Sungjae tersenyum bangga atas kemenangan dirinya.
Memang bukan untuk pertama kalinya dia mendapat juara nasional olahraga baseboll.
Tapi Sungjae merasa selalu berbeda setiap kali dia menang.Erma juga tampak tersenyum bangga pada Sungjae yang selalu berhasil membuatnya tak berhenti puas.
"Oma!!!" Sungjae berlari menuju Erma yang masih duduk ditribun penonton.
Sungjae sudah berganti pakaian.
Jaket biru tua yang sudah 2 tahun menjadi andalannya.Jaket itu tampak masih pas-pas saja ditubuh Sungjae.
Mungkin dulu jaket itu sangatlah kebesaran di tubuh Sungjae 15 tahun."Ayo kita rayakan kemenanganmu!" semangat Erma.
Sungjae memeluk lengan Erma, manja.
Tingginya sudah jauh diatas tinggi Erma.
Remaja yang atletis."Kau bau keringat,sayang" ucap Erma membuat Sungjae mengerucutkan bibirnya.
"Tapi kau terus membuat Oma bangga dengan bau keringatmu" lanjut Erma.Sungjae tersenyum lebar dan menuntun Erma menuju mobil mereka.
Sungjae yang mengemudi.
Erma sudah tak mampu lagi untuk mengemudi.
Masalah usia,tentunya."Sungjae!Belok ke area Mall!" suruh Erma.
Sungjae mengangguk dan mengikuti perintah Erma.
"Ayo!" Sungjae turun dengan cepat dan membukakan pintu untuk Erma.
Menuntun Erma memasuki dalam mall."Oma ingin membeli apa?biar Sungjae yang mencarinya" ucap Sungjae begitu dia mengambil kereta belanja.
"Ayo ke distro pakaian!"Sungjae menuntun juga mendorong kereta belanja dengan hati-hati.
Setelah sampai di distro pakaian, Erma menuju tempat pakaian hangat.
Sungjae sih ngikut aja.
"Oma,aku akan menuntun Oma. ini ramai,nanti Oma tertabrak orang" ucap Sungjae gemas sendiri melihat Erma yang bersikap seperti masih muda."Kau fikir Oma mu ini setua itu,huh?" Sungjae mendengus dan mengomel dalam diam.
Erma memilih jaket tebal,beberapa jas,kemeja,juga kaos.
Sungjae tak tau kenapa Erma membeli itu semua tanpa persetujuan dari Sungjae.Jelas itu untuk Sungjae, Erma tak mungkin mengenakan jaket warna dan model anak muda.
"Oma...." Sungjae menegur begitu Erma nyelonong begitu saja melewatinya.
"Huh?" Erma menoleh.
"Kukira kau ada disana!" Erma menunjuk laki-laki berjaket merah dekat alat make up."Sungjae kan sudah bilang,hati-hati. Penglihatan Oma sedikit menurun" ucap Sungjae yang diabaikan Erma.
Sungjae berdecak melihat Erma yang mengabaikannya.
"Kalau hilang bagaimana?" lirih Sungjae dan mengikuti Erma yang tak mau digandengnya.Setibanya di rumah Sungjae menuntun Erma ke kamar.
Erma butuh istirahat.
"Jangan pakai jaket ini lagi!" Sungjae mengiyakan.Padahal hanya bohong semata.
Sungjae menyukai jaket ini.
Juga jaket dari Erma yang dari Korea juga.
Setalah melihat Erma terlelap,Sungjae menuju kamarnya untuk mandi.🚿🚿🚿
"Tuan Sungjae....." suara pelayan diluar kamar Sungjae menggema.
Sungjae dengan segera mengenakan baju hangat."Ada apa?" tanya Sungjae setelah berpakaian dan membuka kamarnya.
"Ada tamu tuan diluar" Sungjae mengernyit.
Siapa?
Hanya Ilhoon dan Peniel yang tau rumahnya.
Tapi untuk apa pelayan ini memanggilnya?
Kan mereka berdua sudah biasa kesini.Sungjae menatap pemuda yang kira-kira seusianya.
Pemuda itu duduk di sofa dengan menunduk.
"Maaf?" Sungjae menyapa."Huh?" pemuda itu mendongak dan berekspresi aneh.
Seperti kaget,bahagia,lega,sedih atau apalah....
"Kau siapa?" tanya Sungjae membuat pemuda itu menatap Sungjae dengan ekspresi bingung.
"Em't..... Aku orang Korea" Sungjae mengangguk paham kalau pemuda dihadapannya tak paham bahasa Jepang.
"Jadi....kau siapa?" tanya Sungjae dengan bahasa Korea nya.
"Lim Hyunsik. Aku kakakmu,Sungjae...." Sungjae mengernyit tak mengerti.
"Kau bicara apa?aku ta....."
"Sungjae! Masuk ke kamarmu!" Sungjae tak melanjutkan ucapannya saat Erma memerintah.
Perintah yang harus dipatuhi tentunya.
Sungjae mengangguk dan berjalan naik menuju kamarnya."Untuk apa kau kesini?" tanya Erma setelah mendengar suara pintu tertutup.
"Oma.....aku.... Ingin bertemu Sungjae juga Oma" Erma tersenyum miring.
"Benarkah?terimakasih sudah merindukan cucuku.Tapi aku tak berharap cucuku dirindukan manusia sepertimu" Hyunsik menelan ludahnya susah payah.
Erma tampak belum memaafkan Hyunsik.
Tapi Hyunsik tak akan menyerah.
Dia bisa bertahan karena dia sudah 17 tahun.
Dia sudah mulai dewasa.
Dia tau apa yang harus dia lakukan."Aku tak akan pergi.Aku harus bertemu dan membuat Sungjae menyapaku" kukuh Hyunsik.
Erma tertawa rendah.
"Kau tak akan disapa oleh dia.Memangnya kau siapa yang berharap disapa orang seperti Sungjae?" Hyunsik menunduk."Oma....biarkan aku berbicara dengan Sungjae.Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja atau tidak" Hyunsik membujuk Erma agar mau mengijinkannya.
"Jelas dia baik-baik saja selama tak ada kau dan keluargamu!" sinis Erma penuh penekanan.
"Pergilah!" usir Erma.Hyunsik menggeleng.
Dia tak akan menyerah!"Sekali ini saja Oma...."mohon Hyunsik.
"Jangan kotori lantai rumahku!"
Hyunsik tak tau harus apa saat mendengar seruan dari Erma.
Apa Hyunsik sekotor itu?
Semenjijikan itu?
Sampai Erma tak mau lantai rumahnya diinjak Hyunsik!"Jangan pernah temui Sungjae! Atau kau akan membuatnya kembali terluka"
Hyunsik menunduk dan berpamitan pergi.
Hyunsik tak bisa menolak ucapan Erma
Apa yang dikatakan Erma sepertinya benar.Sungjae akan merasakan kembali kesakitan dimasa lalu kalau dia menemui Sungjae.
Sungjae tampak menatap pemuda yang baru saja keluar rumahnya.
Ada perasaan tak rela melihat pemuda bernama Hyunsik itu pergi.
Tapi pada akhirnya Sungjae hanya diam menatapi Hyunsik dari balkon kamarnya.Sungjae diam sampai tubuh Hyunsik hilang dibalik gerbang rumahnya.
Sungjae menunduk."Hyunsik....." gumam Sungjae.
Seperti tertusuk jarum.
Ada perasaan tersengat namun tak tau dimana letak sengatan itu berasal.Sungjae berharap tau apa yang sebelumnya terjadi padanya.
Sungjae ingin tau siapa Hyunsik itu dan kenapa dia bisa merasa dirinya ada yang hilang."Oma...." Sungjae memekik dan bergegas mencari Erma.
Dia harus tau dan satu-satunya petunjuk adalah Erma.
Erma pasti kenal siapa Hyunsik dan tau dirinya yang hilang..
.
.Makin gaje....
Benar-benar nguras pikiran biar jadi.
Jadwal sekolah padat.
Apalagi kemarin sakit.Ada yang nunggu gak ya????
Kalo ada alhamdulillah tapi maaf karena mengecewakan.Kalo gak ada ya udah.
Tbc.....
KAMU SEDANG MEMBACA
[Telah Terbit] Brother
FanfictionSaudara kembar yang memiliki sifat bertolak belakang. Si sulung mempunyai dukungan keluarganya namun tidak untuk di lingkungan masyarakat. Sedangkan si bungsu sama sekali tidak dianggap di keluarganya namun memiliki banyak teman yang selalu membantu...