BAB 4

39 2 0
                                    

Di rumah Gia

Gia membantu mamanya yang masak kue. Dia membantu menghias kue itu. Lalu mamanya berbicara,

"Habis ini, tolong anterin ke tempat Gio ya kuenya Gia. Soalnya kemarin mamanya kasih oleh-oleh dari luar kota." ucap mamanya.

Gia pun mengangguk. Lalu dia membereskan kerjaannya.

Setelah itu...

Gia tengah ada di dapur dirumah Gio. Dia pun membantu mamanya Gio. Lalu dia melirik rumah yang sepi. Lantas dia bertanya,

"Rumah kok sepi ya tante. Kemana si Gio?" tanya Gia.

"Oh.. tadi Gio telepon katanya dia lagi ada urusan. Tante gak tau urusan apa. Emangnya dia gak bilang sama kamu, Gia?" tanya mama Gio.

"Enggak sih tante. Soalnya tadi bareng temen pulangnya." jawab Gia.

"O.. ya deh." ucap tante.

Tapi sebenarnya Gia tau kemana Gio sebenarnya. Dia pun lalu membantu mama Gio.

###

Malam harinya...

Gia datang ke rumah Gio. Lalu mereka pun belajar di ruang tamu lantai 2. Gia asyik menjelaskan beberapa materi pada Gio. Sedangkan Gio sedang asyik main hp.

Gia yang melihat itu langsung marah. Lalu dia mengambil hp Gio. Gio menatap Gia marah. Gia hanya biasa aja.

"Gia! Balikin hp gue...!" ucap Gio marah.

Gia pun menghela nafasnya. "Emangnya ada apa sih di hp lo ini sampai lo gak dengerin gue. Lo tau kan nilai lo itu di bawah rata rata. Bukannya belajar malah main hp. Lo mau lulus gak? Dan bisa di terima di universitas manapun? Mau gak?" ucap Gia kesal.

Gio pun mendengus. "Gia.... itu masih lama banget. 2 tahun lagi. Tenang aja lah." ucap Gio acuh tak acuh.

"Pokoknya hp lo gue sita sampai kita selesai belajarnya. Oke." ucap Gia.

Gio pun lemas. Mau tak mau dia harus mengikuti kemauan Gia. Dia mulai mendengarkan materi yang dibacakan Gia.

2 jam kemudian...

Gia tertawa karena melihat tindakan yang dilakukan Gio. Gio sudah terkapar di karpet tempat mereka duduk. Wajahnya yang bengong dengan mulut terbuka dan matanya yang sayu. Lalu Gio komat kamit rumus matematika. Gia pun tertawa kencang mendengar Gio yang komat kamit seperti baca mantra.

Lalu Gio bangkit. Dia menatap tajam buku rumus matematika. Lalu menghela nafas. Dia pun bertanya pada Gia.

"Lo kok bisa sih jawabnya secepat itu. Sedangkan gue udah terkapar macam ikan di pinggir pantai untuk menjawabnya. Hebat lo." ucap Gio.

"Biasa aja. Lo harus lebih Giat belajar lagi. Lo gak mau kan nilai ulangan lo jelek lagi?" tanya Gia.

"Iya deh. Eh.. Gia tadi si Tiwi beneran nungguin gue latihan loh." ucap Gio sambil senyam senyum.

Gia hanya menghela nafasnya. Lalu Gio berbicara lagi.

"Gue harus lebih dekat lagi sama dia. Biar cepet gue gebet jadi pacar. Ya kan, Gia?"

Gia menatap Gio. Lalu menganggukan kepalanya. Gio tersenyum bahagia.

Gia langsung memberikan hape Gio. Lalu Gio menerimanya. Dia pun tersenyum melihat hpnya. Gia hanya menatap Gio. Lalu Dia membereskan bukunya.

Setelah itu, dia pun keluar dari rumah Gio. Dalam perjalanan menuju rumahnya, dia hanya memikirkan Gio. Sampai dimana dia membuka pintu pagar. Dia melihat jendela kamar Gio yang terang.

"Gue tau mana yang terbaik untuk lo, Gio. Semoga lo baik-baik aja." ucap Gia.

Lalu dia pun masuk ke rumahnya.

###

Vote dan comen ya...

Gio dan GiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang