannya. Mereka gak ada status apa-apa, Razka posesif gak ngebolehin Febri jalan bareng sama cowok yang lain, Razka bakal marah kalo Febri deket sama cowok, tapi kalo Febri tanya soal status mereka. Razka cuma diem atau ngalihin pembicaraan.

"Ya lagian lo nya juga sih! Cewek tuh ga mau digantung. Memangnya jemuran?! Terus, apa itu apa?! Posesif banget jadi cowok?! apa-apa dilarang!"

"Ya, terus gua harus gimana?"

"Ihhhh gua punya adek ko bego banget, sih?!"
"Lo sayang kan sama Febri?"

"Sayang lah. Dia kan temen gua."

"Lo udah yakin sama perasaan lo?"

Razka tak berkutik.

"Haduh! Ga heran sih. Perasaan sendiri aja ga ngerti, apalagi ngertiin perasaan yang lain?"

Kali ini, Razka yang merasa tertohok.

"Lo ngerasa, perasaan sayang lo ke Febri tuh cuma sebatas temen?"

"Iya,"

"Terus lo ngasih harapan ke Febry, merhatiin dia kaya orang pacaran, sering saling ngabarin kaya orang pacaran, ngejaga dia kaya ke pacar. Pas di tanya statusnya apaan, malah diem. Kalo lo ngerasa sayang lo ke dia cuma sebatas temen, kenapa lo diem pas ditanya status lo sama dia apaan? Kalo emang temenan, tinggal jawab temenan aja ko susah banget?."

Bener. Kenapa juga Razka harus bingung tentang status mereka? Mereka memang berteman, untuk apa Razka binggung menjelaskan statusnya?

"Itu artinya ada yang nge ganjel di hati lo. Iya kan?" Razka mengangguk pelan.

"Sekarang, lo cerita tentang Febri ke gua. Apa aja,"

"Febri. Anaknya baik, cantik, ga yang aneh-aneh kaya lo. Seru juga, ga berlebihan, ga ribet, ga-"

"Udah, udah. Nih, ya. Gua liat lo nyeritain dia aja mata lo berbinar-binar, senyum-senyum segala. Mana nih Razka yang sok cool depan cewek-cewek?"

"Iya, sih. Ebi satu-satunya cewek yang deket sama gua."

"Razka, coba lo pikir lagi. Udah bener belom sih, perasaan lo itu cuma sebatas temen?" Razka mencerna, ia terdiam sejenak seolah-olah tengah memikirkan sesuatu.

"Engga. Bukan, ini bukan cuma rasa sayang ke temen!"
"Teteh! Makasih banyak!!" Razka memeluk erat sang Kakak.

Qiandra balik memeluk dan mengacak puncak kepala sang Adik, "sana temuin Febri!"

Razka mengangguk mantap, "gua bakal tunjukin ke dia. Kalo gua bukan cowok PHP!"

Qiandra geli sendiri mendengar perkataan Razka, "alay amat sih lo!"

"Turunan dari lo!" Teriaknya seraya meninggalkan rumah.

"Gua orang pertama yang lo traktir ya!!!"

"Siap kanjengg!!!!"

Cerita MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang